Aku Mah Apa Atuh


Aku mah apa..
Suudzon selalu kau lontarkan kepadaku, sakit rasanya.
Dan mungkin suatu saat nanti kau akan menyesal telah meninggalkanku dengan perkataan yang begitu menyakitkan.
Aku mengerti bahwa aku tak sepenuhnya sempurna, bahkan jauh dari sempurna.

Aku menyimpan perasaan ini untukmu, hanya untukmu. Sederhana yang ku minta, jika kau memiliki perasaan yang sama, mengapa tak kau tunjukkan kepadaku? Atau selama ini aku hanya merasakan cinta satu arah?
Meskipun aku telah meyakinkan diri untuk menghapuskan perasaan ini, namun saat kau berkata bahwa aku adalah gadis yang sama seperti gadis yang lain-lain hatiku sakit tak karuan. Seperti kiasan sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Baguslah kalau itu memang persuasi milikmu, aku akan menjauh secara perlahan. Sesuai dengan persuasimu aku akan menghilang bersama rasa sakit yang aku rasakan.
Andaikan kau tahu bahwa namamu yang selalu ku sebut dalam do’a ku, entah dalam keadaan apapun. Namanya yang selalu ku ucap, tentang ujian-ujian yang akan kami lalui di sekolah ataupun tentang cita-cita yang kami damba-dambakan.
Bukan hal muluk-muluk mengenai perasaan cinta atau semacamnya, namun hal-hal kecil seperti kesehatan, tidur nyenyak-teratur dan makan dengan baik-teratur atau hari-harinya berjalan baik atau tidak yang selalu kuutarakan dalam kepingan do’a ku.
Mungkin do’a dari seorang sepertiku tidak ternilai dimatamu. Mungkin aku hanyalah orang dibalik layar atas kebahagian di hidupmu. Aku hanyalah peran pendukung yang mungkin akan tersingkirkan oleh pemeran utama. Aku hanyalah butiran debu dimatamu, tak ternilai, tak berharga, tak terlihat dan tak dapat digapai.
Dariku, yang selalu diam dalam rindu. Yang selalu menyebutmu dalam do’a.

Komentar

Postingan Populer