Occurrence in Korea #3 (end)
Title :
Occurrence in Korea
#3 (end)
Disclaimer : Fanfic ini pesenan nya Nia, dia minta ending cerita ke aku.
Well, aku bisanya yang begonia dengan system kebut beberapa jam. Mohon
dinikmati
Cast : JoTwins,
Chima(oc), Uci (oc), Emma (oc)
Genre :
Romance
Author :
Uci Pradipta
Type : Multichapter
Occurrence in Korea
# Chima’s PoV
Hari demi hari kami jalani bersama.
Kehangatan dan kekocakkan mereka membuatku betah bersama mereka. Ditambah lagi,
sekarang sahabatku, Uci. Juga berada di Korea . Tahun ini memang suasana lebaran
yang berbeda. Lebaran yang mengesankan, dan menyenangkan.
Namun, tak ada hari libur. Karena
di Korea agama notabennya bukan muslim, jadi tidak ada hari libur untuk Idhul
Fitri. Tugas-tugas sekolah juga mulai menumpuk.
Ketika waktu sudah mendekati deadline
pengumpulan tugas, aku makin cemas. Takut-takut, aku tidak bisa mengumpulkan
tugasku tepat waktu.
“Annyeong haseyo Chima!!!” sapa
KwangMin tiba-tiba membuatku kaget.
“Hosh!!!.. annyeong haseyo” balasku
sedikit menahan emosi
“Kamu kenapa Chima?” tanya KwangMin
heran melihatku nampak acak-acakkan
“Banyak tugas, dan besok sudah
harus dikumpulkan” jawabku seperlunya lalu kembali berkutat dengan soal-soal
fisika yang besok harus dikumpulkan.
Tiba-tiba KwangMin duduk
disampingku. Merebut soal-soal yang sedang ku kerjakan.
“Eh?!!!” kataku kaget
“Fisika ya. Hmm.. akan ku Bantu.
Kalau soal ini selesai, kamu harus mau jalan sama aku ya?” tanya KwangMin
Aku berfikir sejenak..
Masih ada tugas lagi gak ya?
*nginget-nginget*.. ah! Gak ada! Alhamdulillah yah..sesuatu.. batinku
“Oke!” jawabku cepat.
“Yooo!! Fighting!!” kata Kwangin
menyemangati dirinya sendiri lalu mulai berkutat dengan soal-soal fisikaku.
Entah mengapa, hatiku ini berdegup
kencang jika berada dekat KwangMin. Dan entah mengapa, aku juga menyukai sifatnya,
menyukainya saat bersemangat seperti ini. Mungkin memang sudah hukum alam.
#Uci’s PoV
“Jam 4 di taman kota . Ya, benar. Aku tidak salah tempat dan
waktu” gumamku melihat jam email dari seseorang yang ingin bertemu denganku.
“Hmm.. mana ya..” gumamku
mencari-cari orang itu.
Itu dia! Batinku saat
melihat orang yang kucari-cari. Senyumku mengembang.
“Youngmin!!!!! Heeey!!!!” sapaku
sambil melambaikan tangan.
Kulihat, ada seorang gadis lain
bersamanya. Awalnya aku memang fine-fine saja. Tetapi setelah ia mendaratkan
sebuah kecupan dibibir Youngmin, senyumku menghilang. Berubah tatapan tak
percaya. Gadis itupun menghampiriku. Ia memperkenalkan diri.
“jadi kamu yang namanya Uci?” tanya
gadis itu
Aku tidak menjawab.
Namun gadis itu tersenyum manis
padaku.
Apa maksudnya ini?! Batinku
“Naega Emma imnida. Bangapsumnida”
kata gadis yang namanya Emma itu memperkenalkan diri sambil sedikit menunduk.
Aku membalasnya.
“Uci imnida. Bangapsumnida.”
Balasku sambil sedikit menunduk.
“Ternyata kamu baik ya”
“Siapa kamu?”
“Emma”
“Maksudku, bukan begitu. Kamu ini
siapanya Youngmin?” tanyaku.
Gadis itu tersenyum lagi.
“Ohh.. aku.. hanya seorang mantan”
“Mantan?”
“Benar. Pasti kamu bertanya-tanya
siapa aku? Tenang saja. Yang tadi adalah the last kiss”
“Apa maksudmu?”
“Aku akan pindah, dan tidak kembali
ke Korea .
Selamanya.. jadi, aku titip Youngmin ya” kata Emma dengan diakhiri sebuah
senyuman manis dari sudut-sudut bibirnya.
“Sebaiknya kamu jangan pergi”
cegahku
Drrttt.. drrrtt.. drrrtt
Tiba-tiba ponselku bergetar. Ada telepon.
“Assalamualaikum” sapaku
…
“Hah?! Balik ke Indonesia ?!
Besok?! Kenapa tiba-tiba begini?!” tanyaku pada orang diseberang sana yang meneleponku
…
“Ap? Apa? Perusahaan mama sedang
labil? Dan butuh bantuanku?”
Seharusnya sebuah senyumanlah yang
menghiasi wajahku.. Namun cairan hangat yang keluar dari pelupuk mataku lah
yang menghiasi wajahku sekarang. Aku memang sangat rindu Indonesia dan
juga keluargaku. Namun, aku tidak ingin pulang sekarang. Aku masih ingin
disini. Hidup disini. Berjuang disini. Bersama Youngmin.
# YoungMin’s PoV
Sekarang kedua gadis itu saling bicara. Gadis yang pernah ku
cinta dan gadis yang sekarang ku cinta.
Apa yang mereka bicarakan? Batinku bertanya-tanya.
Setelah Emma pergi, aku menghampiri Uci.
Tunggu, kenapa matanya sembab? Bukannya tadi sangat ceria?
Semoga bukan perbuatan Emma batinku khawatir
“Uci, ada apa? Habis menangis ya?” tanyaku hati-hati
“Nggak papa kok” jawab Uci dengan senyum paksaan.
“Yakin? Kamu bener-bener nggakpapa kan ?” tanyaku lagi sambil menghapus air mata
yang masih tersisa di pipinya.
Ia mengangguk.
“Aku bener-bener nggakpapa. Akumpingin bilang sesuatu”
“Tidak ada hubungannya dengan Emma kan ?” tanyaku
“Sama sekali tidak ada”
Fyuhh..
Aku bernafas lega.
“kalau begitu, ayo ikut aku” kataku sambil menggenggam tangan
kanannya.. aku mengajaknya ke taman permainan. Memang terihat seperti
kekanak-kanakkan. Tapi aku hanya tidak ingin melihatnya menangis. Aku ingin dia
tersenyum.
Kami bermain cukup lama. Hamper 3 jam. Dan sekarang sudah
petang. Aku ingin menjalankan rencanaku. Tapi rencana ini sedikit berubah,
namun intinya tetap sama. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyayanginya.
Aku naik ke atas panggung kecil yang ada di taman bermain
itu.
“Hey! Apa yang kamu lakukan? Ayo turun!” ajak Uci ketika
orang-orang sudah berkerumun di depan panggung.
Tidak. Aku tidak ingin turun.
Aku mengambil mic dan memakainya.
“Aku ingin mempersembahkan ini pada gadis yang kusayang..”
akupun menatap kearah Uci.
“Mungkin ini memang dance yang biasa. Tapi aku telah berlatih
dance ini hanya untuk gadis itu” lanjutku.
Orang-orang berteriak heboh.
“Woooooooowww”
Musikpun berkumandang. Dan aku mulai menggerakkan tubuhku
mengikuti irama selama 2 menit. Dance selesai. Aku mengambil sebatang mawar
merah yang telah kupersiapkan. Dan memberikannya pada Uci. Tentu saja.
“I just wanna say ‘I love you’ and I will always love you
Uci. Apapun yang terjadi” kataku kemudian memberikan mawar itu pada Uci.
Bukan senyuman gembira atau semacamnya yang kulihat
diwajahnya. Namun, yang kulihat justru air mata yang keluar dari matanya. Bukan
tangis terharu. Namun tangis yang sedih dan terlihat menyakitkan.
“Kenapa menangis?”
“Apapun yang terjadi?” tanya Uci sembari menangis.
Aku memeluknya. Berharap ketika kulepas pelukkanku yang
terlihat diwajahnya adalah sebuah senyuman.
“Ya. Apapun yang terjadi” jawabku.
Ia membalas pelukkanku.
“Gomawo. Walaupun kita terpisah? Walaupun aku nggak ada
disisimu lagi?” tanyanya
Aku melepas pelukkanku lembut.
Menatapnya lembut.
“Jangan ngawur. Kita akan terus bersama”
“Nggak. Besok aku harus pulang. Ke Indonesia ”
Dheg..
Seketika dadaku terasa berat. Udara serasa hilang.
Uci menceritakan apa yang ia ingin katakana sewaktu di taman kota tadi.
Nafasku semakin berat, begitu juga dadaku yang terasa makin
sakit.
Mengapa perpisahan diantara kita secepat ini??
# KwangMin’s PoV
“AKHIRNYAAA SELSESAI JUGAAAA!!!!” kataku setelah mengerjakan
soal-soal fisika yang hitung-hitungannya bikin pusing.
“Iya, akhirnya selesai. Gomawo ne. kalau tidak dibantu pasti
semakin lama selesainya” kata Chima
“Iya. Wah sudah jam 7 ternyata. Mau jalan dinner?” tanyaku
“Boleh. Aku juga sudah lapar sekarang. Tunggu sebentar. Aku
akan siap-siap” kata Chima lalu bergegas bersiap-siap.
Malam ini aku akan menyatakan rasa sayangku untuk Chima.
Telah kupersiapkan untuk malam ini.
15 menit kemudian gadis yang kusayangi itu keluar mengenakan
dress biru. Terlihat manis.
Aku menelan ludah..
Berusaha menahan imanku ini yang telah kupersiapkan.
“Ayo..” kata Chima ceria seperti biasa.
Aku hanya mengangguk penuh arti.
Suasana di mobil menjadi agak sedikit canggung. Rasanya tidak
enak dengan suasana canggung seperti ini. Alih-alih untuk menghancurkan rasa
canggung seperti ini, aku menyalakan radio.
Kebetulan, lagu yang sedang diputar adalah Justin Bieber –
Favorite Girl ketika lirik ‘youre my special lady’
Iya. Benar. Setuju dengan si artis heboh dari youtube ini.
“Kamu lebih keliatan manis hari ini” kataku. Bukan hanya
sekedar menggombal. Tapi ini memang kenyataan.
Terlihat warna merona dipipinya. Membuatku semakin suka
padanya.
Setibanya di restoran, kami langsung makan saja. Karena kami
berdua memang sedang kelaparan.
Setelah menyantap hidangan aku mulai beraksi.
“Chima, tunggu disini ya” kataku.
Aku berjalan menuju piano. Berbicara sedikit dengan pemain
musiknya. Kulihat disebrang sana ,
Chima sedang menerima telepon.
Ia melihat ke arahku. Aku memberikan senyumku padanya. Ia
juga membalas senyumanku ini.
Aku minta perhatian kepada seluruh pengunjung restoran.
“Lagu ini ku persembahkan untuk gadis yang kusayang.. Chima”
kataku sambil tersenyum untuknya.
Chima terlihat menangis. Lalu ia memberikan senyum manisnya
untukku.
Lalu sorak sorai pengunjung terdengar.
Jari-jariku mulai bermain dengan tuts-tuts piano. Bunyi
harmonis intro membuat semua pengunjung hening merasakan tiap melodi yang
kumainkan. Aku bermain piano dengan segenap hati. Menumpahkan segala perasaanku
dalam lagu ini. Lagu cintaku.
Setelah lagu berakhir sambutan meriah dari para pengunjung
lainpun keluar.
Aku menghampiri Chima.
Mungkin ia terharu melihatku begitu mengistimewakan dia.
Tetapi aku salah.
“Kwangmin.. gomawo” kata Chima
“Aku akan selalu sayang sama kamu Chima”
Aku memberanikan diri mencium keningnya.
Dadaku berdebar ketika aku menciumnya. Debaran yang belum
pernah kurasakan ketika dengan gadis lain.
“Sekali lagi terimakasih. Tapi kita harus berpisah. Besok aku
akan kembali ke Indonesia ”
Mataku terbelalak kaget.
Chima pasti bercanda.
“Kamu bercandakan?” tanyaku sambil menggenggam tangannya.
Ia menggeleng. Lalu ia memeluk tubuhku.
“Maafkan aku. Aku harus kembali ke Indonesia besok pagi. Ayahku sakit
keras. Aku harus kembali. Itu permintaan terakhirnya.” Kata Chima sambil
terisak dipelukkanku
Tubuhku lemas tak berdaya tiba-tiba setelah mendengar kalimat
barusan.
Aku mengelus pundaknya. Ia masih terisak didadaku.
Bahu ini akan
selalu terbuka lebar untuk tempatmu menangis..
Dikala kau
jatuh, aku akan menolongmu
Dikala kau
menangis, aku akan menghapus jejak air mata di pipimu..
Dan dikala
dirimu gundah, aku akan menyemangatimu..
Dan si saat
terakhir, aku akan berada disisimu..
My heart’s
always belong to you..
# Author’s PoV
Keesokkan paginya, 2 pasang kekasih itu berangkat ke bandara.
Kedua JoTwins mengantarkan Chima dan Uci.
Masih ada rasa tak ingin pergi di hati kedua gadis itu. Namun
keadaan diharuskan untuk mereka kembali ke Indonesia .
Kedua pasang kekasih itu juga telah merasakan ‘last kiss’.
Ciuman terakhir yang penuh dengan rasa sedih.
Dengan langkah gontai, Chima dan Uci segera meninggalkan
Kwangmin dan Youngmin. Mereka berempat tak menyangka akan berpisah dengan cara
seperti ini.
Dikala kita
berpisah
Masih ada
perasaan di hati ini untukmu
Pertemuan
singkat yang menyakitkan ini
Tak akan
pernah ku lupa
Dan aku
berharap..
Perasaan ini
akan selalu kau kenang..
Dalam hatimu..
*********************
Keyeeenn euy :DDD matatih yak Uci ^^^
BalasHapus