Fanfic: Tears and Smile #9



#Uci’s Po.V

BRUUKK..
“Awww..” keluh Sizuka-chan kesakitan
Lalu ia menatap orang yang ia tabrak. Ia terpaku.
Akupun juga kaget melihat orang yang ia tabrak.
“Ehh??” kataku spontan
*
Kamipun mampir ke warung ramen yang kecil. Kedua anak kembar itu nampaknya ragu akan keamanan warung ramen ini.
“Kita mau makan ramen disini? Nggak salah?” tanya Sizuka-chan pada seorang laki-laki yang kini telah menggandeng tangan kanannya.
“Unn. Tentu saja. Kelazatan mi ramen disini memang tak sebanding dengan penampilan warungnya. Ramen disini enak kok” jawab laki-laki itu.
“Hmm.. kalau Ryutaronii bilang begitu aku mau deh!” kata Sizuka-chan sambil menggelayut di lengan Ryutaro.
Aku menggeridik sebal.
MAMAAAKKK! AKU AJA YANG PACARNYA BELOM PERNAH NGEGELAYUT KAYA GITUUUUUU!! KUSO! UDAH KECOLONGAN START SAMA ANAK KECIL NIH GUA! Hzzzzz…¬_¬ batinku sebal.
“Nah, ayo kita masuk” kata Ryutaro sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menggandengku.
Dan yang benar saja. Ketika aku memberikan tanganku, baru hamper menempel di telapak tangan Ryu, anak kecil bernama Sizuka Mizuki itu mencegahnya. Ia menarik tangan Ryu.
Macam apa ini anak?-_- batinku sebal yang kedua kalinya.
“Eiitzz.. Ucinee nggak boleh gendengan sama Ryunii. Ryunii just my mine” kata Sizuka-chan
Bujuu nih anak. Dapet kalimat begono dari mana yak? Batinku heran bercampur sebal
“Oke. Fine! Aku dengan Yuuki-chan saja” jawabku lalu langsung masuk warung mendahului Ryu dan Sizuka-chan.
Terdengar samar-samar, Ryu terkekeh melihatku bersikap seperti itu.
Setelah menemukan tempat duduk yang cocok, Sizuka-chan duduk disebelah Ryu, aku duduk berhadapan dengan Ryu di samping Yuuki-chan. Saat menunggu pesanan, gadis cilik itu mulai mengujiku lagi.
“Ryunii, Ryunii ganteng deh. Kita nikah yuk!” kata Sizuka-chan sambil tersenyum manis pada Ryu.
Aku hanya bisa menahan tawa. Tapi nampaknya Sizuka-chan menyadarinya.
“Ih, Ucinee kenapa? Iri ya nggak bisa menikah sama Ryunii?” tanya gadis kecil itu
“Ile. Aku kan sudah ada Yuuki-chan. Yuuki-chan kan manis, nggak nakal, baik pula” jawabku nakal sambil memeluk Yuuki-chan
“Stop neechan. Aku malu dipeluk-peluk begitu” kata Yuuki-chan sambil mencoba melepas pelukkanku. Mukanya merah padam
“Kyaaa.. kawaii” kataku spontan melihat wajah Yuuki-chan yang memerah
Lalu pesanan datang..
“Arigatou..”kataku bersamaan dengan Ryu. Kami saling pandang.
Dheg...
Kini mataku dengan matanya saling bertemu..
Jantungku bergejolak. Doki doki melanda.
Mungkin kalau hidupku adalah sebuah dorama, sekarang pasti sudah ada backsound, entah itu hanya instrument atau sebuah lagu yang menggambarkan suasana yang.. berbunga-bunga. Dan untuk saat ini, aku akan memilih fireflies - owl city. Lalu aku memberikan sebuah senyuman untuk Ryu kemudianku alihkan pandangan ke anak-anak.
Ketika Yuuki-chan sudah siap menyantap mi ramen, aku mencegahnya.
“Eittzzz..” kataku lalu melekatkan kedua telapan tangan didepan dada. Kemudian Yuuki-chan, Sizuka-chan, dan tentu saja Ryu, mengikutiku.
“Itadakimasu!!” ucap kami bersamaan.
Lalu anak-anak mulai melahap mi ramennya masing-masing. Ketika aku menyuapkan mi ramen ke dalam mulutku, tiba-tiba Ryu berbicara.
“Kita sudah seperti keluarga bahagia ya..” celetuk Ryu
“UHUKK.” Aku tersedak mendengar perkataannya barusan.
Aku meminum the yang diberikan Ryu.
“Apa maksudmu?” kataku setelah dapat mengatur nafas.
“Hanya selintas fikiran. Kelak, jika kita sudah berkeluarga, aku inginkan yang seperti ini” kata Ryu dengan suara bass nya.
Aku menaruh sumpitku.
Tersenyum padanya.
“Aminnn. Demo, kita baru sehari sudah berfikir punya keuarga?”
“Kita memang sudah seperti keluarga neechan. Ryutaronii sebagai suaminya, aku jadi istrinya. Neechan sama Yuuki-chan jadi anakku” kata Sizuka-chan dengan pdnya.
Sekejab, tawapun menyeruak.
Sumpah ki bocahh.. gawe gawe. Ngakak! Batinku
“Hahahahaha.. kamu ada-ada saja Sizuka-chan!” kataku masih terkikik.
“Kamu cemburu kan Ichi-chan?” goda Ryu
“Kasih tau gak yaaaa?” aku menggoda balik
“Ichi-chan..” kata Ryu sambil mencubit kedua pipiku.
“Heeeyyy.. neechan, niichan! Stoopppp!!!!!” kata Sizuka-chan
Kami berdua langsung berhenti dan menatap gadis kecil itu. Mimic wajahnya berkata bahwa ia cemburu.
“Kyaaa.. gomennasai oka-channn” godaku sambil mencubit pipinya.
Sizuka-chan tetap merajuk. Sampai akhirnya Ryu yang turun tangan.
“Ika-channnn,, gomennasai ne. jangan marah dong” bujuk Ryu sambil mengelus-elus pucuk kepala Sizuka-chan.
Dan yang benar saja. Ia luluh.
“Oke oke. Sekarang kita makan ramennya” perintah Sizuka.

#Author’s Po.V

Setelah makan ramen, mereka menuju taman bermain dekat situ.
Uci dan Ryutaro sedang menunggu Sizuka-chan dan Yuuki-chan yang sedang bermain prosotan di bangku taman.
“Yaah, nunggu main lagi. Bosaaan” keluh Uci
“Kalau begitu main aja yuk” usul Ryu
“Main apa? Wahana disini kan buat anak-anak dibawah 12 tahun.”
“Memang. Kita main ini saja” kata Ryu lalu menggelitikpinggang Uci.
“Kyaa” spontan Uci langsung berdiri dan melarikan diri. Uci memang tak tahan dengan gelitikkan diperut, pinggang, dagu dan leher.
Merekapun kejar-kejaran seperti anak kecil.
“Akan ku tangkap kau!” kata Ryu
“Tidak akan!” balsa Uci.
Dengan langkah cepat, Ryu dapat berlari di belakang Uci.
Dan haap!!!
Ryu dapat  menangkap Uci dari belakang. Ia memeluk sekaligus mengangkat Uci di pinggangnya.
“Kyaaa.. turunkann!” jerit Uci
Ryupun menurunkan Uci. Sekarang mereka saling berhadapan. Ryutaro masih memegang pinggul Uci. Ryutaro menatap Uci, begitu juga sebaliknya.
Ryu mendekatkan wajahnya ke wajah Uci.dengan lembut, Uci menjauh dari wajah Ryu.
“Bukan disini. Banyak anak-anak” kata Uci lalu berlari kembali ketempat duduk.

*
“Kyaa.. apa-apaan itu. Neechan tegaaa” kata Sizuka-chan saat melihat Ryu sedang memeluk Uci. Ia hamper menghampiri Uci, tapi dicegah oleh kakaknya.
“Ika-chan. Jangan. Sepertinya Ryunii dan Ucinee berpacaran. Jangan ganggu Ryunii lagi ya” kata Yuuki-chan
“Tapi kan.. tapi kan..”
“Ika-chan kan masih kecil. Nggak boleh cinta-cintaan.”
“Tapi Yuuki-chan juga cinta-cintaan kan sama teman sekalas Yuuki-chan”
“Hmm.. kalau begitu ralat. Boleh cinta-cintaan tapi sama yang seumuran aja. Nah, sekarang kita anggep, Ryunii adalah kakak kita. Setuju?” kata Yuuki-chan
“Hmm.. baiklahh”

#Uci’s Po.V

Akhirnya pekerjaan sebagai babysitter selesai juga hari ini. Aku dan Ryutaro mengantarkan kedua anak kembar ini ke café tempat awal bertemu tadi.
“Oka-sannn!!!” kata si kembar girang ketika melihat ibunya yang sudah menunggu kedatangan mereka.
“Kyaa.. anak-anak ibu apakah kalian senang hari ini?” tanya Mizuki-san pada anak-anaknya
“Unn. Hari ini kami di ajak makan ramen dan main di taman” jawab kedua anaknya
“Waa.. yokatta ne. ibu tidak salah memilih kakak ini kan berarti. Yasudah. Sekarang kalian tunggu di mobil ya. Ibu mau bicara dengan kakak ini dulu”
“Unn~” jawab si kembar lalu pergi ke mobil mereka.
“Konnbanwa Mizuki-san” sapaku
“Konbanwa” sapa Ryu
“Konbanwa Uci-san. Eh? Ryutaro Morimoto desu?”
”Unn” jawab Ryu singkat.
“Haah, Uci-san. Ini gajimu untuk hari ini” kata Mizuki-san sambil memberikan sebuah amplop.
“Waah, arigatou. Ini gaji pertamaku” kataku senang
“Oh iya Uci-san. Ini” kata Mizuki-san sambil memberiku sebuah netbook.
“Netbook? Untuk apa?” tanyaku spontan
“Itu untukmu. Kau harus membuat laporan sebagai bukti telah mengasuh anakku.”
“Laporan?”
“Unn. Setiap malam sehabis mengasuh anakku, kau harus mengirim laporannya kepadaku lewat email”
“Wakatta.. “
“Summimasen Mizuki-san, besok kami tidak bisa menjaga Ika-chan dan Suzuki-chan. Besok kami akan ke Korea. Hanya satu hari” kata Ryutaro
Korea ne? hmm.. baiklah. Berarti temanmu bisa menjaga Ika-chan dan Yuuki-chan?” tanaya Mizuki-san
“Zahra? Oh.. unn. Dia pasti bisa. Dengan bantuan oppa pasti dia bisa.”
“Nah, kalau begitu, besok Zahra-san harus sudah datang pukul 11 siang” kata Mizuki-san
“Unn. Baiklah” jawabku dan Ryu kompak
Mizuki-san terkekeh
“Kalian cocok sekali lho. Semoga kalian langgeng ya. Nah, baiklah, anak-anak sudah menunggu. Saya pamit dulu”
Aku dan Ryutaro jadi salah tingkah.
“Unn. Ki o tsukete ne Mizuki-san” kataku
“Unn. Sayonara”
Setelah itu, Ryu mengantarku pulang.
“Jangan sampai kesiangan ya. Akan ku jemput jam 7. Kobayashi sensei menunggu kita dibandara jam setengah delapan.” Kata Ryu mengingatkanku
“Unn. Akan ku usahakan bangun pagi. Jya.. mata ashita” jawabku lalu hormat bak paskibraka lalu melangkah menjauh.
“Chotto matte! Ada yang tertinggal”
“Eh? Nanni?” kataku lalu mendekati Ryu lagi.
“Kore wa” kata Ryu lalu mencium keningku.
Wajahku panas..
“Yukkuri nenasai ne. Mata ashita! Oyasumi” kata Ryu lalu berjalan mundur kembali ke mobil.
“Jyaa.. Oyasumi!” kataku sambil melambaikan tangan tak lupa memberikan senyumku pada orang yang kusayang itu.
*
Keesokkan paginya, pukul 07.00 Ryutaro dan Yamada oppa sudah ada di ruang tamu. Yamada oppa dan Zahra akan mengantarkan kami ke bandara.
“Ohayou gozaimasu” sapaku dan Zahra
“Ohayou gozaimasu” balas Ryu dan oppa
“Sudah siap?” tanya Ryu
“Unn. Ikou!”
“Paspor sudah dibawa kan? Jangan sampai ketinggalan. Barang-barang yang akan dibawa nggak ada yang ketinggalankan? Keitai? Sudah dibawa kan? Nanti kalau lapar, makan ya, jangan ditunda-tunda, nanti bisa mag” tanya oppa bertubi-tubi
Mimic wajahku yang tadinya girang, karena akan berangkat ke Korea, sekarang menjadi seperti à ¬_¬ .
“Sudah. Iya. Iya. Oke. Aku tahu. Aku bukan anak kecil lagi oppa” kataku malas mendengar ocehan oppa yang protektif.
“Pokoknya disana jangan macam-macam ya. Jaga diri baik-baik. Jangan jajan sembarangan.”
“Kenapa nggak sekalian gantungin botol minum di leherku oppa?” tanyaku sebal
“Kau kan bukan anak TK lagi.”
“Hzzzzz-____-. Oppa, aku akan baik-baik saja. Oke?! Ikou Ryu. Kita berangkat sekarang”
Zahra yang melihat tingkah pacarnya terhadap adiknya ini hanya bisa geleng-geleng heran. Zahra belum merasakan betapa protektifnya oppa.
Lihat saja nanti. Hahahahaha*devil lugh* batinku
“Eiitzzz.. jangan lupa! Nanti kalian akan jadi babysitter lho. 4 anak sekaligus. Ha-ha-ha-ha” kataku lalu tertawa jahat.
“Kelak, kami juga akan punya anak 4. kami pasti kami bisa. Tenang saja” jawab oppa.
Terlihat mimic shock di wajah Zahra. Mungkin dengan maksud ‘hah? 4? Buju. Yang ngelahirin yang repot atuh. Buat si gampang-_- pake banget malah
“Sabar eaa” kataku pada Zahra
“Ganbarimasu!” kata Zahra lemas
Aku hanya terkikik.
“Nah, ikou. Kobayashi sensei pasti marah kalau kita telat” kata Ryu lalu menggandengku.
Kamipun berangkat ke bandara.
Sesampainya di bandara, kami belum bertemu Kobayashi sensei. Padahal kami janjian bertemu di terminal B.
Ketika aku mencari sosok Kobayashi sensei, aku malah menemukan sosok Lee sung Hyun. Dan di belakangnya ada Kang Dae Sung, Choi Seung Hyun,  Kwon Ji Yong, dan yang paling ditunggu-tunggu adalah.. Dong Young Bae.
Aku memanggil Zahra dan langsung menggeretnya ke dekat kelima orang yang kami idolakan itu, BIG BANG.
Entah mimpi apa semalam aku bisa bertemu dengan mereka. Kami meminta foto bareng dengan mereka. Dan ternyata mereka mau. Asliiii.. gak ada sombong-sombongnya mereka.
“Waah, kyeongdae” kata SeungRi saat melihat senyum Zahra.
“Eh? Really? Kyaaa”
“Iya, beneran kok.”
“Bolehkah aku memelukmu?” tanya Zahra takut-takut.
Luckyly..
Zahra dipeluk oleh SeungRi. Bukan Zahra yang memeluk SeungRi. Betapa girangnya Zahra. Wajahnya merona bahagia. Oppa datang ketika Zahra dan SeungRi berpelukan.
“SeungRi oppa. Perkenalkan, ini pacarku Yamada Ryosuke” kata Zahra memperkenalkan oppa pada SeungRi
“Yaaah, kukira masih single. Yasudah. SeungRi desu. Bangapsumnida” kata SeungRi
“Bangapsumnida” balas oppa.
Wajahnya nampak tak suka Zahra berdekatan dengan lelaki lain. Protektif untuk Zahra nampaknya mulai aktif.
Sedangkan aku masih memberanikan diri untuk memberikan kalung yang aku buat waktu itu bersama Dai-chan.
“Taeyang oppa” panggilku takut-takut
“Ne?” tanya Taeyang lalu tersenyum
“Aku punya sesuatu untukmu. Ini buatanku sendiri.” Kataku lalu mengeluarkan sebuah kalung dari tas kecilku, kemudian ku berikan padanya.
“Yeppo” katanya mengomentari
“Mianhanida kalau jelek. Itu kalung buatanku pertama kalinya. Jangan lihat dari harganya. Kalung itu memang tidak ada apa-apanya disbanding hadiah-hadiah lain dari para VIP yang lain, tapi, aku ingin taeyang oppa melihatnya dari sisi lain. Ketulusan dan ketekunanlah yang sudah ku salurkan ke dalam kalung itu. Ketulusan dan ketekunan saat aku membuatnya”
“Waa.. kamsahamnida. Aku sangat menghargai ini. Terimakasih. Ini sangat berarti bagi ku. Terimakasih banyak” kata Taeyang oppa lalu memelukku.
KYAAA MIMPI APA GUA SEMALEM? BISA DI PELUK TAEYANG!! DIPELUK SAUDARA SAUDARA!! Batinku girang.
“Kayak pernah lihat..” celetuk GD saat melihat Ryutaro dan Yamada oppa.
Lau ia kembali membuka majalah.
“Ahh! Kau ini kan?!” kata GD sambil menunjuk artikel Hey! Say! JUMP disebuah majalah yang ia bawa dari Korea.
“Waah, hajimemashite” kata GD ramah.
“Ne. hajimemashite” balas oppa dan Ryu.
“Ryutaro! Uci! Kalian kenapa malah disitu? Ayo! Nanti kita tertinggal” Teriak Kobayashi sensei lalu menghampiri kami.
“Unn. Gomene sensei. Hah, G-Dragon oppa, Taeyang oppa, TOP oppa, Daesung oppa, SeungRi oppa. Kami pamit dulu. Kami mau pergi ke tempat asal kalian dulu, Korea. Annyeong” kataku.
“Waah.. have a good day kyeongdae” kata Taeyang sambil melambaikan tangannya.
“Ok. Kamsahamnida. Anayeong” kataku sambil melambaikan tangan pada mereka, para member BIG BANG, dan tentu saja Yamada oppa dan Zahra (tersuyungs).
Kamipun berangkat ke Korea..
Ketika di pesawat…
Aku masih senyam-senyum sendri mengingat kejadian di bandara tadi.
Ryutaro nampak tak senang, tapi ia mencoba mengertiku. Ia tahu aku adalah fan Taeyang. Aku senang sekali ia bisa mengerti aku.
“Bagaimana? Kalungnya udah dikasihin sama Taeyang?” tanya Ryu
“Sudah. Awalnya aku takut untuk memberikannya. Tapi ternyata dia mau menerimanya. Nah, kamu, jangan sombong ya sama para fan mu. Oke? Para fan juga pasti akan bangga sama sang idola kalau sang idola mereka nggak sombong dan punya prestasi” kataku sok menggurui
“Nggak akan. Aku sayang terhadap para fansu ku. Apalagi fansu ku itu adalah pacarku sendiri. Pasti akan ku hormati dan tentu saja akan kusayangi” kata Ryu lalu menggenggam tanganku sambil tersenyum hangat.

#Zahra’s Po.V

“Zah! Zahraaa! Cepet sini!” panggil Ucik tiba-tiba.
“Ha? Ada apa?” tanyaku spontan
“Hzzz.. sini nggak usah kebanyakan tanya” kata Ucik lalu menggeretku ke dekat 5 orang asal Korea.
Dheg..
BIG BANG? BIG BANG? AAAAA~ SeungRi!!!! Batinku

Ucik memberanikan mengajak foto bareng. Dan akhirnya kami bisa foto bersama. Satu-satu pula!

“Waah, kyeongdae” kata SeungRi saat melihat senyumku
Aku dibilang kyongdae? Kyaaaaa>.< batinku tak percaya.
“Eh? Really? Kyaaa” tanyaku tak percaya
“Iya, beneran kok.” jawabnya
“Bolehkah aku memelukmu?” tanyaku takut-takut.
Lucky me..
Aku dipeluk oleh SeungRi.
Betapa senangnya aku. Ternyata Ryosuke-kun datang ketika kami berpelukan.
Akupun memperkenalkan Ryosuke-kun
“SeungRi oppa. Perkenalkan, ini pacarku Yamada Ryosuke” kataku memperkenalkan oppa pada SeungRi
“Yaaah, kukira masih single. Yasudah. SeungRi desu. Bangapsumnida” kata SeungRi
“Bangapsumnida” balas Ryosuke-kun datar tetapi tetap sopan.
“Kayak pernah lihat..” celetuk GD saat melihat Ryutaro dan Yamada oppa.
Lau ia kembali membuka majalah.
“Ahh! Kau ini kan?!” kata GD sambil menunjuk artikel Hey! Say! JUMP disebuah majalah yang ia bawa dari Korea.
“Waah, hajimemashite” kata GD ramah.
“Ne. hajimemashite” balas Ryosuke-kun dan Ryu.
“Ryutaro! Uci! Kalian kenapa malah disitu? Ayo! Nanti kita tertinggal” Teriak seseorang lalu menghampiri Ryutaro dan Ucik.
“Unn. Gomene sensei. Hah, G-Dragon oppa, Taeyang oppa, TOP oppa, Daesung oppa, SeungRi oppa. Kami pamit dulu. Kami mau pergi ke tempat asal kalian dulu, Korea. Annyeong” kata Ucik.
“Waah.. have a good day kyeongdae” kata Taeyang sambil melambaikan tangannya.
Waa.. Ucik dibilang kyeongdae sama Tae!!! batinku
“Ok. Kamsahamnida. Anayeong” balas Ucik sambil melambaikan tangan pada para member BIG BANG, dan tentu saja Ryosuke-kun dan aku
Merekapun berangkat ke Korea..
Sebenarnya aku maih ingin bersama para member BIG BANG, akan tetapi aku tau mereka sangat sibuk, dan juga karena manager mereka sudah ceramah mengingatkan waktu dengan bahasa korea yang tentu saja nggak aku mengerti.

Aku dan Ryosuke-kun pergi sarapan.
Aku masih terbawa suasana senang karena bertemu sang idola.
Saat sarapan aku berceriata pada Ryosuke-kun
“Kyyaa.. Ryosuke-kun!! Pagi ini aku sangat senang sekali bisa bertemu SeungRi! Sudah lama aku ingin bertemu dengannya secara langsung tapi selalu tak ada kesempatan.hahah beruntungnya hari ini” kataku
“Iya. Kau memang sangat beruntung. Sudah bertemu dengan sang idola, jadian pula! Terus ketemu lagi sama idola yang satunya. Bahagia banget ya jadi kamu” jawab Ryosuke-kun
“Waaah. Kalau dipikir-pikir lagi ya emang kayak gitu.hehe SeungRi itu gantenggg banget ya? Yang bisa jadi pacarnya pasti beruntung banget”
Ryosuke-kun tetap makan sarapannya tanpa menggubris perkataanku.
“Ryosuke-kunn!!! Iya kan SeungRi ganteng kan? Udah ganteng, macho, suaranya bagus, style nya juga bagus. Aaahh.. beruntung banget dah yang jadi pacarnya!!” pujiku.
“Terus kamu pingin jadi ceweknya nggak?” tanya Ryosuke-kun tiba-tiba
“Pingin. Pingin banget malahan” jawabku membara
Ryosuke-kun berhenti makan. Ia meletakkan sumpitnya.
“Aku sudah selesai. Ayo kita ke toko buku” kata Ryosuke-kun datar
“Eh? Tapi sarapannya kan belum habis. Habiskan dulu saja”
“Udah kenyang”
“Okee. Baiklah” kataku menurutinya.
Tumben amat makannya sedikit. Biasanya seabrek. Batinku heran
Ketika dimobilpun, aku juga bercerita tentang SeungRi.
“Aku puter BIG BANG boleh?”
“Unn. Boleh”
Lalu kuputar Tonight.. lalu kuputar ‘what can I do’.
“Nah, SeungRi tuh pas dim v what can I do ganteng banget. Kelihatan lebih dewasa gitu. Jealous sebenernya liat mv ini. Ada mbak-mbak model mv ini yang pegang-pegang kepalanya, jarak wajahnya antara SeungRi sama mbak-mbak modelnya juga deket banget. Iriiiii” celotehku.
CITT…
Suara mobil direm.
“Oke.. kita sampai. Ikou!” kata Ryosuke-kun begitu sampai toko buku.
“Unn~”
Kami pergi mencari buku cerita anak-anak. Kami siapkan untuk anak-anak yang kami asuh nanti siang.
“Hmm.. kayaknya ini bagus” kata Ryosuke-kun sambil mengambil buku cerita bergambar Peter Pan.
“Iya. Bagus” jawabku menyetujui
“Cerita ini bisa meningkatkan kemampuan berimajinasi anak. Nah, buku pilihan mu yang mana?” tanya Ryosuke-kun
“Hmm.. yang mana yaa” kataku sambil mencari-cari buku yang cocok.
Tak sengaja aku melihat ke bagian majalah.
“KYaaa.. BIG BANG!!! BIG BANG JADI COVER” jeritku girang lalu mengambil majalah itu.
SEUNGRI GANTENG BANGEETTT IHHH!!!! Batinku ketika mencermati cover majalah itu.
Ku perlihatkan majalah itu pada Ryosuke-kun.
“Kyaa.. Ryosuke-kun! Lihat ini! SeungRi ganteng banget!!!”
“Iya. Tampan sekali. Verry verry tampan banget sekali” kata Ryosuke-kun
“Waa.. maacih! SeungRi memang tampan” jawabku sambil mengelus-elus cover majalah itu.
Kulihat. Di tangan Ryosuke-kun sudah ada buku cerita bergambar Princess Cinderella. Tepat sekali pilihannya. Karena yang akan kami asuh nanti juga ada anak perempuan.
“Waaah. Sudah nemu buku yang pas ya” tambahku
“Unn. Sudah. Habisnya kau memikirkan SeungRi terus” jawab Ryosuke-kun datar.
“Hehe.. iya. Habisnya SeungRi kan..”
Belum sempat aku mengucapkan kalimat, perkataanku dipotong Ryosuke-kun.
“Tidak cukupkah hanya aku yang ada di otak dan fikiranmu?” kata Ryosuke-kun tajam dan terkesan sakit hati. Lalu pergi ke bagian kasir.
DHEGG..
Aku jadi merasa bersalah. Benar. Aku salah. Ryosuke-kun lah pacarku, bukan SeungRi.
Tubuhku menjadi lemas mendengar pernyataan Ryosuke-kun barusan.
Gomennasai. Aku harus minta maaf. Aku sudah berbuat keterlaluan. Bisa-bisanya nggak memikirkan perasan Ryosuke-kun. Baka! batinku.
Aku mengejarnya ke kasir. Majalah ku tinggalkan begitu saja di tempat buku cerita anak.
“Ryosuke-kun.. aku tak bermaksud seperti itu” kataku pada Ryosuke-kun ketika ia sedang membayar buku yang kami beli.
Ia tak menggubrisku. Ia tetap jalan begitu saja melewatiku.
“Ryosuke-kun..” panggilku
Ia tetap jalan.
Sua kali, tiga kali, ia tak berhenti. Sampai empat kali aku memanggilnya.
“RYOSUKE-KUN!”
Baru ia berhenti dan berbalik arah menghampiriku.
“Nanni? Kita harus menjemput Kei dan Kato” kata Ryosuke-kun lalu menggandeng ku.
“Apa kamu marah sama aku?” tanyaku. Tak ada jawaban. Kutanya sekali lagi.
“Ryosuke-kun, kamu marah sama aku?” tanyaku lagi. Dan yang benar saja. Masih tak ada jawaban.
Lalu aku melepaskan gendengannya, menghempaskan.
Baru ia menoleh padaku.
“Kamu marah sama aku?” tanyaku ulang.
“Mungkin” jawabnya singkat lalu masuk mobil.
Aku pun bergegas masuk mobil.
Ketika perjalanan, aku meminta maaf padanya berkali-kali.
“Ryosuke-kun. Maafkan aku”
“Apa?” tanya Ryosuke-kun pura-pura tak mendengar
“Ryosuke-kun, gomennasai. Maafkan aku, aku memang sudah keterlaluan nggak mikirin perasaan Ryosuke-kun. Gomennasai” kataku hamper menangis.
“Jangan menangis. Kita harus terlihat ceria didepan anak-anak.”kata Ryosuke-kun dingin tanpa melihat kearahku.
Aku tahu, ia memang sedang menyetir. Tapi sampai seperti itukah ia marah terhadapku?batinku
Akhirnya kami sampai ke TK tempat Kei dan Kato tanpa ada pembicaraan lagi. Selama perjalanan kami tidak mengobrol sama sekali setelah Ryosuke-kun bilang ‘jangan menangis’.
Begitu turun dari mobil, ternyata Kei dan Kato sudah menunggu kami.
“Zahranee!!!!” teriak senang Kei-chan saat melihatku. Ia langsung lari menghampiriku.
“Aaa.. Kei-chan. Gomen sudah membuat menunggu” balasku sambil mengelus-elus puncak kepalanya.
“Unn. Daijoubu. Tadi aku sama Kato-chan juga main sebentar kok” jawab Kei-chan ceria.
“Ohiya, Kato-chan mana?” tanyaku.
“Itu sama Yamanii” jawab Kei-chan sambil menunjuk ke arah Kato-chan yang sedang digandeng Ryosuke-kun.
“Eh? Sejak kapan Ryosuke-kun ke sana jemput Kato-chan?” celetukku
“Hmm.. tadi pas neechan turun, niichan juga turunkan, nah, kalo neechan kan nungguin aku yang nyamperin neechan kan, kalo niichan yang nyamperin Kato-chan” jawab Kei-chan.
“Unn.. sou ka~” kataku
“Kei-chan, Kato-chan, sekarang kalian mau kemana?” tanya Ryosuke-kun begitu berdiri disamping Kei-chan.
“Bagaimana kalau ke taman” usulku.
“Enggak ah. Malas. Kira-kira enaknya sekarang kemana ya Kei-chan? Kato-chan?” tanya Ryosuke-kun
“Kayaknya enak ke taman aja deh niichan” jawab Kato-chan lalu diikuti persetujuan Kei-chan dengan anggukkan.
Taman ya? Yasudah. Apasih yang ngak buat kedua otouto ku ini” kata Ryosuke-kun sambil mengacak-acak rambut Kei-chan dan Kato-chan lembut.
JEGARRRR..
Petir-petir seolah berada di dekatku. Adrenalinku memuncak. Ryosuke-kun mulai mengujiku. Akan kubuktikan, aku bisa membuatnya seperti dulu. Akan kubuat ia memaafkanku. Aku tak tahan diperlakukan seperti ini.
Kamipun berangkat ke taman…
Sesampainya di taman, anak-anak langsung bermain jungkat-jungkit. Betapa senangnya mimic wajah mereka bisa bermain seperti itu. Aku dan Ryosuke-kun duduk di bangku taman. Menunggu anak-anak iu sampai letih bermain lalu baru kami ajak untuk pulang.
“Mau kemana?” tanya ku spontan saat Ryosuke-kun beranjak dari bangku taman
“Kesana” jawabnya sambil menunjuk kea rah anak-anak dengan dagu lalu ngeloyor meninggalkan ku.
“Yosh! Ganbarimasu Zahraaaa!” kataku menyemangati diri sendiri.
Kulihat ada seorang pemandu wisata yang memegang toa.
CLING..
Aku dapat ide.
Aku langsung meminjam toa itu pada pemandu wiasta itu. Setelah mendapatkan toa itu, aku mengucir paniku. Jadilah poni berbentuk pohon kelapa. Kulepas jaketku, ku ikatkan pada pinggulku. Sentuhan terakhir, aku menggulung celana jeans sebelah kiri sampai dengkul. Lalu, dengan semangat membara, aku naik ke bangku taman. Lalu berteriak dengan toa yang ku pinjam dari pemandu wisata tadi.
“RYOSUKE-KUN!!! GOMENNASAI! AKU TAK BERMAKSUD SEPERTI ITU! AISHITERU YOOOO RYOSUKE-KUN! AISHITERUUU!!!!! RYOSUKE-KUN PALING KAKKOI!!!! DAN YANG TERPENTING MINNA-SAN.. RYOSUKE-KUN ITU ADALAH ORANG YANG PALING AKU SAYANG! RYOSUKE-KUN.. MAAFKAN AKUUUU” teriakku nggak santai dengan bantuan toa yang sukses membuat semua orang menatap ke arahku.
Kulihat Ryosuke-kun belum bereaksi.
“RYOSUKE-KUN, MAAFKAN AKY YANG TELAH BERBUAT BODOH INI. AKU MEMANG ORANG YANG GILA . MAAFKAN AKU BELUM BISA MENGERTI CEPAT APA PERASAAN RYOSUKE-KUN. KIMI GA SUBETE! RYOSUKE-KUN JANGAN MARAH SAMA AKU LAGI YA??” tambahku.
Tetap tak ada reaksi.
Sekarang aku menatap kebawah, ke tanah. Meratapi nasib. Aku sudah berbuat gila seperti ini, tapi juga belum di maafkan.
Loh? Kok ada sepatu disitu?batinku saat samara-samar melihat sepatu Ryosuke-kun.
“Bodoh.. siapa sih yang marah sama kamu?” kata Ryosuke-kun tiba-tiba.
“Eh?”
Aku langsung sedikit mendongak.
“Ryosuke kun nggak marah sama aku?” tanyaku girang
“Hmm.. awalnya memang marah. Tapi, aku sudah memaafkanmu sejak awal kok. Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu meminta maaf.” Jawab Ryosuke-kun sambil tersenyum manis
“lalu? Kenapa bersikap seperti tadi? Dingin sedingin es”
“Hanya acting. Heheh” jawab Ryosuke-kun sambil terkekeh pelan.
“NAKALLL!!!!!” kataku lalu melompat kedalam pelukkan Ryosuke-kun.
“Gomene.. ternyata wajahmu lucu juga kalu sedang keadaan seperti tadi. Kawaii” kata Yama sambil memeluk tubuhku yang mungil ini.
Lalu terasa pelukkan hangat dilutut kami.
Kei-chan dan Kato-chan.
“Kami juga mauuu” kata Kato-chan.
Aku dan Ryosuke-kun terkekeh. Lalu menyamakan tinggi tubuh kami dengan kedua anak TK ini. Dan kamipun berpelukkan.
It’s similar with happy family..
And I hope that’s will be come true^^
*
“Niichan, kita mau menjemput siapa sih?” tanya Kei-chan saat perjalanan menuju café tempat menjemput si kembar Mizuki.
“Anoo, adik kakak yang lain. Mereka juga kembar lho!” jawab Ryosuke-kun
“Kembar? Berarti nanti ada 4 anak kecil neechan?” tanay Kato-chan
“Unn~ benar. Tapi mereka sudah sedikit lebih besar dari kalian. Mereka kelas 2 sd.” Jawabku
“Waah, jadi kita nanti punya teman anak sd dong. Asikkk” kata Kato-chan
Lalu mereka, Kato dan Kei sibuk dengan pembicaraannya sendiri.
Sedangkan aku, masih senang karena Ryosuke-kun memaafkan aku. Dan terlebih, sekarang tangan kanannya menggenggam tangan kiriku. Hangat tangannya telah membuat hatiku menjadi hangat juga, karena kasih sayangnya….


Setelah menjemput si kembar Mizuki, aku mengajak mereka pulang ke rumah. Untuk makan siang. Ryosuke-kun dan aku akan memasak bersama untuk kami. Kami memasakkan mereka omelette.
“Sizuka-chan, Suzuki-chan, Kato-chan, dan Kei-chan tadaa ini dia omelette nya” kata Ryosuke-kun sambil memberikan ke-4 anak itu omelette.
“Kyaaa.. baunya enak. Nyamnyam. Itadakimasu!!” kata Sizuka-chan
Lalu mereka makan omelette itu dengan lahap.
“Nah, sekarang akan neechan buatkan pudding buah ya” kataku sambil menyiap-nyiapkan buah.
“Kubantu ya” kata Ryosuke-kun
“Unn~”
Saat aku mengeluarkan strawberry, Ryosuke-kun mencoba-coba untuk mengambilnya. .
“Eiitzz.. nggak boleh” larangku.
“Satuu sajaa” pinta Ryosuke-kun.
“Baiklah. Satu saja” kataku sambil mengambil satu strawberry dan siap-siap akan ku suapkan ke mulutnya.
Tapi tidak jadi. Aku hanya mengerjainya. Strawberry itu aku putar kesegala arah. Ia tetap mengikuti strawberry itu.
CLINGG..
Aku dapat ide.
Strawberry itu aku gigit. Ku kira ia tak akan memakan strawberry itu. Tapi..
“Itu lebih baik” kata Ryosuke-kun sebelum memegang pinggangku dengan kedua tangannya.
Lalu ia menggigit strawberry itu. Ektra air strawberry yang ia gigit, kini mengalir dibibirku. Dan perlahan, bibir Ryosuke-kun mulai menyentuh bibirku, perlahan ia mulai melumat bibirku dengan lembut. Aku meletakkan tanganku dilehernya. Aku juga membalas ciuman itu dengan lembut. Beberapa saat, kami konsentrasi dengan ciuman pertama kami ini.


#Author’s Po.V

Zahra dan Yama-chan nampak sedang saling melumat bibir. Ke-4 anak yang melihat kejadian itupun hanya bisa menganga melihatnya. Terlebih kedua anak TK itu.
“Eitzz.. kalian  masih kecil” kata Sizuka-chan lalu menutup mata kedua anak TK itu. Lalu Sizuka-chan melanjutkan menonton adegan itu dengan hikmat.

#Zahra’s Po.V

Ryosuke-kun masih melumat bibirku dengan lembut. Aku mereasakan kehangatan bibirnya dan juga lidahnya.
Setelah merasa cukup, kami sudahi ciuman pertama kami itu.
“Rasa strawberry” kata Ryosuke-kun lalu ia mengecup bibirku sekali lagi kemudian tersenyum menatapku.
Aku hanya bisa tersenyum.
Beginikah rasanya ciuman pertama? Begitu membara dan hangat.

“Kami enggak lihat apa-apa kok. Beneran kok” kata Sizuka-chan lalu mulai acting memakan omelette nya.
Aku dan Ryosuke hanya terkekeh.
“Hmm.. kalau begitu pudingnya nggak jadi aja ya?” goda Ryosuke-kun
“Aaaa!!! Nggak mau. Kami mau pudding!!!” protes mereka
“Hahaha. Ia iya. Akan kakak buatkan” jawab Ryosuke-kun
*
Setelah makan siang, anak-anak meminta pergi ke taman lagi. Kali ini mereka meminta pergi ke taman Ueno.
Sesampainya disana, aku terkagum-kagum melihat keindahan taman itu. Begitu cantik, asri, enak untuk dipandang.
“Baru pertama kali kesini ya?” tanya Ryosuke-kun tiba-tiba
“Unn. Iya. Aku hanya pernah melihat gambarnya saja. Dan ternyata aslinya lebih indah”
“Iya, memang seperti itu. Disini juga ada kebun binatangnya.”
“Eh? Sugoii.”
“Mau jalan-jalan ke kebun binatangnya? Ikou. Ayo anak-anak” kata Ryosuke-kun lalu menggandeng si kembar Mizuki. Sedangkan aku, menggandeng si kembar Matsumoto.
Ketika anak-anak melihat seekor panda sedang makan makan siangnya, mereka sangat antusias. Bahkan kami ditinggal begitu saja saking mereka terlalu antusias. Kini kami hanya berdua. Serasa berdua.
“Dasar anak-anak” eluhku
“Saki-chan” panggil Ryosuke-kun
“Nani?”
“Besok, kalau sakura-sakura disini sudah bermekaran semua, aki ingin disini. Bersamamu. Menikmati indahnya sakura di taman ini. Dan aku harap, cinta kita lebih indah daripada sakura-sakura yang sedang merekah” kata Ryosuke-kun lalu menggenggam tanganku ini.
Dheg..
Dadaku berdebar.. aku juga berharap seperti itu.
Akupun tersenyum padanya. Menunjukkan kedua lesung pipi ku.
“Asal bersamamu, aku sudah bahagia” jawabku.
Lalu Ryosuke-kun balas tersenyum, kemudia ia mengajakku ke tempat anak-anak.
Kamipun berfoto ber enam di depan kandang panda.
Kami sudah persis keluarga bahagia…

#Uci’s Po.V

Setelah sampai di Korea, kami langsung menuju rumah Kobayashi sensei. Sedikit jauh dari kota. 2 jam kami perjalanan memakai taxi.
“Appa!” kata seorang laki-laki, mungkin seumuran denganku. Ia lari menghampiri Kobayashi sensei lalu memeluknya.
“Appa! Sudah lama sekali appa tidak pulang” kata laki-laki itu.
“Yasung.. appa sangat merindukan Yesung. Mana ibu?” kata Kobayashi sensei lalu melepaskan pelukkannya.
Sebelum menjawab, anak Kobayashi sensei yang bernama Yesung itu menatapku dan Ryu, lalu kembali menatap appa nya.
“Ibu sedang memasak. Ibu ada di dapur” jawabnya.
“Ayah ingin bertemu eomma. Yesung, perkenalkan, mereka murid ayah.”
“Jeonun Uci imnida, Indonesia-eso waseoyo. Bangapsumnida” kataku memperkenalkan diri.
Lalu Ryu juga memperkenalkan diri.
“Ryutaro imnida, japan-eso waseoyo. Bangapsumnida”
“Yesung imnida, Park Ye Sung. Bangapsumnida” balas Yesung memperkenalkan diri
“Nah, ayo kita kedalam. Ngomong-ngomong, hari ini kamu nggak bersekolah?” tanya Kobayashi sensei pada anaknya.
Lalu terjadilah percakapan antara anak dan ayah yang sudah lama tak bertemu dengan menggunakan bahasa Korea. Tentu saja.
Setelah drama terjadi.
Keluarga kecil itu menangis saking kangennya nggak bertemu satu sama lain, aku dan Ryutaro hanya bisa diam saja tak mengerti apa-apa.
Lalu kamipun diperkenalkan dengan istri Kobayashi sensei.
Setelah itu kami disuguhi makanan ringan ala Korea. Kami juga jalan-jalan sekitar rumah.
Kami berkeliling kebun, dan sampai akhirnya, kami diantarkan Yesung ke sungai pasir putih di dekat jembatan.
“Nah, kalian boleh main-main dulu. Disini pemandangannya indah lho.” Kata Yesung.
“Hmm.. sepertinya memang begitu” jawab Ryutaro
“Kalau begitu, aku mau kembali kerumah membantu ibu menyiapkan makan siang. Uci, neodo yeppo”
“Eh? Wahaha gomawo ne” jawabku.
Ryutaro hanya diam tak mengerti apa-apa. Ia hanya bisa berbahasa korea saat perkenalan.
“Hahahah, annyeong” balas Yesung lalu pergi meninggalkan aku dan Ryu berdua.
Sejenak kami memang menikmati keindahan sungai ini. Tapi keadaan justru berubah jadi sedikit canggung. Saat mata kami bertemu, kami saling pandang. Wajah Ryu terlihat sangat lucu. Aku terkekeh.
“Kenapa tertawa?”
“Kawaii desu”
“Siapa?”
“Kamu. Hehehe” jawabku sambil terkekeh lalu melepas sepatu dan sedikit menekuk celana ku sampai atas dengkul.
“Mau ngapain?” tanya Ryu
“Cari ikan yuuk”  jawabku lalu turun ke sungai. Sungainya dangkal dan juga bersih. Sehingga ikan-ikan kecilpun terlihat.
Ryu pun ikut turun ke sungai. Ia juga mencari ikan. Sangat asik.
“Aku dapat!!!!” teriakku saat mendapatkan ikan cupang yang besarnya hanya setu kelingkingku.
“Waah. Mana? Mana?” Kata Ryu lalu menghampiriku.
“kore wa” kataku sambil menyerahkan ikan cupang yang kudapat.
“Waa.. kawaii” komentar Ryu saat melihat ikan cupang yang ku tangkap itu.
“Kayak yang nangkep.hahahah” celetukku.
Tiba-tiba Ryu melepaskan ikan itu kembali.
“Eeh? Kenapa dilepas? Aku kan susah payah nangkepnya!” kataku sebal.
Lalu Ryu berdiri lagi. Dan kini menatapku dalam-dalam..
Dheg..
Jantungku berdebar..
Aku menelan ludah..
Kini aku terbius tatapannya. Jatuh dalam tatapannya yang begitu mendalam..
Tangan kanannya mendarat di leherku.
Lalu dengan suara bassnya, ia berkata..
“Tidak perlu susah payah untuk menangkapku, karena aku sudah terperangkap oleh jeratan cintamu” kata Ryu lalu mengecup bibirku.
Aku terkekeh.
“Majide?” tanyaku sok bodoh
“Ini buktinya” kata Ryu lalu melumat bibirku perlahan..
Aku tak menolak.. bahkan aku membalas ciuman ini. Aku merasakan kehangatan tangannya yang masih menempel di leherku. Kehangatan bibir Ryutaro menjalar keseluruh tubuhku.
Kami menikmati ciuman ini.
Ciuman yang benar-benar hanya kami berdua yang menikmati. Hembusan angin, air yang mengalir, serta ikan-ikan kecillah yang menjadi saksi.
“Sekarang, apa kamu percaya?” tanya Ryu setelah kami selesai berciuman.
“Sangat.. sangat percaya” jawabku lalu mencipratkan air ke arah Ryu. Kemudian kami saling mencipratkan air. Sejenak, kami memang berada di dunia yang kami rasa memang milik berdua, tapi kemudian kami seperti kembali ke masa kana-kanak sejenak.
Baju kamipun jadi basah.
“Heyy.. makanan sudah siiaapp!!” teriak Yesung dari kejauhan.
“Ehh? Baiklah!!” jawabku dan Ryu kompak.
Lalu kami saling tatap. Kemudian kami tertawa bersama.
Aku sangat menikmati hari ini.

Ketika sampai di rumah Kobayashi sensei, kami kena marah Kobayashi sensei.
“Kaliankan bukan anak kecil lagi! Sampai basah begitu. Cepat ganti!” bentak Kobayashi sensei.
Akhirnya kami ganti pakaian. Aku memakai baju anak perempuan Kobayashi sensei, kakaknya Yesung. Sedangkan Ryu mengenakan baju Yesung. Kebetulan postur tubuh mereka hamper sama.
“Naah, silakan dimakan” kata istri Kobayashi sensei mempersilakan kami makan
Ia memasakkan bullgogi. Makanan pedas yang berisi daging sapi.
Sebenarnya aku tidak begitu suka dengan makanan pedas. Tapi aku tetap memakannya sebagai tanda hormat. Sudah dimasakkan susah-susah, tapi tidak dimakan? Betapa gonduknya juka itu terjadi.
Setelah kami makan siang, kami diperbolehkan istirahat. Aku tidur dikamar kakak Yesung, sedangkan Ryu tidur di kamar Yesung. Nampaknya mereka mulai akrab.
2 jam kami beristirahat. Cukup menyegarkan tubuh.
Lalu kami diajak melihat proses pembuatan arak beras. Keluarga Park Joon ini memang pengusaha arak beras. Aku juga sempat mencoba membuatnya. Tapi ternyata susah.
Pukul 4 sore kami sudah harus pulang. Jam 6 kami sudah harus take off.
Kobayashi sensei tetap tinggal di Korea selama seminggu. Lalu ia akan kembali lagi ke Jepang untuk mengajar.
“Uci, arigatou gozaimasu. Kalau tidak ada kamu, sensei tak akan pernah pulang ke Korea. Terimakasih” kata Kobayashi sensei
“Doitashimemashite sensei”
“Nah, sekarang kalian pulang ya. Jangan sampa tertinggal pesawat” kata Kobayashi sensei mengingatkan.
“Unn. Terimakasih untuk hari ini. Sayonara” kata Ryu
Kamipun berpamitan..
“Annyeong!!!!” kataku sambil melambaikan tangan dari dalam taxi.
Beruntung, kami tak tertinggal pesawat. Kamipun pulang ke Jepang dengan selamat..
*
“HUAAAMM..NYAM NYAM NYAM” kataku saat terbangun dari tidurku karena berisiknya alarm.
Aku berjalan halaman. Mengambil Koran dan beberapa surat yang ada di kotak pos.
Aku hanya melihat gambarnya saja saat membaca Koran. Aku tidak bisa membaca kaligrafi jepang ini. Aku duduk di teras sambil meminum susu vanilanku. Aku mengecek satu-satu suratnya. Ketika ada namaku dan nama Zahra tercantum disebuah amplop, aku langsung mebukanya,
Mataku yang tadinya masih sangat susah untuk melek, kini dengan sendirinya terbelalak setelah melihat isi amplop itu. Bahkan aku sampai tersedak saat minum susu.
“UHUK.. BIG.. BIG SHOW CONCERT IN NAGOYA AT 04:00 PM”
“ZAHRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!”
Benar-benar kaget. Entah siapa yang mengirimkan tiket konser BIG BANG ini. Yang jelas aku sangat berterimakasih.
Akupun yang heboh langsung membangunkan Zahra.
Dan Zahra juga sama kegetnya denganku.
Terdengar suara dering keitai Zahra.
Ada satu pesan suara dan satu pesan text.
Dari siapa lagi kalau bukan oppa.
Pesan suaranya berbunyi: “Ohayou Saki-chan.. bangun. Sudah pagi.. apa tidurmu nyenyak?”
Nyenyak banget malah. Sampek kakinya kemana-mana.hoho batinku
Lalu pesan textnya berisi:
From       : Ryosuke-kun U
Ohayou.. sudah bangun kan? Tiketnya sudah sampai?

“HAAAH?! TIKETNYA DARI BANG YAMA! ARIGATOOOUUU!!!!!” teriakku lalu menelepon oppa dengan keitai Zahra.
“OPPA!!! TIKETNYA DARI BANG YAMA? ARIGATOOOUUU!!!!! HONTOU NI ARIGATOOOUUUUU NE!” kataku nggak santai.
“Unn. Douita. Tapi nanti kamu sama Ryu ya. Aku sama Saki-chan” jawab oppa dari seberang sana
“EH? BENERAN? ASIIIKKKK! NADO SARANGHAEYO OPPA!!!!!”
“Bilang sayang kalo ada maunya aja. Huuu. Apa itu?”
“Hehe. Kan oppa yang ngasih, aku nggak minta“ jawabku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.
“Yasudah. Mana Saki-chan? Mandi dulu sana” perintah oppa
“Unn. Iya iya.”jawabku malas
Aku baru akan merebahkan tubuh ke kasur…
Terdengar ocehan lagi.
“Mandi sekarang! Jangan tidur lagi!!” kata oppa
“HZZZZZ-___- OKE AKU MANDI SEKARANG. NIH ZAH! SILAKAN NGOBROL DENGAN PACARMU YANG CEREWET INI” kataku emosi lalu memberikan keitai pada Zahra dan langsung bergegas mandi.
*
Ketika sampai di tempat latihan JUMP aku mencium bau yang aneh. Bau orang yang akan pergi kencan.
“Yabu-kun mau kencan ya?” tanyaku pada Yubu-kun
“Eh?? Mau tahu saja!” jawab Yabu-kun sedikt salah tingkah
“ECEIYYYEEEEHHHHHH .. YABU-KUN SUDAH PUNYA PACAR NIH YEEHH”godaku dan Zahra.
“Ueeeh? Yabu punya pacar?” tanya Hikka lalu disusul dengan pertanyaan yang sama dari Inoo-kun, Dai-chan, Kei-chan, Yuto-chan, Chii.
“Waah selamat yaaa! Semoga langgeng ya Yabu-kun!” godaku lagi
“Sudah sudah.. aku pergi duluan ya. Sorejyamata!” kata Yabu-kun berpamitan.
“Semoga kencannya sukses yaaa!” kata Ryutaro, Hikka, Takaki-kun, oppa kompak.
“Belakangan Yabu-kun lebih ceria kan? Lebih wangi, lebih stylish.” Belum sempat mengakhiri kalimat, Zahra memotong kalimatku.
“Lebih dewasa” celetuk Zahra
“Kalo dewasa mah, Yabu-kun emang dewasa. Hmm,, jadi, bisa ditarik kesimpulan, Yabu-kun sedang jatuh cinta” kataku mengambil kesimpulan.
“Sok tahu” kata oppa
“Itu sudah terbukti. Kau buktinya!”
“Aku? Masa?”
“Tanya sama pacarmu dong. Malah nanya sama aku”
“Emang aku begitu ya Saki-chan”
Zahra mengangguk. Lalu oppa mengelus-elus dagunya seperti berfikir ‘memangnya iya? Perasaan aku dari duu juga begini deh’.
“Nah, ikou! Kita akan terlambat. Perjalanan ke Nagoya enggak 10 menit lho” kata Ryu pada oppa.
“Unn! Ayo berangkat”
“Minna, kami pergi dulu ya. Kalau rindu kami, telfon kami saja ya” kata Ryu sambil menggandengku
“Jangan kau apa-apakan anak orang itu Ryu!hahahahah” kata Takakti-kun
Tawapun menyeruak.
“Yasudah minna. Kami berangkat yaa” kata oppa.
Lalu kamipun berangkat ke Nagoya.
Beberapa jam duduk di jok mobil membuatku merasa cukup letih. Tapi tak apa, kalau bersama Ryu, rasa letih itu hilang, tumbuh sebagai semangat yang baru.
Ketika sampai di tempat konser, adrenalinku sebagai fangirl meningkat.
Kamiun menuju kursi VVIP.
Kali ini aku sangat berterimakasih pada oppa.
Konserpun dimulai..
Pertama panggung gelap, lalu kembang api menyeruak. Kemudian mncullah kelima member BIG BANG.
Lagu pertama yang mereka nyanyikan adalah Koe wo Kikashite.
Aku ikut bernyanyi. Berteriak sekencang-kencangnya menyebut nama Taeyang. Bahkan Ryu juga menikmati penampilan kelima lelaki asal Korea itu. Setelah Koe wo kikashite, mereka melakukan perkenalan. Lalu mereka melanjutkan peetunjukkan mereka.
Ditengah-tengah konser, mereka: GD, TOP, Taeyang, Daesung dan SeungRi turun ke barisan penonton. Masing-masing mereka menarik satu gadis ke atas panggung.
Kulihat GD, TOP, Daesung sudah naik ke atas panggung sembari menggandeng gadis.
“Kyaaa.. beruntungnya mereka” kataku
Lalu, tak disangka-sangka Zahra naik ke atas panggung bersama SeungRi.
“ZAHRAAAA! LUCKY YOU!”teriakku
“Heey. Kamu datang!” kata seorang tiba-tiba
Taeyang.. ia berdiri di depanku
Dan yang paling mengharukan lagi, kalung pemberianku ia kenakan sekarang.
“Kau juga beruntung! Ayo naik! Aku pinjam sebentar ya” kata Taeyang memnta izin pada Ryu
“Unn. Jangan diapa-apakan” pesan Ryu.
Kami terkekeh. Lalu aku naik ke atas panggung.

Dan musik High High menyeruak.
“LETS PARTY TONIGHT!!!” teriak GD.
Yang menyanyi memang hanya GD dan TOP, tapi semua member BIG BANG diatas panggung beserta kami, para penonton yang sangat beruntung.
Kami bernyanyi bersama, menari mengikuti irama ritme High High ini.
Sepintas, aku melihat wajah Yabu-kun dideretan kursi VVIP juga. Tapi mungkin aku hanya berimajinasi atau memng orang yang ku lihat itu sekedar mirip dengan Yabu-kun.
Mungkin hanya mirip batinku.
Lalu aku kembali lagi bersorak gembira diatas panggung BIG SHOW ini dengan para member BIG BANG dan juga ke-4 gadis beruntung lainnya.

Komentar

  1. Sugoii! Gawl banget Cik, gak sia-sia ngelemburnya B) kissunya manisss bangggettt. Two thumbs up, really nice this one;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer