You’re Mine


Title                 : You’re Mine [Part 1]
Sub Title          : Angel and Peter Pan
Genre               : Romance
Type                : Multichapter
Ratting             : PG
Author             : Ucii Pradipta
Cast                 : Ryutaro Morimoto, Furukawa Yuki, Ichiko Sugawara [OC], Shizuka Suzuki [OC], Ayaka Tanaka [OC]
Disclaimer       : This is Just a fanfiction. Ryutaro Morimoto and Furukawa Yuki is belong to their parent and themselves. Ichiko Sugawara belong to me. Sizuka Suzuki and Ayaka Tanaka is other character made by me. All of this character is belong to god. I wrote this fiction juast because I miss Ryutaro, plus I just fall in love with Furukawa Yuki. Ini Cuma fiction yaaa~ saya masih butuh kritik dan saran, jadi setelah membaca fiction ini harap memberikan komentar. Thakyou! Selamat membaca!^^

You’re Mine



Dibawah pohon sakura yang sedang bermekaran, aku duduk. Menunggu seseorang yang sudah kutunggu-tunggu kedatangannya sejak dulu. Sudah hampir 3 tahun ia tak kembali. Setiap jam 4 sore, aku selalu menantinya ditaman kota.menantikan kepulangannya.
Surat-surat yang ku kurimkan setiap minggunya juga tak pernah ada balasan. Aku sering berfikir ‘akankah kau melupakanku?’ atau ‘apakah kau masih hidup?’
[Flashback]
#Author POV
“Ichiko.. Ichiko-chan!” panggil seorang gadis. Sontak saja Ichiko menoleh ke sumber suara. Ichiko Sugawara adalah siswa SMA kelas X-B berumur 15 tahun. Ia adalah tipe gadis yang ceria, yang ramah memberikan senyum manis terhadap semua orang, tak terkecuali, termasuk orang yang membencinya, Ayaka Tanaka. Gadis yang duduk dikelas X-A.
“Ichiko-chaaaan… chotto matte yo!” kata gadis itu lagi yang sukses menghampiri Ichiko. Nafasnya terengah-engah.

“Eh? Doushita no Sizuka-chan?” Tanya Ichiko kepada gadis yang tadi mengejarnya itu yang sekarang sedang mengatur nafasnya. Shizuka Suzuki adalah teman sekelas Ichiko, beumur 15 tahun. Jika gadis ini mulai kesal, maka kata-katanya tidak dapat dikendalikan lagi, emosinya gampang sekali naik.
“Ayo ikut aku!” kata Sizuka kemudian menarik Ichiko ke gedung olahraga
“Kenapa sih? Kenapa harus berlari?” Tanya Ichiko agak kesal. Ketika ia berlari menuju gedung olahraga, tak sengaja matanya melihat sesosok siswa lelaki. Matanya tertuju kepada murid laki-laki yang sedang berjalan sendirian menuju arah yang berbalikan dengan tujuan Ichiko. Siswa itu bernama Ryutaro Morimoto. Ia adalah siswa teladan disekolah. Selain karena prestasi akademiknya, wajah dan juga proporsi tubuhnya membuat dirinya terkenal.
Ketika Ichiko berpapasan dengan Ryutaro, mata Ichiko terbelalak. Ia merasakan sesuatu yang aneh. Dadanya berdebar lebih cepat dari sebelumnya, bukan karena lari.
Tangan kanan Ichiko memegang dadanya sendiri, merasakan debaran aneh yang barusan ia rasakan.
“Apa ini? Yang barusan itu apa?” gumam Ichiko
“Eh? Apa yang kau katakana tadi? Aku tidak dengar dengan baik” Tanya Sizuka yang mendengar gumaman Ichiko.
“Iie, betsuni”
“Dasar kau ini, tidak jelas.. ”
“….” Tak ada jawaban dari Ichiko. Ia hanya menunduk. Kemudian langkahnya terhenti.
“Wuaaah… Ichiko! Lihat! Keren sekali!” lanjut Sizuka dengan heboh.
“Kyaaaa, Reno-senpai kakkoiiiiiii” lanjutnya
Ichiko mendongak. Penasaran apa yang dihebohkan temannya itu.
Mata Ichiko kembali terbelalak. Ia melihat seorang malaikat yang terbang. Tidak, lebih tepatnya seorang pemain basket yang sedang melakukan three point shoot. Dimata Ichiko, ia seperti melihat seorang malaikat yang terbang dengan dikelilingi dengan taburan bintang yang semakin membuat matanya silau.
Bruk.. tiba-tiba bola basket mendarat di dahi Ichiko.
“Kagayaki.. kagayaki..” kata Ichiko berulang-ulang tak sadarkan diri
“Ichiko! Daijoubu ka? Ichikoooooo” kata Sizuka cemas. Suaranya semakin meredup, dan cahaya putih semakin menjadi-jadi. Ichikopun tak sadarkan diri.
*****
Setelah tak sadarkan diri 2 jam, Ichiko-pun terbangun. Sekarang ia berada di UKS. Ia merasakan sesuatu yang berbeda di dahinya, dahinya dikompres es. Kemudian ia melepaskan kompresnya. Dan mencoba duduk.
Ia juga mencoba untuk memegang dahinya.
“Ittaaaaiiiiiiiiiiii” keluhnya.
Tak sengaja melihat bayangan, Ichiko turun dari ranjang pasien. Karena penasaran, ia membuka tirai yang menutupi ranjang pasien.
Ada seseorang siswa laki-laki yang berdiri menghadap keluar jendela. Sedetik kemudian, siswa itu berbalik arah. Menghadap ke arah Ichiko.
“Eeeehhhh?” celetuk Ichiko. Siswa itu berjalan mendekati Ichiko.
“Gomenasai. Kau tidak apa-apakan?” tanyanya
Ichiko tak menjawab, hanya mengangguk canggung.
“Aah, wakatta. Boku wa Yuki desu. Furukawa Yuki. Aku dari kelas XI-C. Aku yang menyebabkan kepalamu benjol.”
“Aa..” celetuk Ichiko lagi sambil mengelus dahinya.
“Kau tidak apa-apakan?”
“Un, daijoubu desu”
“Souka… Jya” kata Yuki kemudian meninggalkan Ichiko.
Ichiko terdiam. Ia sepertinya menyadari suatu hal..
“Itu.. itu tadi.. hah? Itu tadi malaikat-ku!” jadi… jadi.. jadi namanya Furukawa Yuki? Kyaaaaaaa” kata Ichiko heboh menyadari hal itu. Ichiko tersenyum lebar. Ia jatuh berlutut saking senangnya.
Beberapa waktu kemudian Sizuka dating. Ia panic.
“Ichiko-chan, Ichiko-chaaann. Daijoubu ka?” Tanya Sizuka panik
Ichiko tak berekasi. Ia tetap tersenyum lebar. sizuka menggoncang-goncangkan tubuh Ichiko.
“Ichikoooo, ada ice cream vanilla!!!!!” teriak Sizuka
Yang benar saja, sedetik kemudian Ichiko tersadar.
“Mana? Mana ice cream vanillanya?”
“Tidak. Tidak ada”
“Aaah.. kau ini”
“Kau tahu tidak? Aku sangat menghawatirkanmu! Aku takut kau kenapa-napa”
Ichiko tersadar. Ia mendadak jadi heboh. Ia menyentuh dan meremas lengan Sakura. Dengan mata yang berbinar Ichiko mulai bercerita apa yang ia rasakan barusan.
“Sizu.. Sizuka-chaaaannnnn” kata Ichiko senang
“Kau kenapa? Apa bola basket yang mendarat di dahimu itu membuat otakmu bergeser?” jawab Sizuka bingung sambil mengecek kepala Ichiko.
“Ie.. daijoubu desu. Aku, aku telah bertemu malaikat-ku”
“Ehh? Siapa?”
“Ano senpai… yang aku lihat tadi sedang melakukan three point”
“Ahh.. itu Furukawa Yuki senpai” kata Sizuka seperti mengingat-ingat.
“Ehhh? Jadi kau sudah tau namanya? Kenapa kau tidak memberitahukan kepadakuuuu?”
“Hehehe habisnya kau tidak bertanya sih..”
“Etto… jangan bilang kau menyukainya?” lanjut Shizuka
Tak ada jawaban dari Ichiko. Ichiko terlihat sedang membayangkan sesuatu dan tampak tenang sekali. Kemudian Shizuka bertanya hal yang sama lagi. Tapi kali ini dijawab dengan anggukan dan senyuman yang penuh arti.
“Kalau begitu kau banyak saingannya” jelas Shizuka
“Eeeh? Saingan? Apakah dia se-terkenal itu?”
“Tentu saja.. dia itu prince nya sekoah kita.aku dengar dia juga pebasket nasional” jelas Sizuka
“Pasti sangat susah untuk mendapatkannya….”
****
#Ichiko POV
“Aa.. jadi namanya Furukawa Yuki” gumamku sambil membayangkan senpai itu
Aku menendang-nendang kerikil yang ada dijalan. Saking semangatnya untuk mencari info lebih dalam sang senpai, aku menendang kerikil yang kemudian tak sengaja terkena di kepala seseorang.
“Ittai..”desah seseorang kesakitan.
Astaga.. kena seseorang! Gawattt!!!! batinku merasakan hal yang gawat ..
Langsung saja aku larimenuju ke orang yang kena kerikil yang ku tending tadi.
“Gomen.. gomenasai kudasai” kataku sambil menunduk
“Gomen.. aku sangat menyesal. Aku tidak tau kalau didepanku ada orang” lanjutku
“Daijoubu yo” jawab orang itu
Syukurlah orang itu tidak marah batinku..
Aku kembali berdiri tegak. Menyunggingkan senyum andalanku.
“Ana.. Anata?!” kataku kaget
Dia.. dia orang yang membuat dadaku berdebar tadi siang…
“Apa kita pernah kenal sebelumnya?” Tanyanya sambil menyunggingkan sebelah alisnya
“Nai desu”
“Aa.. sepertinya kita satu sekolahan” lanjut orang itu
“Eh?” celetukku
“Blazer kita sama, berarti kita satu sekolahan. Perkenalkan namaku Ryutaro Morimoto. Aku dari kelas X-D. yoroshiku onegaishimasu” katanya memperkenalkan diri.
‘Aa.. Aku Ichiko Sugawara, dari kelas X-A. yoroshiku onegaishimasu” jawabku malu-malu
“Kawaii na~”
“EEhh?”
***
Sejak hari itu, aku dan Ryutaro menjadi semakin dekat. Dirinya yang pintar, membuatku semakin bersemangat belajar, tetapi tetap saja dia lebih pintar dariku. Jelas saja, dia urutan kedua paralel dari ratusan siswa. Aku jauh dibawahnya.
Letih setelah berlatih lompat tinggi. Aku terkapar dimatras. Sendirian, merasakan keringat yang mengakir dari dahiku. Rasa pusing menyeruak tiba-tiba ketika nilai-nilai akademik-ku yang begitu mengerikan itu melintas di otakku.aku bangun, mendudukkan posisiku.
“Aaah… bagaimana ini? Nilai-niali akademikku jelek sekali. Pasti otou-sama akan marah dan kecewa padaku” eluhku
Tak terasa ada cairan yang keluar dari hidungku, cairan yang berwarna merah. Aku mencoba membersihkannya, namun tiba-tiba ada sesuatu yang dingin menyentuh pipi kananku. Secara spontan, aku menoleh. Ryutaro,ya Ryutaro. Ia menempelkan sebuah botol pocari sweat ke pipiku.
Wajah yang awalnya tersenyum manis itu, sekarang berubah menjadi wajah khawatir.
“Ichi-chan? Daijoubu ka?” kata Ryutaro kemudian duduk di sampingku.
Melihat kekhawatirannya yang seperti itu, aku hanya bisa tersenyum menandakan ‘aku baik-baik saja’.
“Daijoubu dayo” elakku
Sedetik kemudian, ia mendekat. Wajahnya begitu dekat dengan wajahku. Tangannya yang bersih itu kini sedang membersihkan darah yang keluar dari hidungku.
Aku tertegun. Ekspresi dan perbuatan yang ia lakukan itu, sama seperti otou-sama. Ketika aku kecil, aku sering mimisan. Otou-sama yang selalu membantuku membersihkan darah yang keluar dari hidungku. Cara ia melihatku, cara ia membersihkan darah yang keluar dari hidungku, semuanya dilakukan dengan lembut dan penuh perasaan.
“Daijoubu, Ryutaro-kun” elakku lagi ketika aku selesai tertegun
“….” Tak ada jawaban darinya
“Ryutaro-kun….”
“Yosh, selesai. Sudah bersih. Apa maksudmu dengan kata ‘daijoubu’? kau itu kecapekan, dan banyak fikiran. Beristirahatlah! Aku khawatir kalau terjadi sesuatu denganmu”
Apa yang barusan ia katakan? Sebuah pernyataan?
“Go..gomen”
Kini, ia mengambil posisi berdiri. Kemudian ia berdiri didepanku. Ia mengulurkan tangannya.
“Ayo pulang”
“Hai..” kataku kemudian menyambut uluran tangannya itu.
Tangannya begitu besar, hangat, dan penuh dengan kasih sayang. Aku bisa merasakan jika ada sesuatu yang terkoneksi antara aku dengan dia — Ryutaro — orang yang khawatir denganku.
Ketika perjalanan pulang….
“Apakah kamu pusing?” Tanya Ryutaro memulai pembicaraan
“Umm.. sedikit”
Ia mengulurkan tangan kanannya.
“Genggamlah tanganku ketika kau merasa lelah, aku ada disini. Disampingmu. Aku akan melindungimu” jelas Ryutaro kepadaku
Aku menunduk, pipiku terasa panas. Ia mengucapkan hal yang tak kukira sebelumnya.
“Maukah kau percaya padaku Ichi-chan?” lanjutnya
Aku mendongak, menatap matanya. Aku melihat ketulusan dan keseriusan dimatanya itu. Aku juga bisa merasa aman dan nyaman jika berada didekatnya. Dan juga, aku bisa berdebar hanya jika bersamanya. Aku meyakinkan diriku.
“Jika aku mau. Dapatkah kau mejaga kepercayaanku?” aku balik bertanya
Dia tersenyum padaku.
“Tentu. Aku tidak akan menyakitimu” jawabnya
Kemudian baru aku menerima uluran tangannya. Kehangatan dan ketulusan aku rasakan dalam genggamannya itu.
“Sebenarnya kau memikirkan apa? Apa ada masalah?” Tanya Ryutaro
“Etto,,, sebenarnya ini masalah pelajaran disekolah. Nilai-nilai akademikku sangat suram”
“Soukka.. mau belajar denganku?” tawar Ryutaro
“Hontou?” kataku heboh
“Mochiron desu~”
“Arigatou naaa Ryutaro-kun” jawabku kemudian tersenyum.
Tak terasa sudah sampai depan rumah.
“Ne, Ryutaro-kun. Arigatou na. jyaaaa!” pamitku kemudian berbalik arah, melangkah ke pintu masuk rumah.
“Chotto..” kata Ryutaro kemudian ia menarik tanganku.

CUP..
Sebuah ciuman mendarat dibibirku. Aku hanya bisa diam. Aku tak tau harus berbuat bagaimana. Ini ciuman pertamaku.
“Daisuki dakara…” katanya kemudian memberikan senyuman mautnya kepadaku. Ia melangkah menjauh.
“Jya mataaaa!” lanjutnya sembari melambaikan tangannya kepadaku.
Akupun tersadar…
“Jya!! Hati-hati dijalan” balasku.
****
#Author’s POV
Dari balik jendela ada sepasang mata yang melihat Ichiko dan Ryutaro yang pulang bersama, dan kemudian berciuman.
Mata orang itu terbelalak ketika melihat Ichiko dicium oleh lelaki yang mengantarkan pulang. Sejurus kemudian, matanya terfokus pada orang yang mencium Ichiko itu. Sampai Ryutaro hilang dari pandangannya, barulah orang itu berbalik arah dan pergi.
****
Keluar dari kamar mandi, Ichiko menggunakan handuk dikepalanya, berkostumkan piama pink. Kemudian ia duduk dipinggir ranjangnya. Ia tersenyum senang.
“First kiss.. kyaaaaaa~ Aku tidak membayangkan jika akan jadi secepat ini. Kyaaaaa” jerit Ichiko heboh kemudian mengguling-gulingkan tubuhnya diranjak.
Kemudian ia berhenti. Kini tubuhnya terlentang di ranjang.
“Ryutaro-kun… daisukiiiii!!! Nyehehehehehe” kata gadis itu lagi sambil cengengesan sendiri.
Drrrtt… drrtt.. drrtt…
Handphone gadis itu bergetar. Nampaknya ada sebuah email yang masuk.
From    : Ryutaro Morimoto
Subject : Oyasumi

Ichi-chan, sudahkah kau mengantuk? Tidur yang nyenyak ya^^
Gadis itu tersenyum ketika membacanya. Kemudian ia membalas emailnya.
To        : Ryutaro Morimoto
Subject : Re-Oyasumi

Aku belum begitu mengantuk Ryuu-kun. Terimakasih tadi sudah mau mengantarkanku pulang (✿◠‿◠)
Tanpa ragu gadis itu menekan tombol send. Tak lama kemudian emailnyapun dibalas

From    : Ryutaro Morimoto
Subject : Re-Re-Oyasumi

Benarkah? Sebaiknya kau segera tidur. Kau pasti capekkan hari ini? Besok juga masih ada banyak kegiatan disekolah, cepat tidur ya~
Nyehehe, douita. Aku juga senang mengantarmu pulang (˘˘) ♫*:.. ..:*

To        : Ryutaro Morimoto
Subject : Mataashita

Baiklah aku akan tidur. Oyasumi ε


Setelah mengucapkan selamat malam, gadis itupun tertidur di ranjangnya. Ia tetap tersenyum meskipun kini ia sedang tidur.
****
“Ohayou gozaimasu” kata ichiko menyapa keluarganya yang kini tengah berada di meja makan.
“Ohayou Ichi-chan, bagaimana dengan sekolahmu?” Tanya ayah Ichiko
Ichiko diam sejenak, ia mencoba meyakinkan diri
“Maamaaa~ tidak terlalu buruk” elaknya kemudian melanjutkan sarapannya
“Benarkah? Kalau begitu ketika ujian akhir semester nanti kamu bisa dapat posisi 100 teratas?”
“Uhukk…” Ichiko tersedak
“Bagaimana? Pasti bisakan?” pancing ayahnya
“Un.. ganbarimasu” jawab Ichiko lemas
Tak lama kemudian Ichiko menyelesaikan sarapannya dan pergi ke sekolah
“Jaa.. ittekimasu” kata Ichiko masih lemas

Ichiko kembali bersemangat ketika melihat seseorang berdiri didepannya dengan senyuman yang indah.
“Ohayou~~” sapa orang itu
Bibir Ichiko menyimpulkan sebuah senyuman. Matanya kembali terlihat bersemangat. Kemudian ia berjalan mendekati orang itu.
“Ohayou Ryutaro-kun” balas Ichiko
“Bagaimana tidurmu semalam?”
“Nyenyak sekali”
“Kalau begitu, sudah siapkah untuk semangat belajar hari ini?”
“Siap tidak siap aku harus semangat. Ayahku menyuruhku untuk mendapatkan peringkat 100 besar”
“Baguslah kalau begitu. Kita bisa berjuang bersama-sama” jawab Ryutaro kemudian tersenyum.

Ketika pasangan baru itu memasuki gerbang sekolah, ada sepasang mata yang mengintai mereka dari balik pepohonan.
****
#Ichiko POV

Sial, aku mulai mengantuk.
“Interaksi sosial adalah interaksi yang dilakukan….” Jelas guru IPS
Pelajaran ini benar-benar seperti pelajaran mendongeng, yang bisa membuat orang mengantuk dengan mudahnya. Namun aku teringat wajah Ryutaro. Dengan mengingat wajahnya, aku tidak akan mengantuk.
PLOK…
Sebuah sentilan mendarat di dahiku
“Itaaiiiiii” jeritku
“Apa yang sedang kau bayangkan? Dari tadi hanya cengar-cengir saja! Cepat keluar! Kelilingi lapangan 5 kali!”
“Lima? Eh? Limaaaaaa?!”
“Kenapa? Kurang?”
“Etto,, tidak! Tidak pak!” jawabku kemudian lari ke lapangan.
****
“Waaah, besar sekali lapangannya. Mana mungkin aku bisa memutarinya lima kali?!”
“Haaah yasudahlah” lanjutku kemudian mulai berlari-lari kecil
Diujung sana, aku melihat malaikatku sedang bermain softball. Dilihat dari arah manapun, ia memang terlihat seperti malaikat. Furukama Yuki-senpai. Tak sadar, aku terjatuh. Tersandung batu.
“Ittaaiiiii” jeritku
“Aish.. pasti karena tidak melihat lintasan lariku. Aish..” kataku membersihkan diri dari debu.
Ternyata sikutku berdarah.
“Kau terjatuh?” kata seseorang
Otomatis, aku mendongak, melihat ke sumber suara. Betapa mengejutkan. Kini, malaikat yang kulihat tadi dari kejauhan, sekarang berdiri tepat dihadapanku.
“Aah, kau yang waktu itu” lanjutnya. Betapa senangnya diriku, sepertinya dia masih mengingatku
Ia mengulurkan tangan kanannya, mencoba menolongku berdiri.
“Ayo ke UKS” lanjutnya
Aku hanya mengangguk..
Setelah sampai di UKS, ternyata tidak ada guru yang jaga.
“Bagaimana ini.. emm, sepertinya ada obat luka disini” kata Furukawa-senpai si malaikatku itu.
“Ah.. ini dia. Em, siapa namamu? Aku baru sadar kalau aku belum tau namamu” lanjutnya..
“Aa..namaku Ichiko Sugawara. Aku dari kelas X-B”
“Baiklah, Sugawara-san, kemarikan tanganmu yang luka. Aku bisa mengobatinya”
“Oh.. Un..” jawabku canggung
Dengan lembut dan penuh konsentrasi, ia mengobati lukaku. Perihnya pun terasa menghilang seketika. Aku kembali teringat bagaimana otou-sama mengobati lukaku juga. Aku merasakan kehangatan dan perhatian yang sama.
Aku tertegun.
Bagaimana aku bisa merasakan hal yang sama kepada orang ini? Orang ini hanyalah orang yang kukagumi. Dia bukan Ryutaro. Tapi kenapa? Apakah ia benar-benar malaikat untukku? Malaikat yang datang saat aku sedang terpuruk?
“Nah, Sugawara-san, sudah selesai” kata Furukawa-senpai
Aku melihat ke sikutku yang kini sudah diobati.
“Arigatou gozaimasu..” kataku
“Lain kali perhatikan jalanmu. Jangan samapai terkecoh. Supaya kau tidak jatuh seperti tadi. Kalau begitu, aku duluan. Jaga dirimu baik-baik Sugawara-san.” Kata Furukawa-senpai kemudian berpamitan tanpa lupa menyunggingkan senyumannya.
Aku hanya memerhatikan punggungnya. Berharap ada sayap putih disana.
****
#Author POV

Teeeeettttttttttt…….
Suara klakson bus menyadarkan lamunan Ichiko.
“Ichi-chan, daijoubu ka?” Tanya Ryutaro khawatir.
Ichiko tersenyum, “Ne, daijoubu desu”
“Benarkah? Kalau begitu ayo ikut aku” kata Ryutaro kemudian menggandeng tangan Ichiko.
“Mau kemana kita?” Tanya Ichiko polos.
Ryutaro hanya tersenyum. Kemudian menutup mata Ichiko dengan skayer yang ia bawa.
Setelah sampai di depan Tokyo Tower, Ryutaro membuka penutup mata Ichiko.
“Waaahh.. Indah sekali” kata Ichiko
“Ayo masuk” kata Ryutaro
Setelah sampai dilantai tertinggi, Ryutaro memasangkan mahkota bunga yang ia buat tadi siang.
“Aku akan membuatmu terbang di langit, merasakan hembusan angin ketika terbang, seperti Wendy” jelas Ryutaro
“Maka kaulah Peter Pan” kataku
“Ya, akulah Peter Pan yang akan membuatmu menunggu hanya untuk bisa melihatku terbang dilangit” balas Ryutaro kemudian berjalan mengelilingi Ichiko sambil berpose bak Peter Pan sungguhan.
“Coba saja kalau berani” jawab Ichiko
“Baiklaahhh, bersiaplah untuk terbang~” kata Ryutaro kemudian mengangkat tubuh mungil Ichiko.
“Kyaaaaaa berhentiiii”
****
Setelah seharian pergi dengan Ryutaro, Ichikopun kembali ke rumah. Ketika malam tiba, Ichiko melihat keluar jendela. Ia melihat sang bulan yang sedang memantulkan cahayanya ke bumi.
“Malaikat ataukah Peter Pan yang sebenarnya kau berikan kepadaku tuhan?”
****
[Flashback end]
#Ichiko POV
Hembusan angin musim semi masih menemaniku. Kini aku mengerti mengapa aku menunggunya selama ini.. karena kau adalah Peter Pan ku. Dan juga, aku tersadar. Bahwa tak hanya malaikat yang dapat terbang, namun juga ada makhluk bernama Peter Pan yang juga bisa terbang.


========================================================================
TBC!!! Thankyou for reading :)

Komentar

Postingan Populer