You’re Mine
Title : You’re Mine [Part 1]
Sub
Title : Angel and Peter Pan
Genre : Romance
Type : Multichapter
Ratting : PG
Author : Ucii Pradipta
Cast : Ryutaro Morimoto, Furukawa
Yuki, Ichiko Sugawara [OC], Shizuka Suzuki [OC], Ayaka Tanaka [OC]
Disclaimer : This is Just a fanfiction. Ryutaro
Morimoto and Furukawa Yuki is belong to their parent and themselves. Ichiko
Sugawara belong to me. Sizuka Suzuki and Ayaka Tanaka is other character made
by me. All of this character is belong to god. I wrote this fiction juast
because I miss Ryutaro, plus I just fall in love with Furukawa Yuki. Ini Cuma
fiction yaaa~ saya masih butuh kritik dan saran, jadi setelah membaca fiction
ini harap memberikan komentar. Thakyou! Selamat membaca!^^
You’re
Mine
Dibawah
pohon sakura yang sedang bermekaran, aku duduk. Menunggu seseorang yang sudah
kutunggu-tunggu kedatangannya sejak dulu. Sudah hampir 3 tahun ia tak kembali.
Setiap jam 4 sore, aku selalu menantinya ditaman kota.menantikan kepulangannya.
Surat-surat
yang ku kurimkan setiap minggunya juga tak pernah ada balasan. Aku sering
berfikir ‘akankah kau melupakanku?’ atau
‘apakah kau masih hidup?’
[Flashback]
#Author POV
“Ichiko..
Ichiko-chan!” panggil seorang gadis. Sontak saja Ichiko menoleh ke sumber
suara. Ichiko Sugawara adalah siswa SMA kelas X-B berumur 15 tahun. Ia adalah
tipe gadis yang ceria, yang ramah memberikan senyum manis terhadap semua orang,
tak terkecuali, termasuk orang yang membencinya, Ayaka Tanaka. Gadis yang duduk
dikelas X-A.
“Ichiko-chaaaan…
chotto matte yo!” kata gadis itu lagi yang sukses menghampiri Ichiko. Nafasnya
terengah-engah.
“Eh?
Doushita no Sizuka-chan?” Tanya Ichiko kepada gadis yang tadi mengejarnya itu
yang sekarang sedang mengatur nafasnya. Shizuka Suzuki adalah teman sekelas
Ichiko, beumur 15 tahun. Jika gadis ini mulai kesal, maka kata-katanya tidak
dapat dikendalikan lagi, emosinya gampang sekali naik.
“Ayo
ikut aku!” kata Sizuka kemudian menarik Ichiko ke gedung olahraga
“Kenapa
sih? Kenapa harus berlari?” Tanya Ichiko agak kesal. Ketika ia berlari menuju
gedung olahraga, tak sengaja matanya melihat sesosok siswa lelaki. Matanya
tertuju kepada murid laki-laki yang sedang berjalan sendirian menuju arah yang
berbalikan dengan tujuan Ichiko. Siswa itu bernama Ryutaro Morimoto. Ia adalah
siswa teladan disekolah. Selain karena prestasi akademiknya, wajah dan juga
proporsi tubuhnya membuat dirinya terkenal.
Ketika
Ichiko berpapasan dengan Ryutaro, mata Ichiko terbelalak. Ia merasakan sesuatu
yang aneh. Dadanya berdebar lebih cepat dari sebelumnya, bukan karena lari.
Tangan
kanan Ichiko memegang dadanya sendiri, merasakan debaran aneh yang barusan ia
rasakan.
“Apa
ini? Yang barusan itu apa?” gumam Ichiko
“Eh? Apa
yang kau katakana tadi? Aku tidak dengar dengan baik” Tanya Sizuka yang
mendengar gumaman Ichiko.
“Iie,
betsuni”
“Dasar
kau ini, tidak jelas.. ”
“….” Tak
ada jawaban dari Ichiko. Ia hanya menunduk. Kemudian langkahnya terhenti.
“Wuaaah…
Ichiko! Lihat! Keren sekali!” lanjut Sizuka dengan heboh.
“Kyaaaa,
Reno-senpai kakkoiiiiiii” lanjutnya
Ichiko
mendongak. Penasaran apa yang dihebohkan temannya itu.
Mata Ichiko
kembali terbelalak. Ia melihat seorang malaikat yang terbang. Tidak, lebih
tepatnya seorang pemain basket yang sedang melakukan three point shoot. Dimata
Ichiko, ia seperti melihat seorang malaikat yang terbang dengan dikelilingi
dengan taburan bintang yang semakin membuat matanya silau.
Bruk..
tiba-tiba bola basket mendarat di dahi Ichiko.
“Kagayaki..
kagayaki..” kata Ichiko berulang-ulang tak sadarkan diri
“Ichiko!
Daijoubu ka? Ichikoooooo” kata Sizuka cemas. Suaranya semakin meredup, dan
cahaya putih semakin menjadi-jadi. Ichikopun tak sadarkan diri.
*****
Setelah
tak sadarkan diri 2 jam, Ichiko-pun terbangun. Sekarang ia berada di UKS. Ia
merasakan sesuatu yang berbeda di dahinya, dahinya dikompres es. Kemudian ia
melepaskan kompresnya. Dan mencoba duduk.
Ia juga
mencoba untuk memegang dahinya.
“Ittaaaaiiiiiiiiiiii”
keluhnya.
Tak
sengaja melihat bayangan, Ichiko turun dari ranjang pasien. Karena penasaran,
ia membuka tirai yang menutupi ranjang pasien.
Ada
seseorang siswa laki-laki yang berdiri menghadap keluar jendela. Sedetik
kemudian, siswa itu berbalik arah. Menghadap ke arah Ichiko.
“Eeeehhhh?”
celetuk Ichiko. Siswa itu berjalan mendekati Ichiko.
“Gomenasai.
Kau tidak apa-apakan?” tanyanya
Ichiko
tak menjawab, hanya mengangguk canggung.
“Aah,
wakatta. Boku wa Yuki desu. Furukawa Yuki. Aku dari kelas XI-C. Aku yang
menyebabkan kepalamu benjol.”
“Aa..”
celetuk Ichiko lagi sambil mengelus dahinya.
“Kau
tidak apa-apakan?”
“Un,
daijoubu desu”
“Souka…
Jya” kata Yuki kemudian meninggalkan Ichiko.
Ichiko
terdiam. Ia sepertinya menyadari suatu hal..
“Itu..
itu tadi.. hah? Itu tadi malaikat-ku!” jadi… jadi.. jadi namanya Furukawa Yuki?
Kyaaaaaaa” kata Ichiko heboh menyadari hal itu. Ichiko tersenyum lebar. Ia
jatuh berlutut saking senangnya.
Beberapa
waktu kemudian Sizuka dating. Ia panic.
“Ichiko-chan,
Ichiko-chaaann. Daijoubu ka?” Tanya Sizuka panik
Ichiko
tak berekasi. Ia tetap tersenyum lebar. sizuka menggoncang-goncangkan tubuh
Ichiko.
“Ichikoooo,
ada ice cream vanilla!!!!!” teriak Sizuka
Yang
benar saja, sedetik kemudian Ichiko tersadar.
“Mana?
Mana ice cream vanillanya?”
“Tidak.
Tidak ada”
“Aaah..
kau ini”
“Kau
tahu tidak? Aku sangat menghawatirkanmu! Aku takut kau kenapa-napa”
Ichiko
tersadar. Ia mendadak jadi heboh. Ia menyentuh dan meremas lengan Sakura.
Dengan mata yang berbinar Ichiko mulai bercerita apa yang ia rasakan barusan.
“Sizu..
Sizuka-chaaaannnnn” kata Ichiko senang
“Kau
kenapa? Apa bola basket yang mendarat di dahimu itu membuat otakmu bergeser?”
jawab Sizuka bingung sambil mengecek kepala Ichiko.
“Ie..
daijoubu desu. Aku, aku telah bertemu malaikat-ku”
“Ehh?
Siapa?”
“Ano
senpai… yang aku lihat tadi sedang melakukan three point”
“Ahh..
itu Furukawa Yuki senpai” kata Sizuka seperti mengingat-ingat.
“Ehhh?
Jadi kau sudah tau namanya? Kenapa kau tidak memberitahukan kepadakuuuu?”
“Hehehe
habisnya kau tidak bertanya sih..”
“Etto…
jangan bilang kau menyukainya?” lanjut Shizuka
Tak ada
jawaban dari Ichiko. Ichiko terlihat sedang membayangkan sesuatu dan tampak
tenang sekali. Kemudian Shizuka bertanya hal yang sama lagi. Tapi kali ini
dijawab dengan anggukan dan senyuman yang penuh arti.
“Kalau
begitu kau banyak saingannya” jelas Shizuka
“Eeeh?
Saingan? Apakah dia se-terkenal itu?”
“Tentu
saja.. dia itu prince nya sekoah
kita.aku dengar dia juga pebasket nasional” jelas Sizuka
“Pasti
sangat susah untuk mendapatkannya….”
****
#Ichiko POV
“Aa..
jadi namanya Furukawa Yuki” gumamku sambil membayangkan senpai itu
Aku
menendang-nendang kerikil yang ada dijalan. Saking semangatnya untuk mencari
info lebih dalam sang senpai, aku menendang kerikil yang kemudian tak sengaja
terkena di kepala seseorang.
“Ittai..”desah
seseorang kesakitan.
Astaga.. kena seseorang!
Gawattt!!!! batinku
merasakan hal yang gawat ..
Langsung
saja aku larimenuju ke orang yang kena kerikil yang ku tending tadi.
“Gomen..
gomenasai kudasai” kataku sambil menunduk
“Gomen..
aku sangat menyesal. Aku tidak tau kalau didepanku ada orang” lanjutku
“Daijoubu
yo” jawab orang itu
Syukurlah orang itu tidak marah batinku..
Aku
kembali berdiri tegak. Menyunggingkan senyum andalanku.
“Ana..
Anata?!” kataku kaget
Dia.. dia orang yang membuat
dadaku berdebar tadi siang…
“Apa
kita pernah kenal sebelumnya?” Tanyanya sambil menyunggingkan sebelah alisnya
“Nai
desu”
“Aa..
sepertinya kita satu sekolahan” lanjut orang itu
“Eh?”
celetukku
“Blazer
kita sama, berarti kita satu sekolahan. Perkenalkan namaku Ryutaro Morimoto.
Aku dari kelas X-D. yoroshiku onegaishimasu” katanya memperkenalkan diri.
‘Aa..
Aku Ichiko Sugawara, dari kelas X-A. yoroshiku onegaishimasu” jawabku malu-malu
“Kawaii
na~”
“EEhh?”
***
Sejak
hari itu, aku dan Ryutaro menjadi semakin dekat. Dirinya yang pintar, membuatku
semakin bersemangat belajar, tetapi tetap saja dia lebih pintar dariku. Jelas
saja, dia urutan kedua paralel dari ratusan siswa. Aku jauh dibawahnya.
Letih
setelah berlatih lompat tinggi. Aku terkapar dimatras. Sendirian, merasakan
keringat yang mengakir dari dahiku. Rasa pusing menyeruak tiba-tiba ketika
nilai-nilai akademik-ku yang begitu mengerikan itu melintas di otakku.aku
bangun, mendudukkan posisiku.
“Aaah…
bagaimana ini? Nilai-niali akademikku jelek sekali. Pasti otou-sama akan marah
dan kecewa padaku” eluhku
Tak
terasa ada cairan yang keluar dari hidungku, cairan yang berwarna merah. Aku
mencoba membersihkannya, namun tiba-tiba ada sesuatu yang dingin menyentuh pipi
kananku. Secara spontan, aku menoleh. Ryutaro,ya Ryutaro. Ia menempelkan sebuah
botol pocari sweat ke pipiku.
Wajah
yang awalnya tersenyum manis itu, sekarang berubah menjadi wajah khawatir.
“Ichi-chan?
Daijoubu ka?” kata Ryutaro kemudian duduk di sampingku.
Melihat
kekhawatirannya yang seperti itu, aku hanya bisa tersenyum menandakan ‘aku baik-baik saja’.
“Daijoubu
dayo” elakku
Sedetik
kemudian, ia mendekat. Wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Tangannya yang
bersih itu kini sedang membersihkan darah yang keluar dari hidungku.
Aku
tertegun. Ekspresi dan perbuatan yang ia lakukan itu, sama seperti otou-sama.
Ketika aku kecil, aku sering mimisan. Otou-sama yang selalu membantuku
membersihkan darah yang keluar dari hidungku. Cara ia melihatku, cara ia
membersihkan darah yang keluar dari hidungku, semuanya dilakukan dengan lembut
dan penuh perasaan.
“Daijoubu,
Ryutaro-kun” elakku lagi ketika aku selesai tertegun
“….” Tak
ada jawaban darinya
“Ryutaro-kun….”
“Yosh,
selesai. Sudah bersih. Apa maksudmu dengan kata ‘daijoubu’? kau itu kecapekan, dan banyak fikiran. Beristirahatlah!
Aku khawatir kalau terjadi sesuatu denganmu”
Apa yang
barusan ia katakan? Sebuah pernyataan?
“Go..gomen”
Kini, ia
mengambil posisi berdiri. Kemudian ia berdiri didepanku. Ia mengulurkan
tangannya.
“Ayo
pulang”
“Hai..”
kataku kemudian menyambut uluran tangannya itu.
Tangannya
begitu besar, hangat, dan penuh dengan kasih sayang. Aku bisa merasakan jika
ada sesuatu yang terkoneksi antara aku dengan dia — Ryutaro — orang yang
khawatir denganku.
Ketika
perjalanan pulang….
“Apakah
kamu pusing?” Tanya Ryutaro memulai pembicaraan
“Umm..
sedikit”
Ia
mengulurkan tangan kanannya.
“Genggamlah
tanganku ketika kau merasa lelah, aku ada disini. Disampingmu. Aku akan
melindungimu” jelas Ryutaro kepadaku
Aku
menunduk, pipiku terasa panas. Ia mengucapkan hal yang tak kukira sebelumnya.
“Maukah
kau percaya padaku Ichi-chan?” lanjutnya
Aku
mendongak, menatap matanya. Aku melihat ketulusan dan keseriusan dimatanya itu.
Aku juga bisa merasa aman dan nyaman jika berada didekatnya. Dan juga, aku bisa
berdebar hanya jika bersamanya. Aku meyakinkan diriku.
“Jika
aku mau. Dapatkah kau mejaga kepercayaanku?” aku balik bertanya
Dia
tersenyum padaku.
“Tentu.
Aku tidak akan menyakitimu” jawabnya
Kemudian
baru aku menerima uluran tangannya. Kehangatan dan ketulusan aku rasakan dalam
genggamannya itu.
“Sebenarnya
kau memikirkan apa? Apa ada masalah?” Tanya Ryutaro
“Etto,,,
sebenarnya ini masalah pelajaran disekolah. Nilai-nilai akademikku sangat
suram”
“Soukka..
mau belajar denganku?” tawar Ryutaro
“Hontou?”
kataku heboh
“Mochiron
desu~”
“Arigatou
naaa Ryutaro-kun” jawabku kemudian tersenyum.
Tak
terasa sudah sampai depan rumah.
“Ne,
Ryutaro-kun. Arigatou na. jyaaaa!” pamitku kemudian berbalik arah, melangkah ke
pintu masuk rumah.
“Chotto..”
kata Ryutaro kemudian ia menarik tanganku.
CUP..
Sebuah
ciuman mendarat dibibirku. Aku hanya bisa diam. Aku tak tau harus berbuat
bagaimana. Ini ciuman pertamaku.
“Daisuki
dakara…” katanya kemudian memberikan senyuman mautnya kepadaku. Ia melangkah
menjauh.
“Jya
mataaaa!” lanjutnya sembari melambaikan tangannya kepadaku.
Akupun
tersadar…
“Jya!!
Hati-hati dijalan” balasku.
****
#Author’s POV
Dari
balik jendela ada sepasang mata yang melihat Ichiko dan Ryutaro yang pulang
bersama, dan kemudian berciuman.
Mata
orang itu terbelalak ketika melihat Ichiko dicium oleh lelaki yang mengantarkan
pulang. Sejurus kemudian, matanya terfokus pada orang yang mencium Ichiko itu.
Sampai Ryutaro hilang dari pandangannya, barulah orang itu berbalik arah dan
pergi.
****
Keluar
dari kamar mandi, Ichiko menggunakan handuk dikepalanya, berkostumkan piama
pink. Kemudian ia duduk dipinggir ranjangnya. Ia tersenyum senang.
“First
kiss.. kyaaaaaa~ Aku tidak membayangkan jika akan jadi secepat ini. Kyaaaaa”
jerit Ichiko heboh kemudian mengguling-gulingkan tubuhnya diranjak.
Kemudian
ia berhenti. Kini tubuhnya terlentang di ranjang.
“Ryutaro-kun…
daisukiiiii!!! Nyehehehehehe” kata gadis itu lagi sambil cengengesan sendiri.
Drrrtt… drrtt.. drrtt…
Handphone
gadis itu bergetar. Nampaknya ada sebuah email yang masuk.
From : Ryutaro Morimoto
Subject : Oyasumi
Ichi-chan, sudahkah kau
mengantuk? Tidur yang nyenyak ya^^
Gadis
itu tersenyum ketika membacanya. Kemudian ia membalas emailnya.
To : Ryutaro Morimoto
Subject : Re-Oyasumi
Aku belum begitu mengantuk
Ryuu-kun. Terimakasih tadi sudah mau mengantarkanku pulang (✿◠‿◠)
Tanpa
ragu gadis itu menekan tombol send. Tak lama kemudian emailnyapun dibalas
From : Ryutaro Morimoto
Subject : Re-Re-Oyasumi
Benarkah?
Sebaiknya kau segera tidur. Kau pasti capekkan hari ini? Besok juga masih ada
banyak kegiatan disekolah, cepat tidur ya~
Nyehehe,
douita. Aku juga senang mengantarmu pulang (ღ˘⌣˘ღ) ♫・*:.。. .。.:*・
To : Ryutaro Morimoto
Subject : Mataashita
Baiklah
aku akan tidur. Oyasumi (○゜ε^○)
Setelah
mengucapkan selamat malam, gadis itupun tertidur di ranjangnya. Ia tetap
tersenyum meskipun kini ia sedang tidur.
****
“Ohayou
gozaimasu” kata ichiko menyapa keluarganya yang kini tengah berada di meja
makan.
“Ohayou
Ichi-chan, bagaimana dengan sekolahmu?” Tanya ayah Ichiko
Ichiko
diam sejenak, ia mencoba meyakinkan diri
“Maamaaa~
tidak terlalu buruk” elaknya kemudian melanjutkan sarapannya
“Benarkah?
Kalau begitu ketika ujian akhir semester nanti kamu bisa dapat posisi 100
teratas?”
“Uhukk…”
Ichiko tersedak
“Bagaimana?
Pasti bisakan?” pancing ayahnya
“Un..
ganbarimasu” jawab Ichiko lemas
Tak lama
kemudian Ichiko menyelesaikan sarapannya dan pergi ke sekolah
“Jaa..
ittekimasu” kata Ichiko masih lemas
Ichiko
kembali bersemangat ketika melihat seseorang berdiri didepannya dengan senyuman
yang indah.
“Ohayou~~”
sapa orang itu
Bibir
Ichiko menyimpulkan sebuah senyuman. Matanya kembali terlihat bersemangat.
Kemudian ia berjalan mendekati orang itu.
“Ohayou
Ryutaro-kun” balas Ichiko
“Bagaimana
tidurmu semalam?”
“Nyenyak
sekali”
“Kalau
begitu, sudah siapkah untuk semangat belajar hari ini?”
“Siap
tidak siap aku harus semangat. Ayahku menyuruhku untuk mendapatkan peringkat
100 besar”
“Baguslah
kalau begitu. Kita bisa berjuang bersama-sama” jawab Ryutaro kemudian
tersenyum.
Ketika
pasangan baru itu memasuki gerbang sekolah, ada sepasang mata yang mengintai
mereka dari balik pepohonan.
****
#Ichiko POV
Sial,
aku mulai mengantuk.
“Interaksi
sosial adalah interaksi yang dilakukan….” Jelas guru IPS
Pelajaran
ini benar-benar seperti pelajaran mendongeng, yang bisa membuat orang mengantuk
dengan mudahnya. Namun aku teringat wajah Ryutaro. Dengan mengingat wajahnya,
aku tidak akan mengantuk.
PLOK…
Sebuah
sentilan mendarat di dahiku
“Itaaiiiiii”
jeritku
“Apa
yang sedang kau bayangkan? Dari tadi hanya cengar-cengir saja! Cepat keluar!
Kelilingi lapangan 5 kali!”
“Lima?
Eh? Limaaaaaa?!”
“Kenapa?
Kurang?”
“Etto,,
tidak! Tidak pak!” jawabku kemudian lari ke lapangan.
****
“Waaah,
besar sekali lapangannya. Mana mungkin aku bisa memutarinya lima kali?!”
“Haaah
yasudahlah” lanjutku kemudian mulai berlari-lari kecil
Diujung
sana, aku melihat malaikatku sedang bermain softball. Dilihat dari arah
manapun, ia memang terlihat seperti malaikat. Furukama Yuki-senpai. Tak sadar,
aku terjatuh. Tersandung batu.
“Ittaaiiiii”
jeritku
“Aish..
pasti karena tidak melihat lintasan lariku. Aish..” kataku membersihkan diri
dari debu.
Ternyata
sikutku berdarah.
“Kau
terjatuh?” kata seseorang
Otomatis,
aku mendongak, melihat ke sumber suara. Betapa mengejutkan. Kini, malaikat yang
kulihat tadi dari kejauhan, sekarang berdiri tepat dihadapanku.
“Aah,
kau yang waktu itu” lanjutnya. Betapa senangnya diriku, sepertinya dia masih
mengingatku
Ia
mengulurkan tangan kanannya, mencoba menolongku berdiri.
“Ayo ke
UKS” lanjutnya
Aku
hanya mengangguk..
Setelah
sampai di UKS, ternyata tidak ada guru yang jaga.
“Bagaimana
ini.. emm, sepertinya ada obat luka disini” kata Furukawa-senpai si malaikatku
itu.
“Ah..
ini dia. Em, siapa namamu? Aku baru sadar kalau aku belum tau namamu”
lanjutnya..
“Aa..namaku
Ichiko Sugawara. Aku dari kelas X-B”
“Baiklah,
Sugawara-san, kemarikan tanganmu yang luka. Aku bisa mengobatinya”
“Oh..
Un..” jawabku canggung
Dengan
lembut dan penuh konsentrasi, ia mengobati lukaku. Perihnya pun terasa
menghilang seketika. Aku kembali teringat bagaimana otou-sama mengobati lukaku
juga. Aku merasakan kehangatan dan perhatian yang sama.
Aku tertegun.
Bagaimana
aku bisa merasakan hal yang sama kepada orang ini? Orang ini hanyalah orang
yang kukagumi. Dia bukan Ryutaro. Tapi kenapa? Apakah ia benar-benar malaikat
untukku? Malaikat yang datang saat aku sedang terpuruk?
“Nah,
Sugawara-san, sudah selesai” kata Furukawa-senpai
Aku
melihat ke sikutku yang kini sudah diobati.
“Arigatou
gozaimasu..” kataku
“Lain kali
perhatikan jalanmu. Jangan samapai terkecoh. Supaya kau tidak jatuh seperti
tadi. Kalau begitu, aku duluan. Jaga dirimu baik-baik Sugawara-san.” Kata
Furukawa-senpai kemudian berpamitan tanpa lupa menyunggingkan senyumannya.
Aku
hanya memerhatikan punggungnya. Berharap ada sayap putih disana.
****
#Author POV
Teeeeettttttttttt…….
Suara
klakson bus menyadarkan lamunan Ichiko.
“Ichi-chan,
daijoubu ka?” Tanya Ryutaro khawatir.
Ichiko
tersenyum, “Ne, daijoubu desu”
“Benarkah?
Kalau begitu ayo ikut aku” kata Ryutaro kemudian menggandeng tangan Ichiko.
“Mau
kemana kita?” Tanya Ichiko polos.
Ryutaro
hanya tersenyum. Kemudian menutup mata Ichiko dengan skayer yang ia bawa.
Setelah
sampai di depan Tokyo Tower, Ryutaro membuka penutup mata Ichiko.
“Waaahh..
Indah sekali” kata Ichiko
“Ayo
masuk” kata Ryutaro
Setelah
sampai dilantai tertinggi, Ryutaro memasangkan mahkota bunga yang ia buat tadi
siang.
“Aku
akan membuatmu terbang di langit, merasakan hembusan angin ketika terbang,
seperti Wendy” jelas Ryutaro
“Maka
kaulah Peter Pan” kataku
“Ya,
akulah Peter Pan yang akan membuatmu menunggu hanya untuk bisa melihatku
terbang dilangit” balas Ryutaro kemudian berjalan mengelilingi Ichiko sambil
berpose bak Peter Pan sungguhan.
“Coba
saja kalau berani” jawab Ichiko
“Baiklaahhh,
bersiaplah untuk terbang~” kata Ryutaro kemudian mengangkat tubuh mungil
Ichiko.
“Kyaaaaaa
berhentiiii”
****
Setelah
seharian pergi dengan Ryutaro, Ichikopun kembali ke rumah. Ketika malam tiba,
Ichiko melihat keluar jendela. Ia melihat sang bulan yang sedang memantulkan
cahayanya ke bumi.
“Malaikat
ataukah Peter Pan yang sebenarnya kau berikan kepadaku tuhan?”
****
[Flashback
end]
#Ichiko POV
Hembusan
angin musim semi masih menemaniku. Kini aku mengerti mengapa aku menunggunya
selama ini.. karena kau adalah Peter Pan ku. Dan juga, aku tersadar. Bahwa tak
hanya malaikat yang dapat terbang, namun juga ada makhluk bernama Peter Pan
yang juga bisa terbang.
========================================================================
TBC!!! Thankyou for reading :)
Komentar
Posting Komentar