Temo Demo no Namida
Title : Temo Demo no Namida
Genre : Romance
Type : SongFict
Ratting : PG
Author : Ucii Pradipta
Cast : Ichiko Sugawara, Shouta
Yamamoto
Disclaimer : This is Just a fanfiction. Ichiko
Sugawara belong to me and Shouta Yamamoto is character made by me. Fict ini
terinspirasidari lagu JKT48/AKB48 yang judulnya Temo Demo no namida. Fiction
ini juga terinspirasi kehidupan dunia nyata saya yang benar-benar suram dan
semoga segera dicerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Fiction ini aku kasih judul
yang sama dengan lagu yang menginspirasi cerita ini karena memang pas. Ini Cuma
fiction yaaa~ saya masih butuh kritik dan saran, jadi setelah membaca fiction
ini harap memberikan komentar. Thakyou! Selamat membaca!^^
Temo Demo no Namida
Musim
semi tiba. Musim yang aku nanti-nantikan. Musim dimana kita dapat mengenal
banyak orang baru dalam hidup kita.
Kehidupan
SMA-ku pun dimulai..
Aku
Sugawara Ichiko. Murid tahun pertama di sekolah menengah atas ternama di Tokyo.
Seperti apa yang ku bilang sebelumnya, musim semi adalah musim yang paling aku
nanti. Bersekolah disinipun, juga sesuai harapanku. Atas kerja kerasku aku
dapat bersekolah disini, di Tokyo International High School.
“Diumumkan
kepada peserta didik baru untuk segera menuju ke aula sekarang juga” terdengar
sebuah pengumuman menyeruak ke sekluruh penjuru sekolah.
Akupun
segera berjalan menuju aula. Kemudian kami para murid didik baru berbaris. Tak
lama kemudian ada dua senior muncul kemudian mereka tampil sebagai pembawa
acara.
“Selamat
datang dan selamat telah bergabung di Tokyo International High School” sambut
kedua pembawa acara itu
Entah
mengapa, aku menaruh sedikit perhatian ke salah satu pembawa acara itu.
Perawakannya memang tidak terlalu tinggi, namun ia memiliki senyum yang manis.
Kemudian
acara dimulai, kata sambutan dari kepala sekolah, ketua osis, siswa baru yang
mendapat peringkat pertama serta sambutan dari wali murid telah disampaikan.
Kemudian, pengumuman pembagian kelas. Aku mendapat kelas X-B.
Hari-hariku
berjalan normal seperti kebanyakan siswa biasa. Minggu pertama sekolah,
dipenuhi dengan promosi organisasi yang ada disekolah. Rasanya menyenangkan
sekali.
Tak
terduga, aku masuk ke organisasi yang senpai pembawa acara itu juga ada di
dalamnya. Rasanya senang sekali. Namun, dalam sebuah kegiatan organisasi lain,
senpai itu ikut untuk berpartisipasi. Dan lebih mengagetkannya lagi, ia
berjalan dengan teman sekelasku. Yah, hebat sekali gadis itu, fikirku.
Namun
setelah aku mengetahui sifat dan bagaimana senpai apa adanya, aku tidak
memiliki perhatian khusus lagi padanya. Menurutku ini normal.
Kemudian
hari-hariku terus berlanjut. Aku senang mengikuti organisasi it, aku juga
banyak mendapatkan teman. Setelah beberapa bulan aku disana, akhirnya aku
menemukan sosok yang aku kagumi. Yamamoto Shouta-senpai.
Mungkin
aku tidak begitu dekat dengannya, tapi entah mengapa aku bisa merasakan
perasaan ini kepadanya.
Suatu
saat aku sedang berjalan pulang. Tak kusadari, aku berjalan diarah yang sama
dengan Shouta-senpai.
Aku, aku
begitu menyukainya. Entah bagaimana bisa ini terjadi. Aku rasa aku telah
menemukan cinta pertamaku.
Aku yang
hanya bisa berjalan dibelakang Shouta-senpai, aku melihat punggungnya. Punggung
yang penuh wibawa. Tiba-tiba ia berhenti dan mengangkat telpon.
“Moshi-moshi..
ada apa? Iya, aku dalam perjalanan pulang. Kerumahmu sekarang? Boleh.. lagipula
aku juga rindu denganmu. Sampai jumpa” kata Shouta-senpai yang beribacara
dengan seseorang disana.
Rindu?
Dia rindu dengan seseorang? Apakah itu pacarnya?
Pertanyaan
it uterus mengganggu fikiranku. Hujan mulai jatuh membasahi bumi.
Hujan
rintik-rintik yang mulai turun
Akupun
menutup layar kisah ini
Bagai
menurunkan layar warna perak
Itulah
cinta pertama diriku
Ku
terus menunggu di jalan yang ke dua
Ku
ingin panggil namun ku tak bisa
Saat
ku lihat kebawah
Bunga
Ajisai ini pun menangis
Keesokkan
harinya, aku menemukan Shouta-senpai diperjalanan menuju sekolah. Ia terlihat
bersemangat. Aku ingin memanggil namanya, mengucapkan selamat pagi, namun aku
tak bisa. Aku takut. Mungkin aku terlalu naïf.
Sekarang
sudah musim panas. Namun beberapa hari belakangan justru hujan lebatlah yang
datang. Mungkin cuaca saat ini sama suramnya seperti perasaanku saat ini. Cinta
satu pihak. Begitu menyakitkan. Aku selalu menunggu saat-saat perkumpulan
organisasi. Namun, ia jarang datang. Sedikit kecewa, ah tidak. Aku memang
kecewa karena tak bisa bertemu dengannya.
Ketika
perjalanan pulang, di jalan kedua seperti biasa. Aku melihat senpai sedang
berjalan bersama teman-temannya. Aku melambaikan tanganku padanya. Sedetik
kemudian, aku menarik kembali lambaianku. Aku tidak bisa menyapanya. Gerimis
datang, aku segera menggunakan payung yang sudah ku siapkan.
Bagai
petir yang menyambarku. Hatiku terasa sangat sakit. Mataku melihat
Shouta-senpai mencium kening seorang gadis. Cairan bening yang hangat keluar
membasahi pippiku.
Walau ku sangat ingin bertemu, walau ku menyukaimu
Kau jalan terlalu didepan mataku
Walaupun jadi begini aku tetap melihatmu dari tempat ini
Walau ku sangat ingin bertemu, walau ku menyukaimu
Kau bahkan tidak menoleh ke arah ku
Walaupun ku pakai payung pipikupun tetap basah
Diri ini tak berdaya Temo Demo no Namida
Setiap
kali aku melewati jalan ini, aku selalu teringat akan pertemuanku dengan
Shouta-senpai. Tak dipercaya 3 tahun berturut-turut aku harus melewati jalan
ini. Aku menyimpan perasaan ini sendirian, aku tak menceritakannya pada
seorangpun. Karena aku tau, pada akhirnya aku akan tetap berjalan seorang diri.
Dijalan yang penuh kesedihan ini
Aku berjalan seorang diri
Dalam hati ini diriku tersesat
Rasa sayang yang tak seorangpun tau
“Lagi-lagi
mendung. Huft.. menyebalkan!”gumamku sebal
“Bukankah
indah mendung itu?” kata Shouta-senpai tiba-tiba kemudian tersenyum manis
kepadaku. Aku hanya bisa menunduk. Senyuman itu, baru pertama kali ia berikan
kepadaku.
“Ichiko-chan,
aku duluan ya. Aku ingin menikmati menung yang indah ini” kata Shouta-senpai
berpamitan.
Seberapa
indahnya mendung itu dengan senyumanmu yang kau berikan kepadaku itu? Senyuman
yang justru membuat hatiku terasa tersayat.
Bunga Ajisai yang suka akan hujan
Memanjakan mata dihari cerah
Mendung yang jauh disana
Apakah kau yang memikirkannya?
Mungkin
aku memang tidak berhak untuk memilikimu. Seberapa banyak air mata dan kasih
sayang yang kutunjukkan padamu juga takkan merubah keadaan. Namun aku bertekad
untuk tetap bersinar.
Walau sesedih apapun juga, walaupun tak bisa juga
Biarkan aku tetap menjadi gadis
Ku tak akan melupakan jejak langkah kenangan bertemu
denganmu
Walau sesdih apapun juga, walaupun tak bisa juga
Suatu hari kupasti kan teringat
Walaupun harapan aku tidak juga terwujudkan
Ku akan terus bersinar Temo
Demo no Koi yo
Sekali
lagi ku katakan, aku sangat menyukai Shouta-senpai. Tapi aku tak bisa
meraihnya. Dan akhirnya aku menyerah. Membiarkan diri ini dalam air mata
kesendirian..
Walau ku sangat ingin bertemu, walau ku menyukaimu
Kau jalan terlalu didepan mataku
Walaupun jadi begini aku tetap melihatmu dari tempat ini
Walau ku sangat ingin bertemu, walau ku menyukaimu
Kau bahkan tidak menoleh ke arah ku
Walaupun ku pakai payung pipikupun tetap basah
Diri ini tak berdaya Temo Demo no Namida
Komentar
Posting Komentar