Jangan Larang Aku Menjadi Fangirl








Sudah terlalu lelah dibilang, “masih aja fangirlan? Kapan kamu dewasanya?” , “udah umur segitu masih aja fangirlan.”

Kenapa sih penyandang “fangirl” sering dianggap nista? Apa salahnya jadi fans seseorang? Apa salahnya jika kita memiliki seorang idola? Apa kami mengganggu kehidupanmu?


Spam tentang si bae di berbagai sns; facebook, twitter, ig dan yg lainnya itu mengganggu hidupmu kah? Apalagi kalau ternyata kami seorang fangirl jpop/kpop. Rasanya seperti di diskriminasi ketika orang-orang berkomentar atau menyuruh untuk berhenti menjadi seorang fans. Well, ini hidup kami.


Dan menjadi seorang fangirl itu nggak nista kok, ada manfaatnya malah.

Pertama, karena aku seorang fans kpop/jpop yang tidak paham dengan bahasa mereka sepenuhnya tentu saja membutuhkan yang namanya subtittle ketika sedang menonton sebuah acara yang berhubungan dengan si bae. Entah itu reality show mau pun drama. Dari yang nggak paham bahasa Inggris, sampai paham itu juga gara-gara kita ber-fangirl-ria. Nggak bisa dipungkiri kalau aku makin paham bahasa inggris gara-gara nonton acara Jepang/Korea yang bersubtittlekan bahasa Inggris.

Kedua, imajinasi kami melejit setelah mengenal si bae. Maksudnya? Yha liat aja deh, banyak fanfiction bertebaran, kan? Hampir setiap fangirl menelurkan cerita fiksinya bersama si bae. Jujur aja, hobi gemar menulisku juga timbul salah satunya gara-gara dunia fangirl ini. 

Ketiga, mayoritas para fangirl tuh setia. Kenapa? Ya gini deh, kami nungguin idola kami untuk comeback bertahun-tahun, dan nggak berpindah fandom. Kita sama idola kami yang jelas-jelas nggak bakal kami dapatkan aja setia, apalagi sama kamu yang jelas-jelas ada di depan mata! Dan sekali lagi, jangan merasa minder jika kamu merasa kalah ganteng sama idola kami. Karena kamu dengan idola kami itu memang sudah berbeda, tidak perlu dibanding-bandingkan. Karena kamu ya kamu, kamu yang berhasil mencuri perhatian dari seorang fangirl merupakan seorang yang hebat. Jadi jangan minder atau berprasangka buruk dulu sama kami.

Keempat, kami para fangirl tidak melakukan kegiatan yang nyleneh ––yha sebeut saja pergaulan bebas–– karena kami terlalu sibuk dengan dunia kami. Kami tidak melakukan seks bebas karena kami setia. Kami tidak minum atau mabuk-mabukan karena uangnya kami tabung untuk membeli album si bae. Pokoknya kami ini anak baik-baik.

Kelima, tanpa melupakan budaya sendiri kami belajar budaya si bae. Malah justru kami ingin memperkenalkan budaya kami kepada si bae. Kalian tahu? Betapa senangnya kami ketika si bae menyapa kami dengan bahasa nasional kita. Mengapa kita senang? Si bae bisa menyapa kami menggunakan bahasa nasional kita, berarti ia mempelajari tentang bahasa kita. Budaya kita. Rasanya senang sekali!

Keenam, meski pun terlihat seperti “dijajah” kami tidak melupakan karya-karya artis pribumi lho. Jadi, kalau artis-artis nasional kita memang bagus. Ya kami juga akan suka. Kami tidak akan berpaling dari artis-artis bersuara bagus seperti Afgan, Vidi Aldiano, Fatin, dan sederet artis senior yang lain.


Nah, masih ada yang mau memandang sebelah mata predikat fangirl kami? Yah, mungkin anda cuma sirik sama kami, karena tidak memiliki idola ataupun kesenangan yang kami miliki. Sekian dari saya yang sudah lelah dengan pertanyaan menohok dari para non-fans. Please still being peace don’t start a war :’3


Terima kasih, kamsahamnida, arigatou gozaimasu, gracias.

Komentar

Postingan Populer