Seharusnya.. (OR Title: Penyesalan)

ooii minna, this story is the best story ever Zahra Nafisa wrote. this story actually for her assignment Indonesia Language. please enjoooy it minna!!
[FF] Seharusnya..
Title: Seharusnya.. (OR Title: Penyesalan)
Type: Oneshoot
Genre: Romance
Author: Saki Sasazaki :3
Pairing: Daiki Arioka (Hey! Say! Jump)XOCXRyutaro Morimoto (Hey! Say! Jump)
Disclaimer: I don't own Daiki and Ryutaro, they belong to Johnny's Entertainment. Ichiko Michiko belongs to Uci Pradipta.
Warning: Gaje-ness, lebay-ness, alay-ness, really roman-ness, nggantung-ness XD
B/A:
Annyeong! Hahahaha ketemu lagi sama saya! Ini aku post ya cerpen majasfanfiction pairing DaiXRyu dengan Ichiko Michiko terselip di tengahnya. Ini sebenernya tugas bahasa Indonesia, jadi abis penjelasan tentang majas, kita disuruh bikin cerpen yang ada majasnya. Nah lalu cerpen ini lahir. Oke, ini ada sedikit perubahan sama yang tugas, dan tambahan.
Dedicated to Uci Pradipta [PS: Makasih udah bikin ff WLCAH dengan aku pairingnya:-P Jadi ini aku bikin juga yang ada kamu pairingnya :-P]
PS: Majasnya yang warna biru. Ini ff pendek banget wakaka. Ini ff yang bahasanya aduh lebay banget wakaka.
Enjoooooy! ;;) Wah B/A nya gak sebanding sama ffnya. Panjang banget ini B/Anya.





Daiki Arioka


   Ryutaro Morimoto

“Kenalkan, ini Ryutaro Morimoto, sahabatku di klub basket itu Ichiko.” Aku memperkenalkan Ryu, di pesta ulang tahun Yuto.
    “Ah.” Ryu tersenyum sopan, “salam kenal.”
    Pipi Ichiko mendadak jadi semerah buah tomat, dan dengan malu-malu menjawab, “Ya, salam kenal juga Morimoto Senpai, aku Ichiko Michiko.” Ichitersenyum manis sekali semanis madu.

    Aku terdiam, tapi jam terus saja berjalan. Kenapa Ichi tidak juga datang? Harusnya dia sudah tiba disini 40 menit yang lalu. Seperti biasa, seharunnya kita pulang bersama. Angin membelai wajahku kencang, hujanpun tiba-tiba datang. Aku bisa sakit flu kalau terus mengunggu begini. Tapi aku tetap menunggunya datang. Jangankan 40 menit, satu jam, bahkan semalaman aku akan tetap menunggu.

    Hari sudah gelap, aku terpaksa pulang. Kenapa hari ini Ichi tidak datang? Rasanya aku hanya melihat kegelapam di bawah terangnya sinar bulan. Sekarang aku dikamar, duduk menunggu ponselku bernyanyi, mengatakan ada pesan masuk. Tapi tidak ada hasil. Apakah aku harus meneleponnya? Sekarang sudah pukul 10 malam. Bahkan jam dindingpun tertawa karena ku hanya diam.

    “Daiki Senpai,” tiba-tiba Ichi datang ke kelaskum mencariku.
    “Maaf kemarin aku tidak pulang bersamamu.”
    “Tidak apa, lupakan. Jadi bagaimana nanti? Kita pulang bersama lagi kan?”
    “Uh.. Anoo Daiki Senpai, nanti aku akan pulang bersama Ryutaro Senpai. Jadi Daiki Senpai tidak perlu menungguku.”
    “Apa? Siapa? Ryu?!”
    “Iya!!” Ichi tersenyum lebar, ia terlihat sangat senang. Sementara hatiku tercabik-cabik mendengarnya. Apa aku tidak salah dengar?

    Aku tidak habis pikir. Apa Ryu sudah kehilangan akal? Ini salahku. Seharusnya aku tidak mengenalkan Ryu waktu itu. Aku tidak ada hubungan khusus dengan Ichi, apa salah jika hatiku ini meminta lebih? Jangan-jangan Ryu telah menusukku dari belakang?

    “Ichiko apa kamu mau datang ke festival kembang api bersamaku besok?”
    Ichiko mendongak, tersenyum, “Tentu saja Senpai! Benarkah? Aku senang sekali!”
    “Begitukah? Aku akan menjemputmu jam 6."

    Jantungku bergerak-gerak tidak karuan. Rasanya seakan melompat mau keluar. Ia sangat cantik. Dengan sehelai yukata yang menempel di tubuhnya.Rambut sehalus sutera, digerai indah dengan hiasan bunga sakura memegang dan mengikat kuat gelungan rambutnyaBibir semerah darah, dan kulit seputih salju kecantikannya benar-benar seperti putri dari khayangan.

    Perjalanan berangkat sampai sekarang, sangat menyenangkan. Sekarang,kembang api saja tidak bisa menandingikecantikannyaSuara kembang api terdengar bergemuruh, seperti suara yang ditimbulkan jantungku.

    “Ichiko?” tiba-tiba Ryu muncul dari balik pohon sakura.
    Hah?! Ryutaro? Apa yang dia lakukan disini?
    “Ryutaro Senpai? Bukannya kamu bilang tidak datang ke festival tahun ini?” tanya Ichiko bingung.
    “Yaa! Apa yang kau lakukan disini?” tanyaku. Sebenarnya apa yang sedang terjadi disini?
    “Hehehe. Aku hanya ingin memberimu kejutan Ichi chan, tidak kusangka kamu malah pergi dengan Daiki kun~ Ehm, sebenarnya Ichi, aku ingin bicara denganmu, berdua saja.
    “Bicara saja disini!!” teriakku, kenapa dadaku jadi terasa panas?
    “Tenang Daiki Senpai..” Ichi menenangkanku dan tersenyum, senyuman yang mampu membuatku bertekuk lutut.
    “Baik. Aku akan bicara disini.” tantang Ryu, “Aku menyukaimu Ichiko, mau jadi pacarku?” tanya Ryu langsung, tersenyum pada Ichi.
    Apa mereka tidak menganggapku ada disini juga?

    Air mataku jatuh menetes. Apa ada laki-laki yang menangis karena cinta? Aku juga menyukainya, Ryutaro bodoh!
    “Aku mau! Kyaaaaa!” jawab Ichiko tanpa berfikir, hampir memeluk Ryu. Aku menghalanginya.
    “Hei! Kau kira apa maksud kebaikanku selama ini? Aku menyukaimu Ichi, sangat, sangat menyukaimu, sejak dulu!” aku berteriak, mulutku tidak bisa berhenti bergerak. Dan aku menyadari satu hal bodoh, aku tidak mengatakan padanya kalau dari dulu aku menyukainya. “Dan kau Ryu! Kau tau aku menyukainya!”
    Aku pergi, meninggalkan mereka berdua disana, dengan sakit hati yang tidak akan pernah sembuh.

Komentar

Postingan Populer