ほしやろ (Hoshi Yarou) #1


Title                 : ほしやろ (Hoshi Yarou) #1
English Title    : Shining Star #1
Type                : Multichapter
Author             : Ichiko Michiko
Genre              : Cheer up story *genre macam apa itu?*, Romance
Cast                 : Uci Pradipta (OC), Lisa Morimoto (OC), Jin Akanishi, Koichi Domoto, Din Tegoshi (OC),  Ryutaro Morimoto, Yuma Nakayama, Jhonny Kitagawa dan segelintir figuran lainnya.



ほしやろ (Hoshi Yarou)
#Uci’s Po.V

Tepat pukul 10 malam aku terbangunkan oleh suara gemuruh kereta yang lewat. Tempat tinggalku memang pemukiman biasa yang dekat jalur rel kereta api lewat. Suara kereta yang gemuruh itu adalah alarm otomatisku untuk membangunkanku dimalam hari untuk bekerja. Street dancer. Sudah dua tahun kujalani profesi itu. Tiap dua minggu sekali, diadakan beatle dance yang merebutkan sejumlah uang, tiap dua minggu sekali juga aku harus memenangkan beatle dance itu. Kehidupan ekonomiku yang pas-pasan memaksaku untuk menjalani profesi ini. Awalnya aku memang hanya menganggap street dancer ini hanya sebagai sebuah pekerjaan, namun sekarang aku sadar, bahwa street dance sudah menjadi sebagian dari diriku yang tak dapat ku pisahkan.
Dua tahun lalu, ketika kelas 9, aku kabur dari rumah karena tak tahan dari siksaan adik ayahku yang mengincar perusahaan ayah saat ayah&ibu sudah meninggal. Dan akibatnya begini. Hidup di daerah sederhana dan ekonomi pas-pasan. Angin malam yang begitu dingin tak mematahkan semangatku untuk mencari sepeser yen untuk menghidupi diriku sendiri. Ku kenakan hoodie pemberian terakhir dari ayah untuk melindungiku dari sengatan angin malam yang menusuk tulang. Ku pakai sepatu kats merk nike yang harganya hamper 50.000 hasil kerja kerasku. Lalu, aku berangkat ke markas menggunakan skateboard bekas yang ku beli di toko loak.
Pergi di malam hari terkadang juga membawa berkah. Ketika ada perempuan yang sedang di ganggu pria-pria tak tahu diri, aku menolong perempuan itu dan di beri sedikit imbalan. Bahkan aku pernah diberi laptop baru oleh seorang perempuan yang ku tolong.
Aku yang sedang terburu-buru menuju markas dengan skateboard butut ini terpaksa berhenti ketika mendengar jeritan seorang perempuan.
“Kyaaaa.. tolong!!!!” teriak seorang perempuan
Kulihat ada dua orang yankee sedang memojokkan seorang gadis. Mungkin hanya berbeda 2 tahun lebih tua dariku. Aku segera mendekat tanpa menimbulkan suara.
Tatapan perempuan itu saat mengetahui aku ada di belakang kedua yankee itu seperti mengatakan ‘cepat tolong aku’. Lalu aku memberi kode ‘sstt.. diam’ dengan menempelkan telunjuk di bibir. Lalu perempuan itu menurut.
“Gadis cantik.. ayo kita pergi ke tempat karaoke” bujuk salah satu yankee bertubuh kekkar lalu mencolek dagu perempuan itu. Perempuan itu menepis nya.
“Berani ya kau! Kau ingin mati hah?” kata si yankee kerempeng sembari mengeluarkan sebuah pisau kecil.
“Kau ingin mati atau berikan seluruh harta yang kau miliki” ancam nya.
“Kau ingin kaya? Cari kerja yang benar!” kataku spontan.
Lalu kedua yankee itu berbalik badan dan siap menerjangku.
“Kau ingin mati juga? Jangan ikut campur!” kata si yankee bertubuh besar sambil mendekatiku.
“Tidak. Aku hanya ingin kalian pingsan” kataku lalu dengan sekuat tenaga ku pukul kepala yankee itu dengan skateboard ku. Lalu ku gandeng perempuan itu untuk berlari. Kami berlari ke tempat ramai, beruntung, ada pos polisi dekat situ. Para yankee itu jadi tak berani mengejar kami.
Kamipun mengambil nafas panjang setelah berhasil kabur.
“Hosh.. hoshh.. Arigatou. Hontouni arigatou” kata perempuan itu masih terengah-engah.
“Un. Douitashimaste” jawabku juga masih terengah-engah.
“Tadi itu sangat asik sekali. Kabur dari para yankee tak tahu diri..”
“Asik? Nyawamu hamper melayang kau bilang asik?” tanyaku sedikit menyolot
“Iya. Sangat asyik. Namamu siapa?”
“Uci. Uci Pradipta”
“Kalau begitu, terimakasih banyak Pradipta-san. Hajimemashite, atashiwa Lisa desu. Lisa Morimoto desu. Yoroshiku” kata perempuan bernama Lisa itu.
“Hh.. sempat-sempatnya berkenalan. Aku pergi dulu” kataku sinis dan langsung ngeloyor.
Sebelum pergi, aku diberi sebuah minuman berion darinya. Lumyanlah untuk mnggantikan ion-ion tubuhku yang hilang. Aku berlari menuju markas street dance.
Beruntung, beatle dance belum dimulai.
“Aku datang. Maaf terlambat” kataku setiba di markas.
“Beatle belum di mulai?” tambahku
“Beatle tak akan dimulai tanpa kehadiranmu hime” kata Kaito
“Hh.. bisa saja kau ini. Aku bukan hime. Aku hanya anggota biasa”
“By the way hime-chan, kita kedatangan tamu” tambah Minato
“Sudah kubilang aku bukan hime! Siapa tamu kita kali ini?”balasku sebal
“Kami memangilmu begitu karena kau yang paling jago disini. Ada dua tamu. Satu penantang dance beatle denganmu, yang satunya lagi, orang yang sangat ingin menjadi juri beatle dance kali ini” kata Minato
“Bukannya kau yang paling jago ya?”
“Tapi untuk ukuran perempuan kau sudah jago. Hah, jadi penantangmu kali ini D.A! dan jurinya J.A . itu sebutan mereka. Kau siap?”
“Tentu saja.”
Lalu aku dan D.A bersalaman terlebih dahulu. Kebiasaan grup kami sebelum memulai beatle dance. D.A orang yang sangat misterius. Ia tak menampakkan wajahnya. Ia menggunakan hoodie yang menutupi kepalanya dan masker untuk menutupi wajahnya. Begitu juga dengan J.A.
“And beatle.. begin!” kata orang bernama J.A itu. Lalu musik berkumandang. Kufikir, musiknya bergenre electro-pop seperti biasa, namun yang berkumandang justru INFINITY dari Hey! Say! JUMP.
Aku bergelidik. Tak menyangka bahwa lagu ini yang akan menjadi theme song beatle kali ini. Dan yang benar saja. Gerekannya juga mirip dengan dance ala Hey! Say! JUMP. aku mulai curiga. Seharusnya ini beatle dance, bukan dance cover. Tapi aku tetap memperhatikan dari setiap gerakkannya. Yang berbeda hanya sedikit gerakan yang lebih rumit.
Giliranku pun datang. Aku mulai menggerakkan tubuhku mengikuti irama. Aku juga mengcover sedikit dance infinity dan mengimprofisasi dengan robotdance ku. Musik pun berhenti. Sekarang giliran juri yang berbicara.
“Both! Seri! Sekarang kuberi tantangan. Siap tidak siap, kalian harus mengcover Shinku dari Hey! Say!JUMP” kata J.A dingin
Aku tak terima.
“Ini beatle dance! Bukan dance cover!” kataku dengan nada tinggi.
“Memang. Tapi terserah kalian. Kalau kalian kreatif, kalian bisa ubah koreografernya.”
“Tidak! Beatle dibubarkan! Aku tak mau!”
“Mudah sekali kau menyerah? Biar ku tunjukkan siapa aku yang sebenarnya” kata J.A lalu melepas maskernya.
Semua orang terbelalak tak percaya melihatnya.
“Jin.. Jin Akanishi..” kata Kaito tak percaya. Begitu juga yang lainnya.
“Hh.. untuk apa kau datang kesini?” tanyaku sinis
“Untuk menantangmu” kata D.A tiba-tiba lalu membuka juga maskernya.
Kali ini kami lebih kaget. Ternyata sosok di balik masker yang menantangku adalah seorang Koichi Damoto. Koichi Domoto adalah orang yang ku segani tapi juga ku idolakan karena ia punya skill dance yang bagus.
“Kami dengar, dari seorang yang bernaung di Jhonny’s Jimusho, ada seorang gadis yang punya skill yang bagus”
“Eh? Berarti ia artis? Dan pernah datang ke sini?” tanya Kaito dengan polosnya
“Benar. Dia salah satu anggota dari..” kata Jin Akanishi
“Jin.” Kata Koichi Domoto mengingatkan.
“Hmm.. intinya kami menantangmu. Kau tidak bisa ya memangnya?”
“Tentu saja bisa. Perhatikan baik-baik” jawabku dengan amarah yang tak menurun.
Aku tak tahu mengapa aku tiba-tiba jadi semarah ini. Amarah ini datangnya tiba-tiba. Aku jadi tak bisa berfikir jernih.
Musik pun diputar. Aku tidak mengcover semua gerakan di lagu Shinku ini. Hanya bagian awal dan ketika ‘love me, show me, tell me, tada’ saja. Selebihnya aku gabung dengan dance ‘ala uci’ yaitu robotdance dengan gerakan tarian tango. Entah mengapa, aku juga menyanyi. Padahal tidak ada menyanyi dalam tantangan. Saat menari aku juga menatap tajam Jin Akanishi dengan arti ‘ ku bunuh kau’.

#Author’s Po.V

Ia mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti irama. Dengan tarian tango yang ia gabung dengan robotdance nya sukses membuat Koichi Domoto geleng-geleng tak menyangka. Uci juga menatap tajam Jin yang juga sukses membuat Jin berfikir ‘Ini dia! Cocok sekali! You’re looks like a bad girl. And I’ll make your image as bad girl’.
Dance diakhiri dengan suicide gaya robot mati ke habisan baterai. Seluruh orang yang berada di markas sangat kagum melihat Uci. Dan tidak menyangka Uci akan melakukan dance seperti itu.

Jin dan Koichi memberikan ia applause.
“Mengesankan.. tapi satu hal, suaramu jelek” kata Jin
“Hh..” desah Uci kesal
“Aku tidak menyangka kau menggabungkan tango dengan gaya robotmu. Bagus sekali” puji Koichi
“Benarkah? waah terimakasih”
“Berjuang ya” kata koichi sebelum pergi meninggalkan markas.
#Uci’s Po.V

Tiba-tiba Jin Akanishi mendekat.. aku takut ia akan membunuhku.
 “Lusa. Di café lasta jam 4. Jangan lupa” bisik Jin lalu meninggalkan markas juga.
“Kyaaa.. selamat ya! Bagus sekali! Bahkan sampai dipuji Koichi-sama” kata Kaito
“Unn~ arigatou. Aku juga tak menyangka akan di puji” jawabku senang
“Kakkoi.. tango dance! Belajar dari mana kau?” kata Minato sambil menguyel-uyelku lalu di ikuti dengan lainnya.
“Hehe.. kau tau kan aku punya tetangga yang punya sanggar tango dance? Aku belajar darinya ketika 2 tahun lalu aku kabur. Dia lah yang memperkenalkanku pada dunia dance. Hehe”
“Waa.. asik ya.. pingin belajar dong. Bisa antarkan kami kesana?”
“Unn. Persis disebelah kanan rumahku kok”
“Kalau begitu, besok ketemu disana ya! Kami pulang dulu. Jyaaa”
“Jyaa..”
Saat mau pulang, aku baru tersadar bahwa skateboard ku tidak ada. Pasti sudah rusak terbelah dua karena ku pakai untuk memukul yankee tadi. Dan kenapa aku tak meminta ganti rugi pada Lisa? Baka!

#Lisa’s Po.V

Selesai sudah gladi bersih paduan suara kali ini. Sangat melelahkan.

“Fyuuhh.. hari ini melelahkan sekali bukan?” tanyaku pada Mariya
“Pergilah. Aku tak butuh teman sepertimu. Kau pembawa kesialan” jawab Mariya
“Iya! Gara-gara kau! Aku jadi tak dapat peran utama!” Tambah Hana
“Iya! Kau sangat mengganggu! Pergi sana!” dan juga Manaa
Semua orang mencemoohku. Aku tak tahu harus berbuat apa. Padahal aku sama sekali tak berbuat yang aneh-aneh. Semua mata memandangku dengan benci.
“Lisa-chan. Boleh sensei bicara sebentar?” kata Sensei
“Unn.” Jawabku sambil mengangguk
“Gomennasai Lisa-chan. Kamu tidak dapat bergabung lagi di sanggar paduan suara ini.” Kata sensei dengan nada penuh penyesalan.

DHEG..
Apa maksugnya? Aku dikeluarkan?batinku.

“Kenapa sensei? Apakah suara saya jelek? Apakah penampilan saya mengecewakan? Tolong jangan keluarkan saya dari sini sensei. Saya mohon” aku memohon pada sensei sampai aku menangis.
“Ile. Bukan begitu maksud sensei. Sebaiknya Lisa-chan keluar dari sini daripada batinmu tersiksa. Sensei sebenarnya tidak mau kamu keluar dari sanggar ini. Tapi sensei tidak mau murid sensei yang paling bagus karakter suaranya justru dijatuhkan oleh teman-temannya. Mengerti?” jelas sensei
“Unn. Baiklah. Aku mengerti. Arigatou sensei”
“Lisa-chan, sensei sangat sayang padamu.kelak, kau akan menjadi penyanyi yang sukses” kate sensei lalu memelukku.
“A.. arigatou sensei”

Dengan langkah gontai aku melangkah pulang. Tak disangka-sangka sesuatu yang mengejutkan menghampiriku.
 “Sumimasen. Kau yang namanya Lisa Morimoto?” tanya seseorang.
“Unn. Iya. Ada apa ya?” tanyaku sambil menghapus air mata yang meluncur di pipiku. Pandanganku masih kabur karena mataku masih sembab. Aku tidak bisa melihat lawan bicaraku dengan jelas
“Suaramu sangat bagus. Tadi aku melihat gladi bersihnya”
“Arigatou”
“Pasti saat pentas akan lebih bagus lagi”
“Mungkin. Tapi aku sudah keluar. Dikeluarkan”
“Kenapa bisa?”
“Banyak yang tak setuju dan iri”
“Kau memang pantas untuk di iri kan orang lain. Bergabunglah denganku” kata orang itu lalu memberikan secarik kartu nama padaku.
Jin Akani.... hah? Jin Akanishi?! Batinku
Aku mengusap-usap mataku. Berharap bisa melihat lebih jelas lagi.
“Jin Akanishi..” kataku tak percaya
“Unn. Ada seseorang yang memberitahuku. Orang yang bernaung di Johnny Jimusho mengatakan bahwa ada orang yang bernama Lisa Morimoto di sanggar ini yang punya suara yang bagus. Jadi, aku kesini untuk membuktikan. Dan ternyata memang benar” jelas Jin Akanishi.
“Kau pasti bercanda”
“Ile. Besok datanglah ke café lasta jam 4. kau akan bertemu teman baru mu” kata Jin Akanishi lalu langsung pergi begitu saja
“Teman baru? Hh.. “ kataku sinis.
Malam ini aku pulang sendiri. Sopir entah kemana tak menjemputku.
Jalanan sudah begitu sepi. Terang saja, karena sekarang sudah jam 10 malam lebih.
Baru pertama kalinya aku pulang sendiri malam-malam begini tanpa sopir. Awalnya memang sebal karena tidak dijemput. Tapi, hembusan angin malam dapat meredakan emosiku. Aku bisa merelaxkan fikiran sebentar.
Sejenak, aku memang bisa menenangkan diri sebentar. Namun bulu kudukku berdiri. Seperti ada yang mengikutiku. Lalu aku menoleh kebelakang. Ya. Benar. Ada 2 orang yankee yang mengikutiku.
Aku mempercepat jalanku. Kedua yankee itu juga mempercepat jalannya. Aku berlari, mereka juga berlari. Akhirnya mereka meyudutkanku.
“Mau apa kalian?! Jangan dekat-dekat! Atau aku akan teriak!” kataku takut-takut
“Hahahaha,. Tak akan ada yang mendengarmu. Teriaklah sekencang-kencangnya!hahahaha” kata yankee itu meremehkan.
“Kyaaaa.. tolong!!!!” teriakku sekencang-kencangnya!
Berhasil! Ada seseorang yang datang menghamiriku.
Tapi ia menyuruhku untuk diam dan berpura-pura tak melihatnya.
“Gadis cantik.. ayo kita pergi ke tempat karaoke” bujuk salah satu yankee bertubuh kekkar lalu mencolek daguku. Akupun itu menepis nya.
“Berani ya kau! Kau ingin mati hah?” kata si yankee kerempeng sembari mengeluarkan sebuah pisau kecil.
Aku menelan ludah.
“Kau ingin mati atau berikan seluruh harta yang kau miliki” ancam nya.
Astagaa! Selamatkan akuu!!! Batinku.
“Kau ingin kaya? Cari kerja yang benar!” kata gadis itu tiba-tiba.
Lalu kedua yankee itu berbalik badan dan siap menerjangnya.
“Kau ingin mati juga? Jangan ikut campur!” kata si yankee bertubuh besar sambil mendekatinya.
“Tidak. Aku hanya ingin kalian pingsan” kata gadis itu lalu dengan sekuat tenaga ia memukul kepala yankee itu dengan skateboardnya. Lalu gadis itu menggandeng tanganku untuk berlari. Kami berlari ke tempat ramai, beruntung, ada pos polisi dekat situ. Para yankee itu jadi tak berani mengejar kami.
Kamipun mengambil nafas panjang setelah berhasil kabur.
“Hosh.. hoshh.. Arigatou. Hontouni arigatou” kataku
“Un. Douitashimaste” jawabnya juga masih terengah-engah.
“Tadi itu sangat asik sekali. Kabur dari para yankee tak tahu diri..”
“Asik? Nyawamu hamper melayang kau bilang asik?” tanyanya sedikit menyolot
“Iya. Sangat asyik. Namamu siapa?” tanyaku
“Uci. Uci Pradipta”
“Kalau begitu, terimakasih banyak Pradipta-san. Hajimemashite, atashiwa Lisa desu. Lisa Morimoto desu. Yoroshiku” kataku memperkenalkan diri.
“Hh.. sempat-sempatnya berkenalan. Aku pergi dulu” katanya sinis dan langsung ngeloyor.
“Eitt!! Tunggu! Bawa ini. Sedikit akan mengembalikan tenagamu” kataku lalu melemparkan minuman berion yang kubeli tadi.
“Hahah.. arigatou” kata Uci berterimakasih
“Douita. Jyaaa!! Matashita”
Umm,, jadi namanya Uci ya. Hontou ni arigatou ne! batinku.


#Author’s Po.V

“Jin? Apakakh kau sudah gila?” tanya Johnny Kitagawa
“Tentu saja tidak. Kitagawa-sama, mohon difikirkan matang-matang proposal itu. Keduanya sama-sama berbakat. Yang satu punya skill dance yang bagus, dan yang satu punya karakter suara yang bagus. Jika mereka di gabungkan menjadi duo pasti akan sukses” bujuk Jin mempertahankan proposal yang ia buat.
Jin mengajukan sebuah girlband beranggotakan Lisa Morimoto dan Uci Pradipta di proposalnya itu.
“Tapi ini girlband.. girlband. Bukan boyband. Jika mereka boyband, pasti akan ku setujui”
“Berarti hanya karena mereka perempuan anda tidak menyetujuinya? Fikirkan, apabila mereka berbeda dengan yang lainnya, orang-orang pasti penasaran dengan mereka. Jika kita dapat membuat mereka berbeda dengan yang lain, pasti permintaan untuk mereka  tampil juga banyak, dengan syarat, penampilan mereka juga harus berbeda.”
“Hmm.. baiklah. Tapi banyak pertimbangan yang harus dilakukan”
“Benarkah? terimakasih.”
“Aku ingin mereka menjadi icon wanita ter-cute di jepang”
“Hontou ni sumimasen, tapi girlband ini sudah ku putuskan untuk memberi image bad girl. Aku bilang dengan syarat penampilan mereka berbeda. Cute sudah terlalu sering di pakai untuk image girlband. Aku ingin membuat sebuah gebrakan baru dengan memproduseri mereka. Bahkan Koichi-san juga setuju denganku.”
“KOICHI?”
*
“Eeeh? Kamu!!!” kata Lisa saat melihat orang yang dikenalkan Jin Akanishi adalah Uci.
Keduanya sama-sama kaget.
“Eh? Jadi kalian sudah saling kenal?” tanya Jin.
Lalu Lisa menceritakan bagaimana asal muasal mereka bisa saling kenal satu sama lain.
Jin terkekeh.
“Waah, hebat. Jadi kau seorang penyelamat ya” kata Jin pada Uci
“Begitulah” jawab singkat Uci.
“Kemarin, kita belum benar-benar berkenalan. Hajimemashite. Bokuwa Jin Akanishi desu. Yoroshiku” kata Jin memperkenalkan diri.
“Sou, Akanishi-san. Sebenarnya kau mengajak kami bergabung untuk apa?” tanya Lisa.
“Aku akan merekrut kalian menjadi girlband asuhanku”
“EEHH?” kata Uci dan Lisa bebarengan.
“Iya. Kalian akan menjadi girlband asuhanku. Dan juga telah disetujui orang ini” kata Jin.
Lau muncullah seorang Johnny Kitagawa.
Uci dan Lisa hanya bisa diam tak percaya.
“Jadi mereka? Wajah sudah lumayan manis, tapi tubuh mereka, membuat mereka  tidak laku dipasaran” kata Johnny Kitagwa begitu melihat Uci dan Lisa.
Uci naik pitam mendengar perkataan Johnny Kitagawa.
“Cih..” kata Uci
“Tunggu Kitagawa-sama, aku tidak akan menjual keseksian tubuh mereka. Tapi aku akan lebih menonjolkan prestasi mereka. Sebelumnya aku juga sudah berkata begitukan?” kata Jin
“Hmm.. kalau begitu, besok lusa, aku ingin melihat mereka membuktikan kwalitas mereka. Aku ingin mereka mengcovering dance Time dari Hey! Say! JUMP. mereka akan tampil di hall kantor, akan ku kumpulkan semua dan bebrapa akan ku minta sebagai komentator. Dan jika mereka bisa menarik hati anak-anak Jr maupun JStorm, akan ku debutkan mereka” jawab Johnny Kitagawa lalu pergi begiru saja.
“Kalian sudah dengarkan? Kalian harus membuktikan kwatitas kalian pada pria tua itu. Ganbarimasu!” kata Jin
“Kapan kita mulai latihan?” tanya Uci
“Tidak perlu. Kau kan sudah bisa gerakan dance” jawab Jin
“Tapi dia?” kata Uci sambil menunjuk Lisa.
“Benar. Aku sama sekali tidak bisa menari” kata Lisa lalu menunduk sedih.
“Tidak usah bersedih. Aku tahu orang yang bisa mengajarimu kilat” kata Jin lalu mengajak kedua gadis itu pergi ke sebuah tempat.

#Uci’s Po.V

Akanishi-san mengajak kami ke studio sebentar. Mencari Koichi Domoto.
Dan akhirnya kami bertemu dengan Koichi Domoto.
“Koichi-san” sapa Akanishi-san saat melihat Koichi-san dari kejauhan yang sedang mengobrol dengan seorang wanita.
“eeh. Jin..” balas Koichi Domoto.
Setelah kami mendekat dengan Koichi Domoto, Domoto berbicara pada wanita yang tadi mengobrol bersamanya.
“Din-chan, nanti kita lanjutkan lagi.”
“Ohh. Hai” jawab wanita itu lalu pergi menjauh.
“Sesuai janji Koichi-san” kata Akanishi-san mengawali pembicaraan
Lalu Koichi Domoto melihat ke arahku dan Lisa, lalu tersenyum.
“Berhasil ya? Hebat” puji Koichi Domoto
“Kalau begitu, mohon kerjasamanya” kata Akanisi-san sambil sedikit menunduk.
“Mohon kerja samanya juga. Kita belum benar-benar berkenalan kemarin. Hajimemashite, bokuwa Koichi desu. Yoroshiku”
“Hajimemashite. Atashiwa Uci desu.” jawabku
“Ya, aku sudah tau. Anatawa?” tanya Koichi-san kepada Lisa
“Ehhmm, Hajimemashite. Watashiwa Lisa desu. Yoroshiku” jawab Lisa.
“Kalau begitu, mari kita latihan. Ikou” kata Koichi-san mengajak kami ke lantai 3 tempat latihan dance.
Ketika sampai di ruangdance, wanita yang bersama Koichi-san tadi sudah berada di sana. Lalu Koichi-san memperkenalkannya pada kami. Namanya Din Tegoshi, adik seorang Yuya Tegoshi. Ia adalah asisten Koichi-san. Din-chan akan mengajarkan gerakan dasar, melenturkan badan agar tidak kaku, dan juga gerakan-gerakan di lagu yang berjudul ‘Time’ pada Lisa. Sedangkan aku, dilatih oleh Koichi-san.
Lisa sedang berjuang untuk melenturkan tubuh dan membiasakan diri untuk menari. Sedangkan aku, aku ditantang untuk melakukan handstand. Salah satu gerakan dasar breakdance. Tangan menyangga tubuh, sedangkan kaki diangkat keatas.
Sebelumnya aku pernah melakukan gerakan ini, tapi gagal total karena aku tidak bisa menahan berat tubuhku.
Koichi-san memberikanku contoh terlebih dahulu. Setelah aku mencoba untuk
 pertamakali, gagal. Kedua, gagal. Ketiga, gagal juga.
Keningku sudah dibanjiri peluh. Aku mengelapnya.
“Kau harus berhasil!” desak Koichi-san.
Aku menelan ludah. Berharap yang keempat ini berhasil.
“Satu, dua, tiga!” kata Koichi-san memberi aba-aba.
Hup!
Aku berhasil! Aku berhasil melakukan handstand.
“Yatta! Berhasil!” kata Koichi-san
Aku tersenyum. Lega, akhirnya bisa melakukan gerakan ini.
Kemudian aku melihat Lisa masih kaku dalam mengikuti gerakan Din-chan. Aku meminta izin pada Koichi-san untuk membantu Lisa. Ia memperbolehkannya.
“Sumimmasen. Lisa-chan. Tidak perlu kaku begitu. Ikuti saja irama musiknya.”
“Sedang kucoba. Ini sulit.”
“Tak terlalu sulit. Kamu hanya butuh mengikuti irama musik dan tak perlu canggung. Coba ikuti aku” kataku lalu mengajari Lisa-chan gerakan-gerakan simple. Ternyata ia bisa. Akhirnya Lisa-chan sedikit luwes. Aku bernafas lega.
“Sudah cukup untuk latihan dasarnya. Sekarang coba kalian mulai covering dance” perintah Koichi-san tegas.
“Hai” jawabku  dan Lisa-chan kompak.
Setelah mencoba covering dance pertama, kami mendapat banyak kritikan dari Koichi-san. Kritikannya membangun, kritikannya membuatku terpacu untuk melakukan gerakan yang lebih bagus.
Setelah melakukan diskusi dengan Lisa-chan, Din-chan, dan tentu saja dengan Koichi-san, aku dan Lisa-chanpun melakukan covering dance sekali lagi. Ada beberapa gerakan yang kami hilangkan dan beberapa gerakan yang kami tambah.
Hasilnya bagus. Koichi-san, dan Din-chan memuji kami. Sedangkan Akanishi-san justru berlatih lagi dengannya.
Latihan dance selesai dalam satu hari. Masih ada satu hari lagi untuk latihan vocal.
Kami duduk melingkar, aku, Lisa-chan, Akanishi-san, dan Din-chan. Koichi-san sudah pulang dan tugasnya ia berikan pada asistennya, Din-chan.
“Begini, aku akan membuat imej kalian menjadi badgirl. Tapi saat aku lihat tadi, mimic wajah kalian belum menunjukkan wajah badgirl. Terutama kau Lisa. Wajahmu terlihat seperti gadis baik-baik.”
“Wajahku memang seperti ini. Aku memang anak baik-baik” jawab Lisa-chan
“Setidaknya, tampilkan sedikit wajah nakal dalam perfom kalian besok. Ini. Aku berikan beberapa contoh penyanyi dan girlband dengan imej badgirl.” Kata Akanishi-san sambil memberikan dua buah cd.
Aku dan Lisa-chan menerimanya satu-satu.
“Tontonlah. Dan belajar mimic wajahnya. Dalam semalam, kalian harus bisa mengenakan tatatpan nakal. Besok, kalian harus sudah bisa. Berkumpul disini jam 10 pagi. Jangan terlambat”
Aku dan Lisa-chan hanya bisa diam saja. Mengangguk-angguk tanda setuju.
*
Keesokkan paginya, pertama-tama kami berlatih vocal. Dengan ilmu rapp yang sangat dangkal, aku memberanikan diri untuk mengubah sedikit bagian lagu menjadi rapp.
Setelah vocal selesai, kami berlatih mimic wajah bersama Akanishi-san.
Setelah kutunjukkan ia mengomentarinya.
“Sudah bagus. Tapi yang kuinginkan bukan yang seperti ini. Aku ingin tatapanmu seperti waktu kamu tango dance Shinku. Dan juga ditambah sedikit senyuman nakal. Seperti Ryosuke-san di video itu”
Kucoba lagi sambil covering dance.
“Lumayaaan. Nah, sekarang kamu Lisa. Coba tunjukan” kata Akanishi-san.
Lalu Lisa-chan mencobanya.
Berhasil.
“Line. Lumayan dari pada yang kemarin. Nah, sekarang kalian coba covering dance sekali lagi. Kalau sudah bagus, ini akan jadi latihan terakhir untuk pembuktian.
Kamipun mencoba..
Begitu selesai, Akanishi-san, Koichi-san dan juga Din-chan memberikan pujian untuk kami. Mereka juga bertepuk tangan.
“SUGOIIIIII!!!!!! KAKKOI DESU!” puji Akanishi-san sambil bertepuk tangan
“Hebat! Pasti kalian bisa melewati tantangan Kitagawa-sama.” Kata Koichi-san
Aku lega.. kami bisa melakukannya
“Ganbarimasu mina!” kata Din-chan menyemangati.
“Arigatou! Semoga kami berhasil!” jawabku dan Lisa bergantian.

Lalu hari yang ditunggu-tunggu datang..
Orang-orang berdatangan di hall kantor.
Kini, banyak orang yang tengah menunggu penampilan kami.
Ketika aku, Lisa-chan, Akanishi-san memasuki hall. Semua mata tertuju pada kami.
Sepintas, kulihat dari ekormataku, para member Hey! Say! JUMP, KinKiKids, KAT-TUN, NewS, Kanjani8, B.I.Shadow, dan Tackey hadir. Dan masih banyak orang yang hadir disana yang tidak ku kenali.
Ketika diatas panggung Nakajima Kento sebagai pembawa acara sudah mempersilakan kami naik panggung . Rasa demam panggung muncul.
Sebelum naik panggung, aku bicara sebentar dengan Akanishi-san.
“Bagaimana kalau kami tidak berhasil?” tanyaku
“Kalian pasti akan berhasil! Aku yakin itu. Begitupula kalian juga harus yakin dengan diri kalian sendiri. Yakinkan diri kalian bahwa kalian bisa melakukan ini. Melakukan yang terbaik.” Kata Akanishi-san
“Unn. Arigatou. Kami akan membuktikannya!” jawabku
“Percayalah pada kami bahwa kami bisa melakukan yang terbaik” kata Lisa
“Unn. Aku sudah mempercayai kalian. Nah, sekarang waktunya naik ke atas pentas. Ganbarimasu!” tambah Akanishi-san
Dengan kostum ala Jb yang diberikan Akanishi-san inu, aku memberanikan diri naik keatas panggung. Aku akan membuktikan pada seluruh orang, bahwa kwalitas lah yang akan membuat kami tenar, bukan karena gossip miring belaka dan album foto tak senonoh.
Teriakan kagum terdengar saat kami menaiki panggung. Kami sudah harus menggunakan imej badgirl ketika berada didepan banyak orang.
Lalu musik mulai berkumandang..
Sebelum intro,  kami melakukan TopRock, gerakan dasar breakdance, menyilangkan kaki kanan ke kiri maupun sebaliknya mengikuti ritme lagu. Barulah kami mulai covering dance.

(bareng)
Owari na kieien wo kanjiteta You & I
Sayonara mo betsuni
ii jan ii jan furi harau
(Lisa)
Aishiteru no kotoba mo
omoide no naka dake
Tokei no hari tometa
futari wa mou modoranai
(Aku)
Kokoro ga sawagu you na atsui kaze ni
sasoware ano hi futari dake no Party
(Lisa)
Asa hi ga noboru made katari akashita
mune ga odoru manatsu no umi de

Nan de kimochi wa hanaretemo
Ne, chotto ki ni natteru
ano hi ni wa mou kaerenai
betsu betsu no ashita ga yattekuru dake

(Bareng)
Owari na kieien wo kanjiteta You & I
Sayonara mo betsuni 
ii jan ii jan furi harau
(Lisa)
Aishiteru no kotoba mo
omoide no naka dake
Tokei no hari tometa
futari wa mou modoranai
 

            Pada bagian musik sebelum Ima Demo, pada bagian musik seperti jam, aku melakukan freeze, menahan gerakan dengan pose yang bagus selama beberapa detik, sedangkan Lisa melakukan Break Beat, gerakan patah-patah. Lalu aku mulai menyanyikan bagianku, rapp.
(Aku)
[rapp]
Ima demo nokoru ano kimi no kaori
Burimuki kitai hazure no every day
Jikan ga sugireba  wasurete iku yo
Mada sukoshi mune ga itamukai?
 
(Lisa)
Subete kakoni kaeta hazusa
Dakedo kesenu Memory 

Tsuyogari datta kimi tsurete
Tachi domaru kotona doari e nai kara

(Bareng)
kagiri na kieien wo shinjiteta You & I
Sayonara mo arisa   
Sou jan Sou jan se wo mukeru
Aishiteru no kotoba mo
omoide no naka dake
Tokei no hari tometa
futari wa mou modoranai 
(Lisa)
Yume no naka de miru kimi wa
Ima mo kirei dakedo
Boku wa mou dete iku kara
Karappu no mirai ni wa te wo dasanai

Selama jeda, aku melakukan handstand selama beberapa detik. Lalu kembali berdiri dan kembali covering dance.
Kudengar ‘Waaaahhh’ dari arah penonton. Lalu senyum nakalku muncul. Lebih nakal dari sebelumnya.


Itsu no hi ni ka guuzan
kono hiroi sora no shita
Aeru koto areba ii jan
ii jan tamerawazu
(bareng)
Ai wa soko ni nakutemo
Egao wa sokoni atte
Tokei no hari wa mata
Shizuka ni ugoki dasu you

Saat lagu hamper berakhir, kami melakukan suicide.
Lalu sorak sorai penonton menyeruak.
Kilat-kilat jepretanpun terjadi berkali-kali.
Kami sangat lega. Dapat tampil sebaik yang kami bisa.

Lalu Kento naik panggung lagi.
“Waaaa,, minnaa. Yang tadi itu benar-benar kerenn!!!!” kata Kento terkagum-kagum.
Banyak pujian yang kami terima. Tapi juga ada beberapa kritik. Kami menghargai orang-orang yang mengkritik kami.
Bahkan, Hey! Say! JUMP sendiri mengatakan bahwa kami ini keren. Dan mereka juga bangga pada kami, bangga mempunyai junior seperti kami.
Hamper seluruh orang yang mengatakan kami patut diperhitungkan. Tapi hanya enam orang yang mengatakan bahwa kami adalah girlband berkualitas. Jin Akanishi, Koichi Damoto, Tegoshi Yuya, Sakurai Sho, Takaki Yuya, dan tentu saja Johnny Kitagawa.
Perjuangan kami baru akan dimulai..
Perjuangan di dunia entertainment.
Kami akan mengeluarkan segala upaya kami agar kami bisa berdiri di dunia entertainment..
Dengan menonjolkan kwalitas kami. Bukan dengan berita miring.
Begitulah prioritas tim kami. Menonjolkan kwalitas yang membanggakan.


Komentar

  1. huuuaaaaaaahhhh~ suuggoooiii~ Atajjeeemmmm nga ngabayangin ini jadi kenyataan.

    BalasHapus
  2. waaa~
    *nganga*
    banyak adegan yg saia sendiri gak bisa bayangkan..
    kakek2 umur 70 apa 80 dateng ke cafe buat liat calon anak buah baru??
    dan berkumpulnya NEWS, HSJ, dll..
    sugoi da ne..
    hehehe..
    lanjutkan~ xP

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer