Pendidikan Politik Kesetaraan Gender [Part 3]
Assalamualaykum, teman-teman. Salam unyu dan kece untuk kita
semua! :D
Bagaimana kabar kalian minggu ini? Masih penasaran
kelanjutan tentang Politik Kesetaraan Gender? Yuk ikuti saya :3 *halah* maaf
baru sempat share hari ini, dikarenakan sibuk sekolah dan ngurusin organisasi
bahasa Jepang di sekolah *curhat dikit :P *
Pertemuan ke 3 hari Minggu, 19 Januari 2014 kemarin “Program
Pendidikan Politik Oleh dan Untuk Pemilih Pemula Perempuan dengan Peer-based
and New Political Participatory Strategy 2014” dilakukan di sebuah resto di
jalan Monjali.
Pelatihan kemarin Minggu, ada 2 sesi namun akhirnya juga
digabung jadi satu. Karena kamu dan aku adalah satu *malah ngopo*. Nah, kemarin
dalam pertemuan ke 3 itu pematerinya adalah sepasang suami istri. Namanya bu Laila
sama pak Hary. Keduanya sama-sama terjun ke dunia kesataraan gender, jadi
pemateri bareng dan berjuang bareng. Keren ya? Pingin kayak mereka nggak? *poke
mas programmer yang ada disana*
Nah, langsung aja masuk ke materi.
Kemarin, kami perkenalan dulu. Di couple-couple in gitu,
mentang-mentang pematerinya tuh couple kali ya? xD
Setelah berkenalan, kta para couple disuruh nulis pengalaman
terburuk kita disebuah kertas, disuruh curhat gitu. Nah, setelah ditelisik dari
beberapa curhatan para agen cantik kesetaraan gender, ternyata ada beberapa
yang termasuk relasi masalah gender.
Contoh saja:
“Ketika dibandara seorang diri pas kelas 9, aku digalakin
sama satpam. Sedangkan yang lainnya enggak”
Apa ada relasi masalah gender dalam permasalahan diatas?
Tentu saja ada.
Dalam permasalahan tersebut, ada anak kecil cewek yang naik
pesawat sendiri dan digalakin satpam. Nah, disini dapat disimpulkan bahwa si
satpam menggunakan kekuasaannya untuk mengintimidasi seorang gadis dengan
mudahnya. Mengapa ia dengan mudah terintimidasi? Karena ia seorang gadis yang
masih kecil, dan posisinya Cuma sendirian. Mudah bangetkan kalo situasinya
kayak gitu?
“Pas tes seleksi jadi ketua osis, diremehkan sama senior
mpk”
Menurut kalian, ada nggak relasi masalah gender dalam
permasalahan diatas? Of course ada dong ya :3
Jadi yang ikut seleksi ketua osis ini tuh seorang cewek. Pasti
pada mikir ya, cewe itu ngga pantes jadi pemimpin, yang dipake tuh perasaan
terus dan blablabla~ stop berfikiran seperti itu. Cewek juga punya jiwa
kepemimpinan yang nggak kalah hebatnya dari cowok. Apa salahnya kalau punya
pemimpin wanita kalau kwalitas dan kinerja yang lebih baik daripada
laki-laki? Gotcha? J
Dalam kasus ini, kata kuncinya adalah:
1.
Ikuti
2.
Rebut
Kemudian kami para calon agen cantik, diberi game untuk merumuskan
masalah dari sebuah artikel yang diberikan oleh tutor couple. Dari game
tersebut dapat diambil pelajarannya, yaitu kami para calon agen dapat
merumuskan, menemukan, dan dapat mengkritik masalah tersebut. Selain itu juga
belajar dalam mencari solusinya.
Nah, beranjak ke sesi 2. Kami diberi game lagi setelah
menyelesaikan sesi pertama. Di game kedua ini kami ditugaskan untuk menilai
perempuan-perempuan pemimpin yang fotonya telah disediakan.
Kami menilai mana pemimpin yang baik, dan yang kurang baik.
Disini, kami mengambil pelajaran digame ini: kami belajar memilih, menilai dan
merankingkan para pemimpin wanita.
Dalam kasus ini dapat dimbil kesimpilan bahwa: “Wanita BISA
jadi pemimpin.”
Seperti apa wanita yang dapat memimpin itu? Wanita yang luar
biasa tentunya. Benarkan?
Sekian informasi dan ilmu yang dapat saya bagikan~ kalau
belum jelas, atau ingin ditanyakan silakan komentar! J salam damai, salam kesetaraan
gender . sampai jumpa ke sesi berikutnyaaa
\(^∀^)メ(^∀^)ノ
Komentar
Posting Komentar