Occurrence in Korea #2





Hoaaaaammmmm!!
Aku keluar dari kamar.
“Hei KwangMin!! Tampaknya putri tidur udah bangun” YoungMin menyindir
“Suruh saja dia kesini!” kata KwangMin
Lalu YoungMin membawaku ke ruang tengah.
“Kamu kecape’an ya? Aku melihat tidurmu pulas banget” kata KwangMin
“Eeh? Tadi kamu melihatku?”
“hehe, maaf. Sebenernya niatku pengen bangunin kamu, tapi nggak tegaa” jelas KwangMin
“Oh gitu, brarti kalian udah lama banget dong nunggu akunya?”
“gapapa kok. Lagian kita kan bisa maen PS sama Komputermu dulu. Hehe” jawab YoungMin
“Sini ikut maen Chim !” ajak KwangMin
“Oke deh,” kataku nurut.
Saking seruya nge-game, sampe lupa nih kalo belom makan. Tiba-tiba perutku bunyi.
“Aku laper nih, sebentar ya aku ke dapur dulu,”
“Yaay” jawab mereka berdua.
# KwangMin and YoungMin POV
“Mumpung Chima ke dapur nih! Ayo kita susun rencananya” kata YoungMin
“Kitakan udah berhasil menghubungi Uci , sahabat Chima untuk dateng diacara ini. Nah, sekarang tinggal teknis laennya nih. Merancang surprise untuk dia” jawab KwangMin
“Gimana kalo kita suruh si Bibi ngikut juga ke acara ini? Bibi kan juga pengen makan itu. Nah, ntar kita bisa bilang kalo dia lagi belanja di swalayan! Gimana?”
“Bagusss” kata KwangMin
“Nah abis itu, kita langsung ajak dia ke resto itu! Disana aku akan merancang segala sesuatunya sama anak-anak Boyfriend. Jadi, nanti kamu semobil sama Chima, dan aku pergi dengan mobilmu. Bila dia menanyaiku, bilang saja aku pergi sebentar untuk menyelesaikan urusan.” Begitu ulasan idenya YoungMin.
“idemu hebat juga Young! Selepas itu, disana, aku juga akan langsung menyatakan perasaanku ke dia” tambah KwangMin
“Aku juga ingin,”
“Sama Uci tentunya? Haha”
“Iyaaaa so pasti” jawab YoungMin
# Chima POV
Sesampai di dapur, aku nggak ngeliat satu makanan pun. Aku heran, kenapa si Bibi juga belum masak? Gumamku. Aku mencari bibi dimana-mana, tapi nggak ada. Lalu aku kembali ke ruang tengah.
“Eeh kalian liat bibi nggak sih?” tanyaku
“ohh kamu nyari bibi! Tadi itu, Bibi tu bilang kalo dia mau belanja ke swalayan” kata YoungMin
“Pantesan aja didapur nggak ada makanan” terangku
“Oh iya! Aku kan punya janji sama kamu!” kata KwangMin tiba-tiba
“Iyaa benar! Kenapa bisa lupa?! Ayo cepat bawa aku ke resto itu!” kataku
“Ya ayoo!” ajak KwangMin
“Jangan khawatirkan bibi, Chim. Tadi aku udah bilang kok kalo kita mau pergi” jelas YoungMin.
“baguslah kalo gitu”
Aku, KwangMin, dan YoungMin langsung menuju ke resto itu. Akan tetapi kita nggak pergi satu mobil. YoungMin pake mobil KwangMin, dan aku dan KwangMin pake mobilku. Kata KwangMin, YoungMin ada urusan mendadak jadi nggak bisa bareng.
****
“Eh, daritadi kok kamu sama aku terus? Apa kamu nggak ada acara?” tanyaku
“Kebetulan lagi kosong. Jadi aku sama YoungMin pengen maen”
“Tapi setauku, Boyfriend kan...”
“Sssstt! Udah, yang penting kamu seneng hari ini,” kata KwangMin sambil menempelkan jari telunjuknya dibibirku.
“Uppsss, maaf ya, aku nggak sengaja” kata KwangMin
“Mmm.. iya gapapa,”
Beuh, kok jadi deg-degan ya? Hehe. (Apa aku suka sama dia? Gumamku)
“Hei? Ada apa? Kok ngelamun?” kata KwangMin yang membuatku kaget
“Enggak, enggak ada apa-apa kok...” jawabku.
Tiba-tiba mobil berhenti. KwangMin menatapku tajam sambil menggenggam erat tanganku. Dia semakin mendekat dan membiarkan tanganku memeluk dirinya. Lalu dia menciumku dengan penuh hasrat. Rambutku yang tadinya terkucir, jadi tergerai. Tiba-tiba....
TIIINNN! TIIINNNN!
Suara klakson itu menyadarkan kita berdua. KwangMin tampak canggung. Aku pun juga. Lalu kita duduk menjadi agak berjauhan. Lalu aku membenarkan kucir rambutku.
Taunya, itu adalah mobil KwangMin yang dibaw oleh YoungMin. Dia menghampiri kita berdua.
“Heh! Berhentinya lama amat sih, aku udah nunggu lama tau dibelakang!” protes YoungMin
“Iya deh maaf..” kata KwangMin minta maaf.
“Kalo mau berhenti agak dipinggirin sedikit dong! Untung ini bukan jalan besar!”
“udah udah. Jangan bertengkar. Mending sekarang maafan dengan berjabat tangan” kataku mencoba menengahi
“Nah, gini kan lebih baik”
YoungMin kembali ke mobilnya. Dia memberi syarat untuk duluan jalan. KwangMin membalasnya dengan membunyikan klakson.
“Terimakasih Chim”
“Gomawo KwangMin..”
****
“Nah, sudah sampai. Aku minta kamu menutup mata ya sampai aku menyuruhnya untuk membuka” kata KwangMin
“Baiklah” jawabku
Lalu KwangMin menempelkan tangannya ke mataku. Dia menuntunku masuk ke dalam resto itu.
“Sebentar ya.. kamu berdiri disini dulu. Aku akan kembali”
“tapi jangan lama-lama ya”
“aku janji,” kata dia
Aku tidak tau kalo tangan yang menempel dimataku adalah tangan Uci. Aku masih berfikir bahwa itu adalah tangan KwangMin. Dan pada saat dia mempersilahkan ku duduk, aku bertanya “Apa benar ini KwangMin?”
“Saat ini bukalah matamu. Maka kamu akan tau siapa aku”
Lalu orang itu melepaskan tangannya. Aku terharu. Ternyata dia adalah Uci. Langsung saja, aku memeluk sahabat yang aku sayangi itu untuk melepas kerinduan.
“Aku tau Chim..kamu pantas untuk menangis” kata Uci sambil mengelus pundakku.
“Bagaimana kau bisa kesini?” tanyaku
“YoungMin yang mengundangku. Dia membaca buku diarymu tentang aku.” Jelas dia
“Jadi mereka sengaja mempersiapkan segala sesuatunya?”
“Bisa dibilang begitu,”. “Oiya, aku dan bibi memasakkan Opor dan Ketupat kesukaanmu. Nanti dicicipin ya”
“Jadi bibi juga tidak ada di swalayan? Oh ya ampun...” kataku sambil melirik KwangMin.
“Aku juga yang menyuruh Uci untuk mengajari bibi masak Opor juga Ketupat” sela YoungMin
“Ya ampun, terimakasih banget YoungMin, juga KwangMin. Aku jadi terharu”.
“Ok, tunggu apa lagi? Ayo kita santap makanan nya!” ajak KwangMin
****
Suasana resto itu menjadi sangat ramai. Anak-anak Boyfriend dateng juga untuk memeriahkan suasana. Mereka nyayiin lagu You and I, sama Boyfriend.


Komentar

Postingan Populer