Into Your World


Title                       : Into Your world
 Genre                  : Romance
Ratting                  : PG
Author                  : Ucii Pradipta
Cast                       : Nur Afifah Putri [OC], Michiko Yamada [OC], Seto Koii, Tomo Yanagishita  , Atsuko Maeda, Baekhyun, Kai.
Disclaimer           : This is just fiction :3


 
 

Into Your World


Disebuah planet yang bernama Wonder  sedang terjadi perang, pangeran mahkota Seto Koji dari kerajaan South Sky beserta kekasihnya Michiko Yamada yang seorang prajurit melarikan diri ke sebuah planet yang bernama Earth  yang damai, tentram, dan indah. Setidaknya itu yang Nampak dari planet Wonder.
Michiko adalah prajurit manusia setengah srigala yang jatuh cinta kepada pangeran mahkota yang jenisnya sama dengannya, manusia setengah srigala. Keduanya memengang sebuah batu ajaib yang bisa menghantarkan mereka ke segala tempat, segala dimensi, dan juga segala waktu sesuai keinginan.
Keduanya mulai berpegangan tangan, dengan wajah yang babak belur dan tubuh yang kesakitan, mereka memejamkan mata. Mengucapkan mantera batu itu. Kemudian batu itu muali bereaksi. Batu itu bergetar, semakin lama getarannya semakin kuat. Didampingi dengan cahaya yang semakin lama semakin menyilaukan dan hampir membuat buta jika orang melihatnya.

******
“ibu, aku mau makan cokelat lagi…” rengek seorang anak bernama Afi. Ia sudah remaja, namun kelakuannya masih seperti anak kecil. Karena gemar makan, tubuh Afi jadi lebih berisi ketimbang teman-temannya.
“Lho, 5 menit yang lalukan kamu sudah makan cokelat 5 bungkus. Kamu mau lagi? Kamu nggak mikir bentuk badanmu itu?” jelas sang ibu sembari memasak pesanan catering.
“Yang penting aku bisa makan dan tidak kelaparan” jawab Afi santai
Si Ibu hanya bisa mengelus dada. Ia juga tak tega jika harus membatasi makan anaknya.

Disisi lain…
“Argh..” rintih Michiko
Kedua pasangan itu terlempar dari batu ajaib itu. Mereka terdampar disebuat bukit hijau. Kuping dan ekor srigala mereka masih belum mereka sembunyikan. Karena menyembunyikan dan mengeluarkan kuping dan ekor mereka juga membutuhkan energy, sedangkan saat ini tenaga mereka terkuras untuk menghindari peperangan dan juga untuk teleportasi yang baru saja mereka lakukan.
“Michiko…” panggil Koji mencari sumber rintihan kesakitan. Dengan sisa tenaga yang ada, Koji berdiri, mencari Michiko. Dengan langkah yang goyah, Koji menghampiri Michiko yang terbaring lemah. Tenaga Michiko sudah terkuras habis untuk melindungi Koji. Kemudian Koji jatuh tersungkur disamping Michiko. Setelah tidur berdampingan, Koji menggenggam tangan Michiko.
“Syukurlah, kita masih selamat dan dapat bersama “ kata Koji dengan senyuman penuh lega. Kemudian matanya mulai tertutup perlahan. Keduanya terlelap, kehabisan tenanga.
Dua hari kemudian kedua pasang manusia setengah srigala itu baru sadarkan diri. Keduanya Nampak bugar setelah beristirahat selama 48 jam. Kini, mereka dapat menyembunyikan kuping dan ekor mereka, serta bersembunyi dari incaran musuh yang mungkin akan menangkap mereka kelak..
*****
“Selamat pagi ibu guru” sapa murid-murid pada wali kelas mereka yang kebetulan mengajar mereka pada jam pelajaran pertama.
“Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian hari ini?” sapa ibu wali kelas berbasa-basi.
“Baik buuuuuu~” jawab serentak para murid.
“Langsung saja, hari ini kalian mendapat dua orang teman baru” kata ibu walikelas dengan senyumannya yang menyilaukan.
“Whooaaaaa” celetuk para murid yang lagi lagi serempak.
“Baiklah, murid baru. Silakan masuk” kata ibu wali kelas ramah.
Kemudian, masuklah sepasang siswa-siswi yang berpostur bagus, nampak serasi satu sama lain. Melangkah masuk kelas penuh dengan kepercaya diriian tanpa memasang wajah sombong.
“Baik perkenalkan diri kalian secara singkat. Dimulai dari kamu Koji” lanjut ibu wali kelas
“Baik, perkenalkan nama saya Seto Koji. Panggil saja Koji. Saya murid pindahan dari Jepang. Salam kenal dan mohon bantuannya” kata Koji memperkenalkan diri kemudian senyum mautnya membuat para murid puteri berteriak histeris.
kemudian dilanjutkan dengan perkenalan Michiko yang tak kalah hebohnya.
“Perkenalkan, nama saya Michiko Yamada. Panggil saja Michiko. Sama seperti Koji-san, saya murid pindahan dari Jepang juga. Mohon bantuannya” kata Michiko kemudian memberikan senyuman manisnya yang membuat murid putera heboh.
Bahkan insting srigala Koji sempat keluar ketika Michiko digoda salah satu murid putra. Namun dengan cepat Michiko dapat mencegah dan menenangkan Koji.
“Koji dan Michiko bisa menempati kursi yang kosong.” Jelas ibu wali kelas kepada dua murid baru itu.
Kemudian Michiko duduk di sebelah seorang murid putri yang berwajah lucu.
“Halo, namaku Michiko. Salam kenal” kata Michiko memperkenalkan diri pada teman sebangkunya.
“Namaku Afi. Salam kenal” jawab teman sebangku Michiko malu-malu.
Michiko terlihat sangat menyukai Afi. Dari awal berteman, ia langsung menempel padanya. Mungkin, karena Michiko merasa aman dan nyaman ketika dekat dengan Afi.
Michiko dan Koji sudah mulai terbiasa dengan tempat baru mereka. Tak perlu belajar bahasa, dengan menjejakkan kaki dibumu dan dimana Negara itu, mereka langsung dapat menguasai bahasa nasional dan daerah setempat.
********
Sedangkan planet dimana mereka berasal, sedang terjadi kebingungan. Sang mahkota raja tengah kebingungan mencari pangeran mahkotanya. Ia menugaskan seorang peri untuk mencari dan melindungi calon penerusnya itu hingga perang berakhir.
********
Tak terasa sudah lebih dari seminggu Koji dan Michiko sudah berada di bumi. Mereka mulai Nampak menyerupai manusia seutuhnya.
Pada Selasa pagi, pelajaran pertama dimulai. Ibu wali kelas memasuki ruang kelas.
“Selamat pagi bu…” sapa para murid yang selalu kompak
“Selamat pagi anak-anak~ Bagaimana kabar kalian hari ini?” sapa ibu wali kelas basa-basi seperti biasanyaa.
“Baik buuuu” jawab para murid
“Anak-anakku, ternyata kalian hari ini punya teman baru lagi”
“Waaah, kayaknya kelas kita fresh banget banyak murid barunya” celetuk salah satu murid.
Ibu wali kelas hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
“Baiklah, langsung saja. Mari masuk nak” kata ibu wali kelas
Sejurus kemudian, seorang murid putra memasuki ruang kelas. Suasana kelas terasa berbeda ketika murid baru itu masuk.
Suasana tiap-tiap orang berubah menjadi tenang, damai dan penuh dengan kasih sayang. Namun, ada 2 orang yang tidak merasa seperti itu. Koji dan Michiko justru Nampak kaget melihat kedatangan murid baru itu.
“Perkenalkan nama saya Tomo Yanagishita. Kalian dapat memanggil saya Tomo. Saya pindahan dari Jepang. Salam kenal dan mohon bantunannya” kata murid baru itu memperkenalkan diri tak lupa ia memamerkan senyum manisnya yang membuat wajahnya semakin rupawan. Bahkan ada bebera[pa siswa yang sampai mimisan melihat senyumannya itu.
“Baiklah Tomo silakan duduk di sebelah Afi” kata ibu wali kelas, matanya Nampak berbinar melihat ketampanan Tomo.
Kemudian Tomo berjalan menuju tempat duduknya. Michiko pindah tempat duduk karena koji tidak ingin jauh-jauh darinya, sehingga Afi terpaksa harus duduk sendiri.
Dari pandangan Afi, Tomo terlihat begitu bersinar. Seperti ada berlian yang mengitarinya sehingga menyilaukan mata. Afi hanya terperangah meliahat Tomo yang berjalan ke arahnya. Wajah Tomo dan segala sesuatu yang ada pada diri Tomo penuh dengan pesona. Tomo bak malaikat yang turun dari surga. Memberikan ketenangan, dan kedamaian kepada semuanya.
“Perkenalkan, namaku Tomo” kata Tomo
“N..na.. namaku Afi” jawab Afi terbata-bata. Kini mata Afi benar-benar terbuka, ia benar-benar melihat malaikat didepannya. Afi menggeleng-gelengkan kepala, untuk menyadarkan dirinya dari pesona Tomo yang begitu indah.
*****
Bel istirahatpun berbunyi. Para murid keluar kelas untuk pergi ke kantin, kecuali 3 orang.
Suasana berubah menjadi tegang. Koji nai pitam. Ia tak menyagka bahwa aka nada utusan datang, padahal ia sudah mengirim pesan kepada ayahnya untuk tidak mengirim perlindungan untuknya karena bisa memancing musuh datang, terlebih utusan yang dikirim adalah Tomo. Pesonanya begitu kuat, sehingga musuh dapat mencium dan mendeteksi keberadaan mereka.
“Bisakah kau meninggalkan kami? Kembalilah ke Wonder. Jika kau disini mungkin kita justru tidak akan selamat” kata Koji.
“Tidak, tidak mungkin aku pergi begitu saja setelah aku datang. Orang-orang akan curiga” jawab Tomo tenang
“Cih.. lalu apa gunanya kekuatanmu? Kau itu punya telepathy dan juga bisa mempengaruhi pikiran dan perasaan orang. Kenapa kau tak gunakan, hah?” kata Koji yang emosinya juga tak menurun.
“Tidak, aku tau dimana aku harus memakainya. Aku juga bisa berfikir, kapan aku harus meninggalkan tempat ini dan kembali ke Wonder”
“Baiklah kalau itu maumu”
******
Ketika perjalanan pulang ke rumah
“Michiko, apakah kamu kenal Tomo? Seperti apa orangnya? Baikkah dia?” Tanya Afi
“Ummm, iya aku kenal Tomo. Orangnya ya seperti apa yang kau lihat tadi. Iya dia baik” jawab Michiko sesingkat mungkin. Ia takut kalau jati diri mereka terkuak dengan cepat.
“Jawabanmu singkat dan tidak jelas. Huh, yasudah deh nanti lagi tanyanya” kata Afi setengah ngambek. Ia melanjutkan makan ice cream cokelatnya dengan nikmat. Sampai-sampai ia tidak memperhatikan jalan.
TEEEEEETTTTT… suara klakson truk yang sangat tidak santai.
Jantung Afi serasa hamper berhenti. Ia hamper saja tertabrak truk tadi. Ia selamat, meskipun jatuh tersungkur.
Tak sadar, Afi menduduki seseorang. Matanya langsung terbelalak kaget.
“To..tomo” kata Afi kaget. Sontak, ia langsung berdiri. Ia berniat untuk melarikan diri. Namun gagal, karena Tomo menahannya.
“Oi, apa kau mau melarikan diri? Setidaknya bertanggung jawablah atas yang kau perbuat” kata Tomo
“Eh?” celetuk Afi tak sadar, ia langsung menoleh. Melihat ke arah Tomo.
Wajah dan baju Tomo kotor, karena tumpahan ice cream Afi.
“Gyaaa, maaf! Akan ku bersihkan!” kata Afi menyesal.
Kini, mereka duduk di bangku taman. Afi membersihkan wajah Tomo. Afi begitu mengagumi bentuk wajah Tomo. Dari kulitnya, sampai bentuk tulang penyusun wajahnya. Semua terlihat sangat rapid an sempurna.
“Sesempurna itukah diriku sampai kau begitu mengagumuku?” Tanya Tomo setelah membaca pikiran Afi.
Afi terkaget dan juga bingung, bagaimana bisa Tomo mengetahui apa yang ia fikir dan rasakan, bahkan ia juga merasa takut. Belum sempat Afi menjawab. Tomo sudah berbicara lagi.
“Tak perlu takut, aku bukan pria yang macam-macam” kata Tomo
Mendengar pernyataan itu, Afi lega. Melihat Afi mengeluarkan ekspresi seperti itu, Tomo tersenyum. Tomo merasa nyaman dengan Afi, meskipun mereka jarang mengobrol walaupun mereka teman sebangku. Tomo juga sering membaca pikiran Afi, menurut Tomo Afi adalah orang yang menarik.
Dari hari itu, Tomo dan Afi semakin dekat. Tomo mulai merubah Afi. Merubah kebiasaan buruk Afi. Tomo mulai mengingatkan bagaimana kesehatan Afi jika ia selalu makan sesuka hati. Tak hanya itu, nilai Afi yang pas-pasan bahkan hancur, kini berangsur-angsur membaik. Tomo sma sekali tidak memanjakannya, namun ia melatih Afi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Demi masa depan Afi kelak, bukan untuk Tomo.
Setelah beberapa bulan mereka jalani, kini Afi berubah. Menjadi gadis cantik yang pintar.
“Tomo, nanti ada acara social organisasiku. Mau ikut?” ajak Afi
“Boleh, ke panti asuhan kan?” Tanya Tomo
“Kau ini cenayang atau apa? Aku bahkan belum memberi tahu siapapun tentang hal ini. Kau ini manusiakan?” ucap Afi bingung
Tomo agak kaget. Ia takut jati dirinya akan terungkap. Ia tak ingin menyakiti Afi.
Sepulang sekolah, Afi, Tomo dan teman satu organisasi Afi datang ke sebuah panti asuhan. Mereka tercengang karena keadaan yang begitu ….
“Yosh.. karena kita sudah sampai sini. Mari kita bantu menghidupkan panti asuhan ini lagi” kata Afi semangat. Kemudian disusul teriakkan semangat dari yang lainnya.
Afi dengan dibantu satu temannya mengepel lantai kelas. Sebagian perempuan menyapu halaman depan dan belakang. Sebagian putra ada yang membersihkan kamar mandi, dan sisanya melakukan perbaikan bangunan. Seperti membenarkan genting, membenarkan papan nama panti asuhan, dan juga mengecat.
Seharian penuh mereka lakukan untuk kerja bakti social di panti asuhan tersebut. Kerja bakti social mereka selesai cukup lama. Pukul 7 semua pekerjaan baru selesai.
“Terimakasih anak muda atas perhatiannya pada panti asuhan ini. Semoga tuhan membalas kebaikan kalian hari ini” kata ibu pemilik panti asuhan.
“Tidak perlu sungkan bu, ini memang sudah menjadi kewajiban untuk membantu satu sama lain bukan? Kalau begitu kami pamit dulu. Terimakasih untuk hari ini” kata Afi mewakili teman-teman yang lain.
“Baiklah kalau beguitu. Hati-hati dijalan pulang ya anak-anak. Sekali lagi terimakasih” kata ibu pemilik panti asuhan sambil melambaikan tangan pada semua anak yang telah kerja bakti di panti asuhannya.
Semuanya berpencar, berjalan menuju rumah masing-masing. Namun Tomo mengantarkan Afi terlebih dahulu sebelum ia pulang ke markas. Hati Tomo tak tenang malam itu.
“Tomo, lihatlah bintang itu! Sinarnya terang sekali” kata Afi sambil menunjuk salah satu bintang
“Benarkah?” Tanya Tomo cuek.
“Sepertinya bintang itu tambah besar Tomo, seperti semakin mendekat ke kita. Sinarnya makin lama juga semakin terang” jelas Afi
Tomo mendongak, melihat ke langit. Rahang  Tomo mengeras.
Kemudian sesuatu yang dahsyat jatuh didepan mereka. Cahayanya sangat terang, bisa membuat orang buta jika melihatnya.
Seringai dari wajah seseorang langsung nampak di pengelihatan Tomo.
“Akhirnya ketemu juga” suara dari seberang sana..
“Tomo, aku akan menangkapmu”  suara itu lagi berkata.
“Etto..” gumam Tomo gelisah
Mata Tomo menyipit, memastikan. Sejurus kemudian, mata Tomo langsung terbelalak. Ia melihat musuhnya. Atsuko, malaikat jahat dari kerajaan lawan.
“Ada apa Tomo? Apa ada meteor jatuh didepan kita?” tanya Afi kebingungan
Belum sempat membalas pertanyaan Afi, mereka mulai diserang. Atsuko menembakkan bola-bola api ke arah mereka. Dengan cekat, Tomo melindungi Afi. Tanpa sadar, dengan gerakkan yang sangat cepat ia juga mengeluarkan sayapnya. Kemudian Tomo berteleportasi ke markkas dengan membawa Afi juga tentunya.
*******
Mata Afi terbelalak kaget. Ia melihat orang yang ia sayangi, Tomo, mempunyai sayap dipunggungnya. Dan juga ia melihat sahabatnya, Michiko dengan kuping dan ekor srigala ditubuhnya, begitu juga dengan Koji. Afi tak percaya. Afi telah memberikan hatinya kepada seorang malaikat, bukan manusia.
Dengan wajah yang penuh sesal, Tomo menghadap pangeran mahkota, Koji.
“Maafkan aku, mereka telah menemukanku” kata Tomo menyesal
“Sudah ku tebak. Auramu itu sangat kuat, jadi mudah sekali bagi musuh untuk mengetahuinya” jawab Koji
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Tomo
“Kita harus lebih hati-hati lagi. Aku akan kembali ke Wonder ketika ayah memanggilku. Tapi khusus untukmu, kau harus menyelesaikan masalahmu dulu disini. Kau harus melindunginya” kata Koji kemudian menoleh ke arah Afi.
Sekarang Tomo mengerti, kenapa perasaannya begitu tak tenang tadi.
Hari-hari selanjutnya mereka jalani dengan waspada. Terlebih lagi, mereka tak hanya melindungi diri mereka sendiri sekarang, tetapi mereka juga melindungi Afi.
Suatu malam, ketika Afi dan Tomo sedang berjalan-jalan di pasar malam. Tomo melihat wajah Atsuko ditengah-tengah keramaian. Dengan seringainya yang menakutkan, Atsuko menembak mereka dengan bola api. Atsuko tak mengkhawatirkan sekitarnya, ia nampak tak perduli dengan orang-orang. Atsuko menampakkan wujud aslinya, kemudian ia terbang, menyerbu sang mangsa, Tomo. Dengan sangat terpaksa, Tomo juga memperlihatkan wujud aslinya. Masyarakat yang melihat pertempuran itu nampak takut. Untuk mengurangi sorotan mata, Tomo memancing Atsuko ke tempat yang sepi. Di tengah hutan, mereka bertarung.
Dengan mengerahkan seluruh nafsunya, Atsuko menyerang Tomo menggunakan bola apinya. Berbeda dengan Atsuko, Tomo melayaninya dengan tenang, ia melawan menggunakan trik yang ia lakukan, agar tenanganya tak terkuras habis. Api dan es. Hal yang sangat kontras. Atsuko dan Tomo memang musuh bebuyutan dari dulu.
Dengan jurus terakhir yang ingin ia keluarkan pada malam itu, tomo dapat mengalahkan Atsuko. Ia mengikat Atsuko dengan esnya. Kemudian, ia mengubur Atsuko dengan dedaunan. Setelah itu, Tomo langsung terbang, melarikan diri.
“Arrrghh.. awas kau tomo! Lain kali akan ku cabik habis kau!” teriak Atsuko, sehingga membuat burung-burung yang ada di hutan itu terbang ketakutan.
Tomo terkekeh mendengar teriakkan musuhnya itu.
*******
“Jika Atsuko berani berbuat seperti itu, maka...” Koji menggantungkan kalimatnya
“Baekhyun juga berada di sekitarnya” lanjut Michiko
Koji yang mengetahui tentang penyerangan Atsuko langsung membuat taktik. Michiko, Tomo, dan Koji sendiri tentunya sedang berunding membuat taktik untuk melawan Atsuko.
Sedangkan Afi berdiri menatap langit di balkon markas..
Ia meneteskan air mata.
“Akankah pertempuran dimulai? Akankah Tomo berpisah denganku? Apakah aku harus ikut kedunianya?” tangis Afi
******
Hari baru datang, namun keteganagnlah yang mucul. Genderang perperangan telah dimainkan. Koji, Michiko, Tomo dan Afi melangkah keluar markas. Mereka tak bisa berdiam diri terus di markas, mereka harus menghadapi sang musuh. Mereka sudah memakai peralatan perang mereka.
Mereka berjalan ke sebuah bukit, jauh dari permukiman warga.
Sebuah seringaian menyambut mereka dari Baekhyun, pangeran mahkota kerajaan lawan. Rahang Koji mengeras. Ia bertemu lagi dengan musuh lamanya. Musuh dalam selimut.
Dulu, 500 tahun yang lalu Koji dan Baekhyun bersahabat. Namun persahabatan itu putus karena Baekhyun mengkhianati Koji. Ia merebut Michiko dari pelukkannya. Cinta memang pernah ada diantara hati Baekhyun dengan Michiko. Namun, Michiko tersadar bahwa Baekhyun bukanlah orang yang baik. Michiko telah di hipnotis olehnya. Kemudian Michiko kembali kepelukan Koji.
Setelah kejadian itu, kerajaan Baekhyun, North Sky mulai rakus akan kekuasaan. Kerajaan North Sky ingin mengambil daerah kekuasaan milik Kerajaan Koji, South sky. Perperangan yang pertamapun terjadi. Untuk perperangan yang pertama, di menangkan oleh kerajaan Koji. Dan sekarang, mereka mulai lagi perperangan itu.
“Ahh, Koji. Sudah lama tak bertemu” kata Baekhyun kemudian tersenyum licik.
“Michiko, apa kabar?” lanjut Baekhyun.
Koji langsung menyeringai. Matanya menatap Baekhyun penuh dengan kebencian. Baekhyun yang meliaht kejadian itu hanya tertawa. Kemudian menajamkan pandangannya.
“Apakah kau takut jika Michiko-mu itu kembali lagi padaku?” goda Baekhyun.
“Jaga bicaramu itu! Dasar kucing belang kau!” balas Koji emosi
“Apa katamu? Kucing belang? Cih.. enyahlah kau dari hadapanku!” jawab Baekhyun naik pitam. Ia berubah bentuk ke wujud aslinya. Kuping dan ekor srigalapun muncul ditubuhnya. Aura dendam Nampak di wajahnya. Kemudian ia memberikan serangan kepada Koji dengan senapan ampuhnya itu.
Dengan kecepatan bak cahaya, Koji menghindari tembakan dari Baekhyun. Beberapa menit kemudian, Baekhyun mengubah senapannya menjadi pedang. Tak mau kalah dengan Baekhyun, Koji juga mengeluarkan pedang miliknya.
Mata mereka saling menatap tajam.
“yaaaaaaa!!!!” teriak Koji sebelum menyerang Baekhyun. Ia mengadu pedangnya dengan pedang Baekhyun.  Keduanya sama kuat. Namun untuk kecepatan, Koji lah juaranya. Dalam menggunakan pedang, Koji selalu menggunakan kecepatan dan ketepatan agar energinya tak terbuang begitu banyak.
Disisi lain, kedua malaikat juga sedang bertarung. Kini mereka akan menyelesaikan pertempuran mereka.
“Kini aku tidak akan kalah darimu Tomo!” kata Atsuko berapi-api
“Coba saja kalau kau bisa” jawab Tomo kemudian tersenyum manis. Atsuko kebingungan melihat musuhnya itu tersenyum begitu manis.
“Jika kau tidak hati-hati, jika kau langsung terpaku melihat pesonaku, kau bisa mati” kata Tomo berbisik di kuping Atsuko. Atsuko terkaget, matanya terbelalak. Ia menoleh ke belakang, namun taka da Tomo disitu. Tomo berpindah begitu cepat. Ia sengaja membuat Atsuko kebingungan.
Tiba-tiba tembakan bola api mengenai bahu Tomo. Ia terlambat menghindar.
“Jangan main-main denganku!” gertak Atsuko.
“Baiklah, ayo selesaikan semua ini” kata Tomo kemudian bangkit menyerang Atsuko.
Kemudian keduanya benar-benar bertarung. Keduanya juga mengeluarkan jurus-jurus yang belum pernah mereka perlihatkan.
Ketika Atsuko menyerang Tomo habis-habisan dengan bola apinya, Tomo hanya bisa berlindung dibalik perisainya. Kemudian, ketika Atsuko kehabisan tenaga, Tomo baru menyerang. Ia menggunakan jurus kejamnya. Pertama, ia akan mengusik fikiran Atsuko. Kemudian, ia membuat Atsuko ketakutan. Lalu setelah itu, ia baru menggunakan kekuatan esnya.
Akhirnya Atsuko mati. Tubuhnya tertusuk es dari belakang. Kemudian Tomo juga membekukannya. Kemudian melemparkan bongkahan es berisi Atsuko itu ke Baekhyun.
“Hei, ini ku kembalikan sip ayah mu” kata Tomo kemudian melemparkan bongkahan es yang didalamnya ada mayat Atsuko.
“Tidak,, tidak mungkin” kata Baekhyun tidak percaya.
“Kenapa? Merasa tidak percaya diri sekarang?” ejek Koji
“Ada atau tidaknya Atsuko itu tidak penting, asalkan aku bisa membunuhmu dengan tanganku sendiri” kata Baekhyun kemudian menyerang Koji

Sedangkan Michiko….
“Menyerahlah atau aku akan membunuhmu” kata Kai, prajurit pelindung Baekhyun.
“Cih.. lakukan kalau kau bisa” balas Michiko
“Aku tidak akan memukul perempuan”  elak Kai
“Simpanlah omong kosongmu itu” jawab Michiko kemudian menembakkan peluru kea rah Kai. Meleset. Sejurus kemudian, Kai naik pitam. Ia berlari ke arah Michiko kemudian berubah menjadi seekor srigala coklat besar. Tak mau kalah, Michiko juga berubah ke bentuk srigala berwarna ungu. Meskipun Michiko bergender betina, kekuatannya tak kalah dengan srigala jantan.
Keselamatan Kai, terancam. Michiko benar-benar tangguh. Kai mulai putar otak. Kemudian ia melihat seorang manusia disana. Kai langsung berlari ke arah manusia itu. Dan bertransformasi lagi menjadi manusia. Ia membekap Afi. Afi tak bisa melawan Kai, jelas saja postur Kai lebih tinggi darinya dan juga tenaganya melebihi manusia.
“Kau ingin menyerah atau gadis ini akan mati?!” kata Kai sambil menyodorkan pisau ke leher Afi.
“Michiko!” teriak Afi ketakutan
Michiko tak dapat berbuat apa-apa. Ia tak ingin Afi menjadi korban dalam pertempuran ini, namun ia juga tak ingin menyerah. Ia hanya bisa mengaum meminta pertolongan.

BRUKK…
Kai terjatuh. Ia terbunuh.
“Tomo..” gumam Afi setelah melihat Tomo membunuh Kai dengan satu jurus saja. Ia kaget, melihat Tomo yang seperti malaikat pencabut nyawa. Kemudian Michiko bertransformasi kembali menjadi manusia.
“Terimakasih sudah datang tepat waktu, aku tak tau apa yang terjadi jika kau datang terlambat”kata Michiko
“Aku hanya.. hanya ingin Afi tak terluka” kata Tomo kemudian berjalan mendekati Afi.
“Tomo..” panggil Afi. Pipi Afi basah. Air matanya tak dapat dibendung lagi
“Maafkan aku membuatmu takut. Aku hanya ingin kau tak terluka” kata Tomo kemudian memeluk Afi
Afi menangis di pelukan Tomo. Ia menangis karena dua hal. Ia ketakutan karena hal yang barusan terjadi dan karena kenyataan bahwa Tomo bukan manusia.
“Tomo, lindungilah Afi. Aku ingin bertempur bersama Koji” kata Michiko. Tomo hanya menjawab dengan anggukan. Kemudian Michiko bertransformasi lagi menjadi srigala, kemudian ia berlari menuju tempat Koji bertarung dengan Baekhyun.

“Apakah kau tak lelah jika kau seperti ini terus?” kata Michiko yang sudah kembali berwujud manusia.
Baekhyun dan Koji berhenti bertarung sejenak. Keduanya mundur beberapa langkah.
“Apa pedulimu jika aku terus seperti ini?” jawab Baekhyun
“Apa kau tidak berfikir bahwa prajuritmu yang telah mati itu memiliki keluarga dirumah? Yang menantikan mereka dirumah? Apa begini calon raja kerajaan North Sky?” jelas Michiko
“Jangan sok peduli padaku. Aku tak butuh itu” jawab Baekhyun kemudian menyeka darah yang ada di sudut bibirnya dengan punggung tangannya.
Michiko berjalan menuju Koji. Ia berdiri teoat disamping Koji.
“Kalau begitu, mari kita selesaikan perang ini” kata Michiko
“Baiklah, siapa takut” jawab Baekhyun sembari memberi isyarat kepada para prajuritnya untuk segera menghabisi Michiko dan Koji. Para prajurit itu mengepung Koji dan Michiko.
Kemudian Michiko menengok ke arah  Koji.
“Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Demi apapun aku menyayangimu lebih dari apapun” kata Koji pasrah
Michiko tersenyum mendengarnya. Dalam hati ia menangis, karena perkataan Koji barusan seperti kata-kata perpisahan. Kemudian ia mengangguk, memberikan isyarat ‘mari lakukan yang terbaik’ . Kemudian mereka pasang kuda-kuda, bersiap melawan musuh.
Sejurus kemudian, Baekhyun memetikkan jarinya, memberi isyarat ‘serbuuu!’ pada para prajuritnya itu.
Prajuritpun melakukan serangan. Dengan sekuat tenaga, Michiko dan Koji melawan 6 orang prajurit. Apapun yang terjadi nanti, kalah maupun menang. Mereka percaya, mereka akan terus bersama sampai kapanpun .
*******
TING…TING…
Bunyi lonceng berdenting..
Musim dingin datang. Afi menatap langit yang cerah pagi itu. Merasakan hembusan angina yang mulai terasa dingin.
“Tomo, apakah kau melihatku disana?” kata Afi. beberapa detik kemudian, matanya berlinang air mata. Mengingat kejadian seminggu lalu. Pertempuran waktu itu…

“Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Demi apapun aku menyayangimu lebih dari apapun” kata Koji pasrah
Baekhyun menjentikkan jarinya. Kemudian para prajurit menyerang Michiko dan Koji. Pertempuran sengit terjadi. Michiko dan Koji berjuang habis-habisan.
Tomo berteleportasi ke tempat Koji.  Tomo dan Koji bertukar tempat. Sehingga yang melawan para prajurit adalah Tomo dan Michiko. Sedangkan Koji…
BRUKKK…
Baekhyun terjatuh. Ia memegangi pedang yang tertancap di dada sebelah kirinya. Baekhyun berbalik ke belakang, melihat Koji berdiri dibelakangnya.
“Kau…” kata Baekhyun
“Maaf, aku harus melakukan ini. Aku tidak ingin terjadi hal yang lebih buruk lagi jika kau tetap hidup. Kau sahabat yang baik. Terimakasih. Sampai jumpa..”  kata Koji sedih.
Baekhyun terjatuh. Ia meneteskan air mata, namun kemudian ia tersenyum.
“terimakasih” kata Baekhyun yang terakhir.
Kemudian langit yang tadinya gelap, kini perlahan mulai membuka celah-celah untuk sinar matahari masuk.
Kemudian dari langit, datanglah keluarga Koji. Mereka datang untuk menjemputnya. Menjemput Koji, Michiko dan juga… Tomo.
Hati Afi semakin sakit ketika ia harus berpisah dengan Tomo.
“Haruskah aku ikut ke duniamu?” Tanya Afi. matanya menampakkan kesediahan yang luar biasa.
“Tidak. Kau harus tetap disini. Menjalankan kehidupanmu, tanpa aku disisimu”
Afi menunduk, ia menangis. Ia tak tau harus berkata apa lagi.
Tomo memegang dagu Afi, kemudian mendongakkannya agar ia dapat melihat wajah Afi.
Mata mereka saling bertemu. Keduanya menampakkan ekspresi yang sama, sedih tak ingin berpisah dengan orang yang ia sayangi.
Kemudian Tomo menggenggam tangan Afi dan mendekat ke wajah Afi. mencium kening Afi.
“Percayalah bahwa aku selalu ada di dekatmu. Aku akan selalu mengawasimu. Aku takkan melupakanmu. Aku mencintaimu” kata Tomo
Perlahan genggaman tangan itu mulai merenggang. Tomo mengepakkan sayapnya. Ia harus segera pergi, kembali ke planet Wonder. Sampai akhirnya, genggaman tangan mereka terlepas. Tomo meneteskan air mata. Ia juga berharap bahwa ia bisa terus bersama Afi. Namun kenyataan berbeda dari yang ia inginkan.

*********
Kini Afi mulai melakukan kegiatannya. Ia mulai ceria.
Dari sisi lain, ada seorang malaikat yang mengikuti kemanapun perginya dari kejauhan. Ia terbang, mengamati dengan lembut, gadis yang ia cintai..

The End

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer